Damian sibuk mengobati telapak tangan Kelly yang terluka, ia mengolesi obat dengan begitu telaten sedangkan Kelly sibuk memegang baju Damian untuk menyalurkan rasa sakit yang di deritanya.
Damian tertawa kecil membuat Kelly mendengus. "Apa yang kau tertawakan?" tanyanya kesal.
Damian mengangkat bahunya acuh. "Tidak ada. Hanya menertawakan sesuatu yang lucu," ucapnya.
Kelly memperhatikan wajah Damian, ia pun mengerutkan keningnya saat melihat mata Damian yang sebelah kanan. "Apa yang terjadi dengan matamu?" tanyanya sambil menyentuh bagian mata Damian.
Damian terdiam, ia tersenyum tipis. "Mata sebelah kanan ku mengalami kebutaan," ucapnya.
Kelly menatap terkejut. "Bagaimana itu bisa terjadi?" tanyanya lagi.
Damian sibuk mengompres luka di tubuh Kelly bahkan hingga kaki. "Tentu saja bisa karena aku mengalami kecelakaan," ucapnya dengan santai.
Kelly menatap tidak percaya. "Sebenarnya apa yang terjadi padamu saat kau pergi sejak saat itu?" tanyanya.
Damian tersenyum tipis, ia mengusap rambut Kelly. "Banyak yang terjadi padaku, tapi tidak masalah selagi aku masih hidup saat ini. Tidak masalah dengan mataku yang buta, aku bisa menyembuhkannya kapan pun aku mau," ucapnya sambil membereskan peralatan pengobatan yang ia lakukan untuk Kelly.
"Kenapa kau tidak menyembuhkan nya sekarang?" tanya Kelly lagi.
Damian bangun dari duduknya dan menatap Kelly. "Aku lebih nyaman seperti ini," balasnya.
Damian memberikan alat alat tersebut pada maid nya sedangkan Kelly menatap perban yang melilit kaki dan tangannya.
Damian mengambil alih nampan makanan yang di berikan untuk Kelly, ia pun duduk di samping Kelly. "Makanlah. Setidaknya ada sedikit makanan yang masuk ke dalam perutmu," ucapnya.
Kelly menatap nampan berisi susu dan roti sandwich dengan tatapan malas. "Haruskah? Aku tidak ingin makan," ucapnya.
"Makan Kelly!" paksa Damian. "Kapan kau akan tumbuh besar kalau kau tidak makan?" tanyanya.
Kelly mendengus kecil. "Aku sudah besar!" protesnya.
Damian terkekeh kecil. "Oh ya? Tapi kau masih kecil bahkan tinggi badan mu begitu kecil dari pada aku," ledeknya.
Kelly mencibir kesal. Damian tersenyum manis. Ia pun memberikan roti tersebut untuk di pegang oleh Kelly.
"Makan! Atau aku akan memaksamu makan dengan mulutku?!"
...∆∆∆...
Cklek'
Xander dan Xavellion datang dengan tergesa-gesa. Mereka berlari masuk dengan cepat. Beberapa maid Damian menatap mereka dengan bingung.
"Bocah sialan! Dimana putriku!" teriak Xander membuat Xavellion menoleh, ia pun menepuk keningnya sambil menggelengkan kepalanya.
"Ini rumah orang Xander. Perhatikan sopan santun mu," ucap Xavellion.
Xander mendengus. "Sopan dengan bocah itu? Sorry? Apa itu ada di dalam kamus ku?" tanyanya dengan datar.
Damian yang mendengar suara itu pun, ia bergerak bangun perlahan setelah memastikan Kelly sudah tertidur pulas. Ia pun menyelimuti tubuh Kelly dengan selimut tebal sebelum ia keluar dari kamar tersebut.
Damian akhirnya keluar dari kamar dan menghampiri Xander dan Xavellion. "Sudah datang teryata," ucapnya.
Xander menoleh, ia mengerutkan keningnya. "Kau Damian? Bocah ingusan yang menyebalkan itu?" tanyanya tidak percaya saat melihat pria di depan nya berperawakan jakung dan sangat tampan.
Xavellion menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Xander. "Dimana Kelly?" tanyanya. Itu lebih penting dari pada perkataan Xander.
Damian tersenyum kecut. "Iya benar, aku Damian teman Kelly dulu," ucapnya. "Kelly ada di kamarku, dia sedang tertidur," ucapnya.
Xander menarik kerah baju yang di pakai Damian. "Apa yang kau lakukan pada putriku sialan?!" tanyanya.
Xavellion menahan tangan Xander yang tengah mencengkram kuat baju Damian. "Astaga Xander! Apa kau tidak bisa mendengarkan penjelasan anak ini dulu?!" tanyanya tidak percaya.
"Apa aku harus percaya pada bocah idiot ini?!' tanya Xander kesal.
Damian menghela nafas pelan, tidak mudah baginya untuk berbicara dengan ayah angkat Kelly yang sebelas dua belas dengan harimau.
"Kelly baik baik saja. Putrimu hanya kelelahan karena semalaman dia berlari untuk melarikan diri dari kejaran orang yang ingin membawanya," ucap Damian menjelaskan.
Xavellion berhasil melepaskan tangan Xander yang berada di baju Damian, ia pun menghela nafas pelan. "Apa putriku baik baik saja?" tanyanya.
Damian menganggukkan kepalanya. "Putrimu baik baik saja tuan Xavellion. Setelah di obati dan aku memberi makanan untuk mengisi energi nya lalu dia sudah tertidur pulas," ucapnya.
Xander menatap Damian dengan tatapan menyelidik. "Kau tidak meniduri putriku kan?!"
...∆∆∆...
Xavellion memijat pelipisnya dengan lelah, saat ini mereka duduk di ruang tamu dengan Xander yang duduk di hadapan Damian dengan wajah menantang sedangkan dirinya berada di tengah tengah kedua pria yang sedang perang dingin.
"Jadi maksudmu, kau kenal siapa yang melakukan ini?" tanya Xavellion.
Damian menganggukkan kepalanya, Xander mendengus. "Apa kau percaya ucapan bocah idiot ini?" tanyanya sambil menunjuk kearah Damian.
Damian menatap datar mendengar ucapan Xander, Xavellion mengusap wajahnya dengan kasar. "Abaikan dia. Jawab pertanyaan ku Damian," ucapnya.
Damian menatap Xavellion. "Kurang lebih aku paham pelaku nya karena yang melakukan ini masih memiliki hubungan darah denganku," ucapnya.
Xavellion menatap bingung. "Siapa?" tanyanya.
Damian menyandarkan tubuhnya di sofa. "Sepupuku," balasnya. "Jika aku tidak ada disana, aku tidak tau apa yang terjadi pada Kelly malam itu," sambungnya.
Brakk'
Xander memukul meja di hadapannya. "Berikan alamat si brengsek itu. Aku akan menghabisinya dengan tanganku sendiri!" ucapnya sambil bangun dari duduknya namun di tahan oleh Xavellion.
"Apa yang kau lakukan astaga?! Apa kau kira kau bisa masuk dengan mudah di wilayah Defron?" tanya Xavellion menatap tidak percaya.
Xander mendengus, ia pun kembali duduk dengan raut wajah kesal. Damian menatap heran, ayah angkat Kelly teryata lebih susah berbicara dengannya dari pada ayah kandung Kelly sendiri.
"Kalau begitu terima kasih," ucap Xavellion membuat Damian menoleh. "Terima kasih karena kau sudah menyelamatkan putriku dari bahaya," sambungnya.
Damian menganggukkan kepalanya. "Jadi kau akan langsung membawa Kelly?" tanyanya.
Xavellion berpikir sejenak. "Sepertinya aku harus menunggu sampai putriku bangun. Kejadian malam itu pasti membuatnya sedikit shock," ucapnya.
Xander menganggukkan mengiyakan perkataan Xavellion, ia pun menatap Damian lalu menunjuk wajah Damian dengan kesal. "Jangan coba coba mendekati Kelly," ucapnya. Damian menatap bingung sedangkan Xavellion menatap tidak percaya.
"Walaupun aku berhutang budi padamu, aku tidak akan membiarkan putriku dekat dengan pria seperti mu. Jangan macam-macam!"
...∆∆∆...
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
yuning
Xander lucu
2024-07-12
0
Ell Fikar
xander posesifnya g ketulungan hahahaha
2024-06-19
3