BAB 5

Jam menunjukan pukul 23.30, Alesha terbangun oleh sayup-sayup suara isak tangis dan teriakan yang tak pernah ia dengar seumur hidupnya, tapi ia begitu mengenali suara itu

Alesha mengumpulkan seluruh kesadarannya dan menajamkan telinganya, ia harap suara itu hanya mimpi. Tapi sayangnya suara itu semakin terdengar kencang. "Ummi," gumamnya. Masalah besar apa yang terjadi hingga ibundanya berteriak histeris seperti itu?

Alesha beranjak dari tempat tidur, dan bergegas menghampiri sumber suara yang berasal di ruang tamu. Langkah Alesha terhenti di depan pintu kamarnya yang bersebrangan langsung dengan ruang tamu.

Hana berbicara pada Annisa dengan suara yang cukup tinggi, dan deraian air matanya. "Annisa, dari kecil kami menjagamu dan memberikanmu pendidikan agama yang cukup, tapi kenapa kau lakukan ini? Bukankah kau tahu bahwa zina dan mabuk merupakan dosa besar yang akan merugikanmu dunia dan akhirat?" Ia menatap putri sulungnya dengan kecewa dan terpukul.

"Sekarang kau lihat apa akibat dari perbuatanmu? Kau bukan hanya mengandung anak hasil zina tapi juga di keluarkan dari sekolah," lanjutnya dengan suara putus asa.

Annisa hanya diam tertunduk, sementara ayahnya berusaha mengatur napas sembari memegang dadanya. Haikal sudah tidak bisa lagi berkata-kata sejak di asrama tadi, saat Ustadzah Mariam mengatakan jika Annisa tengah mengandung dan dengan berat hati pihak pesantren mengeluarkan Annisa.

Hana dan Haikal langsung teringat pada malam, mereka menemukan Annisa di hotel dengan keadaan setengah telanjang. Aib yang selama satu bulan mereka tutupi, dan coba mereka lupkan ternyata menimbulkan masalah baru.

Mereka tidak bisa mengelak. Hasil tes pack, dan pemeriksaan dokter di sodorkan oleh Ustadzah Mariam.

Hana dan Haikal sudah berusaha memohon agar putri sulung mereka di perbolehkan tetap belajar di pesantren sampai ujian akhir sekolah yang di akan di selenggarakan tiga bulan lagi. Tapi peraturan tetap peraturan, semua Ustad dan Ustadzah sepakat untuk mengeluarkan Annisa dari pesantren.

"Sekarang jawab pertanyaan Ummi. Siapa pria yang sudah menghamilimu?" Hana meminta Annisa untuk mentapnya. "Dia harus bertanggung jawab dengan apa yang telah di perbuatnya."

Haikal mendongak. "Aku tidak ridho anakku di nikahi pria pemabuk dan pezina seperti dia," ucap Haikal terbata-bata karena sesak yang di dadanya.

"Lantas, Abi mau membiarkan pria itu lepas begitu saja dan tidak bertanggung jawab?" Hana menatap tajam suaminya. "Maaf Abi, kali ini aku tidak setuju. Aku tidak akan membiarkan pria itu bersenang-senang di luaran sana sementara Annisa menanggung ini semua sendirian."

Melihat perdebatan kedua orang tuanya yang kian memanas, Annisa mendongak dan kemudian berdiri. "Abi dan Ummi tidak perlu berdebat, aku bisa menyelesaikan masalah ini sendiri," ia beranjak dari tempatnya dan pergi meninggalkan ruang tamu.

Saat melewati kamar Alesha dan melihat adinya berdiri di pintu melihat pertengkaran mereka, Annisa tersenyum sinis pada Alesha. "Sekarang loe pasti seneng ngeliat gue begini. Puas loe?" ia berlalu menuju kamarnya.

Hati Alesha begitu sakit mendengarnya, dalam benaknya ia justru sangat prihatin dengan apa yang terjadi dengan Annisa. Ada penyesapan dalam dirinya karena pada malam itu ia tidak berupaya keras melarang Annisa masuk ke kamar bersama Andra.

***

Berita kehamilan Annisa menyebar dengan cepat, Pak Danu selaku manager yang mengurus jadwal kajian Haikal menghubunginya untuk memberi tahu bahwa semua panggilan dakwah di batalkan, dan mereka meminta dana yang sudah masuk untuk di kembalikan.

Melihat kondisi keuangan orang tuanya yang sedang turun, di tambah kondisi kesehatan Haikal yang semakin memburuk, belum lagi Annisa pun membutuhkan banyak dana untuk kehamilannya.

Alesha memutuskan untuk keluar dari pondok pesantren, ia memilih untuk bersekolah di sekolah negeri di dekat rumahnya, agar ia bisa ikut membantu ibunya menjaga ayahnya di rumah sakit.

Ya, sejak malam penjemputan putri sulungnya di asrama dan pemutusan kontrak dakwah. Haikal di larikan ke rumah sakit, ia bahkan harus menerima perawatan intensif di ruang ICU.

Sebtulnya Hana sangat berat dengan keputusan Alesha untuk keluar dari pondok pesantren, tapi jika melihat beban biaya rumah sakit yang harus ia tanggung, Hana tidak punya pilihan lain.

Lagi pula, ia juga membutuhkan Alesha di sampingnya. Alesha bukan hanya membantu merawat Haikal tapi juga memberikan dukungan moral yang sangat Hana butuhkan di tengah hujatan dan sindiran yang ia terima baik dari keluarga maupun jemaahannya dulu.

Hanya Alesha yang selalu ada di sampingnya, sementara Annisa... Annisa seolah tak peduli dan tak merasa bersalah dengan apa yang telah ia perbuat, ia bahkan tidak peduli dengan kandungannya.

Sering kali Alesha bertengkar hebat dengan Annisa, karena Annisa tidak mau meminum vitamin untuk kandungannya.

"Untuk apa kau peduli denganku?" tanya Annisa dengan suara yang nyaris memenuhi rumahnya.

"Kalau Kak Nisa tidak menginginkan bayi itu, biar aku nanti yang merawatnya. Aku tidak mau dia merasakan rasanya di buang oleh orang tuanya sendiri, seperti yang aku rasakan. Aku hanya anak pungut kan??" Alesha menegaskan ucapan Annisa pada malam ia mabuk bersama Andra.

"Kau betul-betul menyebalkan," Annisa meraih bungkusan vitamin yang sedari tadi di sodorkan oleh Alesha, kemudian ia meminumnya. "Puas?"

Alesha bernapas lega melihat Annisa akhirnya mau meminum vitamin untuk kandungannya, ia pun keluar dari kamar Annisa. Gadis itu sangat berharap bayi yang di kandung Annis tumbuh menjadi anak yang sehat.

Alesha kemudian mulai mencuci baju-baju kotor kedua orang tuanya, dan merapihkan baju-baju bersih yang akan ia bawa besok pagi ke rumah sakit sebelum ia berangkat sekolah.

Terpopuler

Comments

Sri Puryani

Sri Puryani

ya Allah kok annisa gk sadar klo perbuatanya itu salah

2025-02-27

0

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

semua kena imbasnya

2024-08-09

3

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

Alesan baik banget ya ..mungkin krn ortuy anisa lbh perhatian sm alesan krn alesan rajin dan taan.

2024-07-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!