" Emh," Shani terbangun saat sinar mentari masuk kedalam kamarnya karena menembus dari sela sela gorden, " Jam berapa?" Shani melihat ke arah jam yang ternyata sudah pukul 07.00.
Shani sangat kelelahan semalam jadi mungkin karena itu ia bangun aga kesiangan, Shani mengambil botol minum nya dan meminum air hingga sisa setengah, " Ibu lagi apa ya," Shani turun dari kasur dan pergi ke keluar rumah.
" ibu," panggil Shani pada sang ibu yang tengah berbelanja sayur itu bersama ibu Persit lainnya, " Dek udah bangun," Shani mengangguk dan mendekati sang ibu, " Kamu mau makan apa? biar ibu belanja sekalian," Shani melihat lihat sayur pada pedagang sayur itu.
" apa aja Bu, Shani lagi ga pengen apa apa," Shani tertawa kecil kepada sang ibu, " Shani sudah besar ya sekarang Bu, padahal baru 2 tahun loh," ibu tersenyum, " iya Bu di kampung, Shani benar benar tumbuh baik," ibu ibu itu mengangguk dan tersenyum melihat Shani yang kini tumbuh menjadi remaja cantik.
" Selamat pagi ibu komandan," Sapa 2 orang prajurit yang tengah lari pagi mengelilingi kompleks, " pagi," sapa ibu balik, " IBU ITU AYAH," sorak Shani saat melihat truk TNI berjalan melewati blok mereka sepertinya akan berhenti ke lapangan yang berada di tengah kompleks.
" ibu aku mau ke ayah," ibu tersenyum dan mengelus kepala Shani, " nanti ayah pulang kok, takut ayah harus ke kantor dulu," Shani mengangguk.
" kamu mandi dulu sana masa sambut ayah bau kaya gini," ledek ibu, " ih ibu," ibu tertawa lalu Shani pun berlari ke rumah untuk segera mandi, ia mandi dengan sangat cepat karena tidak ingin ayahnya datang duluan.
" Ayah pulang," mendengar suara itu Shani langsung berlari ke luar kamar tanpa peduli rambutnya yang masih berantakan karena belum ia sisir, " AYAH," Shani berlari ke arah seorang pria paruh bayar tampak gagah menggendong tas besar miliknya.
" Anak ayah," Shani tertawa sambil memeluk erat Shani, " Kangen ayah," Shani menatap ayahnya itu, " ayah juga kangen putri kecil ayah ini," ayah menarik hidung Shani.
" mas udah sampai," Ibu tersenyum lalu mengecup tangan ayah, " Bagaimana kabarnya kalian hm? tidak ada masalah kan?" Shani menggelengkan kepalanya, " Ayah harus liat piagam Shani secara nyata tunggu," Shani berlari ke kamarnya.
" hahaha lucu sekali putri ku sayang," Ayah merangkul ibu lalu mengecup kening nya, " Ini ayah liat," Shani membawa piagam dan selempang nya yang bertuliskan nama dirinya dan pencapaiannya, " Wih hebat loh putri ayah ini," Ayah mengambil piagam dan selempang itu.
" Shania Akasha murid berprestasi Juara pertama, piagam murid berprestasi SMPN Mentari 1, hebat hebat pertahankan ya sayang," Shani mengangguk antusias, " mas shaka dimana yah?" Shani mencari Abang nya itu.
" disini," seorang pria tak kalah gagah dari ayahnya muncul di balik pintu, " MAS SHAKA," Shani berlari ke pelukan abangnya lalu Shaka mengangkat adik nya itu jadi ia gendong.
" Hihihi kangen mas Shaka," Shani memeluk Shaka sangat erat menyalurkan rasa rindu yang selama ini di pendam, " mas juga kangen sama si botol ini," ledek Shaka, botol yang di maksud Shaka adalah botol Yakult karena memang tinggi Shani hanya se lengan Shaka.
" Ih mas," Shani memukul lengan kekar Shaka, " kalian itu ya, di pisah in saling rindu, di deketin berantem terus," ucap ibu sambil di rangkul oleh ayah, " ibu ga kasih si botol susu ya kok ga tinggi tinggi,"
" ih apa sih Shani sekarang tinggi tahu buktinya sekarang tinggi Shani hampir sama kaya ibu, jadi stop panggil Shani botol botol, mas tuh yang botol, botak tolol," ucap Shani dengan sewot, " Shani mulutnya," tegur ibu dan ayah bareng.
" UPS sorry yah Bu, sorry mas," Shani terkekeh kecil lalu menjauh dari abangnya itu, " sudah sekarang Shaka dan ayah bersih bersih ya, ibu mau masak sarapan pasti kalian lapar kan, Shani juga belum sarapan,"
" Siap ibu komandan," hormatnya.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments