Xander menyentuh tangan Kelly yang di perban, ia mengelusnya dengan pelan takut membangunkan Kelly yang masih tertidur pulas.
"Aku ingin menghancurkan bocah sialan itu! Beraninya dia!" ucap Xander sambil menggeram kesal.
Xavellion menatap Damian. "Berapa banyak luka yang di dapat putriku?" tanyanya.
Damian menoleh, ia pun berjalan mendekat. "Luka pada telapak kaki karena ia melompat dari jendela dan berlari sedangkan tangannya yang terluka karena terkena pecahan kaca," ucapnya.
Xavellion menghela nafas pelan. "Sebenarnya kenapa sepupumu melakukan hal ini kepada putriku?" tanyanya.
Damian terdiam sejenak. "Karena dia menyukai putrimu," ucapnya.
Xander mendelik kesal. "Apa tidak ada orang yang waras yang menyukai putriku?" tanyanya.
Damian mengangkat bahunya. "Aku tidak tau," balasnya.
Xavellion kembali menatap Damian. "Apa kau juga menyukai putriku?" tanya nya membuat tubuh Damian membeku.
Damian tertawa kecil, ia menatap Kelly di hadapannya. "Tidak ada alasan ku untuk tidak menyukainya," ucapnya dengan santai.
Xander yang mendengar itu hanya mencibir kesal. Xavellion yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Sejak kapan kau menyukainya?" tanya Xavellion.
Damian mengangkat bahunya. "Mungkin saat aku bertemu dengan putrimu pertama kali," balasnya.
Xander mendengus. "Harusnya aku tidak mengizinkan putriku untuk bertemu denganmu," balasnya dengan ketus.
Damian tersenyum kecil. "Itu sudah takdir," jawabnya.
Kelly bergerak dalam tidurnya, dan akhirnya ia membuka matanya kembali saat mendengar suara yang ia kenali. Kelly menyipitkan matanya saat cahaya lampu mengenai matanya.
"Papa! Ayah!" teriak Kelly terkejut. Ia langsung bangun dari tidur nya namun sesaat kemudian ia memegangi kepalanya yang terasa pusing.
Xander menahan pundak Kelly. "Tidurlah lagi kalau kepalamu masih pusing. Papa disini bersama ayahmu," ucapnya.
Kelly menggelengkan kepalanya, ia pun memeluk tubuh Xander sedangkan Xavellion mengusap rambut putrinya.
"Tidurmu nyenyak sayang?" tanya Xavellion namun bukan jawaban yang di dapatnya malah sebuah tangisan dari Kelly.
Xavellion menatap panik. "Apa ada yang sakit? Bagian yang mana? katakan pada ayah!" tanyanya dengan khawatir.
Tangisan Kelly semakin kencang membuat Xander sedikit kewalahan. "Ayah, maafkan Kelly," ucap Kelly sambil mengusap air matanya.
Xavellion mengerutkan keningnya. "Maaf kenapa sayang? kau tidak melakukan kesalahan apapun," ucapnya.
"Ayah maaf. Gaun mahal yang ayah belikan sudah rusak karena Kelly,"
...∆∆∆...
Xavellion menatap gaun panjang yang sekarang berubah hanya sebatas lutut dan banyak bagian robek di semua sisinya. Ia tersenyum tipis saat melihat Kelly menunduk.
"Yang penting kau selamat sayang," ucap Xavellion sambil mengusap kepala Kelly.
Xander menatap bingung. "Sebenarnya kau apakan baju mu Kelly? Apa bocah sialan ini yang melakukannya?" tanya nya tanpa dosa sambil menunjuk kearah Damian.
Damian hanya memutar bola matanya dengan malas. Kelly menggelengkan kepalanya. "Dami yang menolong Kelly papa. Gaun Kelly ulah Kelly sendiri. Kelly merobeknya untuk berlari," ucapnya.
Xander menghela nafas pelan, ia pun mengelus pipi Kelly. "Ayo kita pulang. Kau harus di periksa lebih lanjut oleh dokter," ucapnya sambil menggendong tubuh Kelly.
Xavellion menganggukkan kepalanya dengan setuju. "Ayo pulang sayang," ucapnya.
Kelly menatap Damian, lalu melambaikan tangan nya. "Dami, terima kasih ya," ucapnya sambil tersenyum.
Damian tersenyum tipis lalu menganggukkan kepalanya. "Aku senang bisa membantumu," ucapnya.
Xander mencibir kesal. "Aku tidak mau berterima kasih padamu, karena aku tau kau hanya melakukan tugas mu," ucapnya acuh sambil membawa Kelly keluar.
Damian menggeleng kan kepalanya dengan alis yang terangkat, Xavellion yang melihat itu hanya bisa menghela nafas pelan.
"Jangan di masukan ke hati. Dia hanya memiliki ego yang setinggi langit," ucap Xavellion sambil menepuk pundak Damian. Damian hanya menganggukan kepalanya. "Aku dengar mata sebelah kanan mu mengalami kebutaan?" tanyanya.
Damian menoleh lalu menganggukkan kepalanya. "Benar," balasnya.
"Apa ini juga ulah sepupumu juga?" tebak Xavellion membuat Damian terdiam.
Damian pun menyunggingkan senyum kecilnya. "Sebagian mungkin sebagian tidak," ucapnya. Xavellion hanya menganggukan kepalanya dengan paham.
"Karena sebagian nya lagi di sebabkan oleh keluargaku sendiri dan aku tidak masalah dengan itu,"
...∆∆∆...
Saat sampai di rumah, Xander langsung memanggil dokter terbaik untuk memeriksa kondisi tubuh Kelly.
"Bagaimana?" tanya Xander pada dokter yang memeriksa kondisi Kelly.
"Tidak ada masalah. Hanya mengalami luka ringan dan sedikit shock," ucap Noe sambil menatap Kelly yang sedang sibuk dengan perban di tangan nya.
Noe menghela nafas pelan. "Apa putrimu korban?" tanyanya penasaran.
Xavellion yang ada di sana juga langsung mengerutkan keningnya. "Maksudmu korban?" tanyanya.
Noe menatap Kelly. "Maksudku, apa putrimu korban pelecehan?" tanyanya.
Xander menyipitkan matanya menatap Noe. "Bagaimana kau tau?" tanyanya.
Noe melepaskan sarung tangannya. "Terlihat dari perilakunya saat aku menyentuhnya untuk di periksa. Putrimu sepertinya mengalami sedikit trauma. Aku sarankan untuk tetap melakukan terapi untuk nya," ucapnya sambil membereskan barang barangnya.
Xavellion menghela nafas pelan. "Aku sudah melakukannya dengan dokter terbaik. Tapi kemarin putriku hampir di lecehkan juga untung saja ada yang menolong nya," ucapnya.
Noe mengangguk paham. "Pantas saja. Baiklah, mungkin lebih baik dokter perempuan saja yang menangani putrimu untuk menghilangkan trauma padanya juga," ucapnya.
Xander mengusap dagunya. "Yah, mungkin begitu," balasnya. "Aku akan memanggil dokter perempuan setelah ini," sambungnya.
Noe tersenyum tipis. "Kalau begitu aku pergi dulu. Oleskan obat yang aku berikan dan jaga waktu istirahat putrimu agar tidak ada masalah untuk kesehatannya nanti," ucapnya.
Xavellion menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Terima kasih," ucapnya.
Noe pun akhirnya pergi dari sana. Xavellion datang menghampiri Kelly. "Apa masih terasa sakit sayang?" tanyanya.
Kelly menoleh lalu menggelengkan kepalanya. "Tidak apa apa ayah. Kelly anak kuat," ucapnya.
Xavellion tersenyum tipis, ia pun memeluk tubuh Kelly sambil mengusap rambut Kelly. "Maafkan ayah. Ayah hampir gagal menjagamu," ucapnya lirih.
Kelly menggelengkan kepalanya. "Bukan salah ayah. Kelly yang tidak menuruti perintah ayah dengan baik," ucapnya sambil membalas pelukan ayahnya.
Xander duduk di samping Kelly, ia pun mengusap rambut Kelly dengan sayang. "Setelah ini biarkan penjaga ada di sekitarmu sampai seterusnya," ucapnya.
Kelly menatap Xander dengan bingung. "Ini demi kebaikan mu sayang. Papa tidak mau terjadi hal lebih parah dari ini," ucap Xander.
"Sudah cukup yang kemarin adalah terakhir kalinya kau terluka sayang. Papa tidak akan membiarkan mu terluka lagi!"
...∆∆∆...
...TBC...
Sebutan papa dan ayah memang sama artinya hanya saja aku menulisnya biar membedakan antara ayah angkat dan ayah kandung hehe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
yuning
ok
2024-07-12
0
Cristella Tella
lnjut thor
2024-06-20
1