Chapter 18

Mikey pada awalnya merasa bangga karena berhasil menjadi juara lomba debat dengan mengalahkan tim yang diisi dua orang jenius di sekolah, namun hal itu tidak berlangsung lama. Hatinya justru merasa khawatir dengan perasaan Lina.

Semenjak kejadian Lina maki-makinya di atas panggung, dia jadi tidak pernah terlihat. Bahkan ketika pembagian raport pun dia tidak hadir di kelas. Dari yang Mikey dengar, dia lagi sakit dan yang mengambil laporannya pun diwakilkan oleh bapaknya.

Selain hati Mikey menjadi mengambang dan hampa, dia juga kini dimusuhi hampir satu sekolah karena menekan Lina sampai dia melakukan pelanggaran dan didiskualifikasi dari lomba.

Ketika Mikey berjalan sendiri melewati kelas 12, dia disoraki oleh mereka. Bahkan ada seorang senior yang memalangkan kakinya ketika dirinya lewat hingga terjatuh.

Mikey diketawain banyak orang pas jatuh, dia pun langsung berlari menjauhi mereka. Semua ini gara-gara si Donnie yang membuatnya terpaksa ikutan. Dia pengen jadi terkenal dan emang bener dia jadi terkenal sejak juara lomba itu, tapi khusus Mikey terkenalnya karena dibenci.

Hanya teman-teman sekelas Mikey yang tidak ikut membullynya. Mereka malah bangga dan membelanya ketika ada orang yang berusaha membully.

Setelah pembagian raport, sekolah libur dua minggu sebelum memulai lagi semester genap. Untuk pertama kalinya Mikey bisa istirahat dari kegiatan belajar. Selain itu, dirinya juga bisa istirahat dari Nita yang selalu bikin jantungnya cenat-cenut.

Gara-gara cewek itu, nilai raport Mikey jadi jeblok. Kalau dulu, dirinya selalu rangking di tiga besar, tapi kali ini dia cuman bisa rangking 15. Sementara Nita yang bikin dia rusak, rangkingnya berada di posisi 30.

Minggu awal liburan, kegiatan Mikey hanya makan, tidur, nonton tv dan melamun di rumah. Dirinya merasa bosan dan rindu akan suasana sekolah. Ditambah kalau libur, situasi keuangannya menjadi mengkhawatirkan karena tidak mendapatkan uang saku harian dari ibunya.

Suatu pagi, Donnie datang ke rumahnya pake motor ninjanya. Dia datang dengan wajahnya yang tampak kesal dan marah, Mikey pun jadi terheran-heran.

"Don... mau apa lu? Kok muka lu kusut banget"

"Gue lagi kesel Key... gue pengen ngobrol sama elu"

"Yaudah masuk, kita ngobrol di kamar gue"

Mikey mengajak Donnie masuk ke kamar. Tidak lupa, dia juga membuat kopi dan menyiapkan cemilan..

"Lu kesel kenapa sih? Kok bisa? Elu kan kemarin rangking 1 di kelas, terus elu juara lomba debat dan elu udah jadi seleb sekolah juga"

"Sebenernya gue kesel gara-gara elu Key"

"Lho... kok kesel sama gue? Salah gue apa?"

"Ya gara-gara elu, Lina jadi ngejauhin gue... dia gak mau nerima telepon dari gue"

"Terus urusannya sama gue apa?"

"Ya ini salah elu lah, kenapa elu ngehabisin dia pas lagi lomba debat?"

"Kan kita musti menang Don, elu kan awalnya udah nyerah adu argumen sama Lina"

"Ya seharusnya elu ngalah aja, jangan bikin Lina marah"

"Anjim Donnie! Elu itu gobl*k atau apa? Gue udah capek-capek menangin lomba, malah disuruh ngalah"

"Ya jadi gini nih akibatnya, si Lina masih marah sama gue... gue jadi menderita, anjim!!"

"Penderitaan elu gak seberapa sama penderitaan gue gobl*k!! Gara-gara menang lomba, gue jadi dimusuhin sama satu Akademi, gue dibully abis-abisan sama temen-temennya Lina!"

"Tuh kan, elu juga ngerasain sendiri kan akibatnya... coba aja kalo lu ngalah, elu gak bakalan menderita gini... mungkin kita sekarang lagi dobel date nih, elu sama Nita dan gue sama Lina"

"Alah... ngayal aja lu! Yaudah deh, apa ide lu buat perbaiki ini semua? Apa gue mesti minta maaf sama Lina?"

"Iya betul, elu harus minta maaf sama dia, Key"

"Udah gue coba Don, tapi gagal... jangankan ngomong, liat gue aja, dia kayak yang najis"

"Anjim!! Susah juga ya"

"Ada ide gak? Coba telepon dia!"

"Udah Key, tapi gak diangkat mulu"

"Gimana atuh?"

"Gini aja deh, elu harus datengin dia di rumahnya, pasti jam segini, dia lagi ada di rumah jagain warung"

"Gue gak tau rumahnya Don"

"Gue anter elu sekarang"

"Kita nemuin dia bareng"

"Enggak Key, cuma elu doang!"

"Lho kenapa?"

"Kan elu yang salah, jadi elu aja, kalo sama gue, nanti dia curiga kalo yang nyuruh elu itu gue"

"Njiiir!! Yaudah deh, gue mandi dulu"

Mikey bergegas mandi, lalu berpakaian rapi untuk bertemu Lina di rumahnya. Dia jadi penasaran juga ingin tahu rumah Lina.

Sekitar jam 10 pagi, mereka berangkat menuju rumah Lina. Sesampainya di sana, dirinya diturunin Donnie di depan gang menuju rumah Lina.

"Rumah Lina dimana Don?"

"Elu tinggal jalan lurus aja di gang ini, sampe 50 meter lah, di situ rumah Lina warna ijo, ada warungnya, no 24b"

"Okeh Don"

"Good luck ya"

Donnie pun langsung pergi meninggalkan Mikey yang masih planga-plongo. Mikey kemudian mulai berjalan menyusuri gang sambil menengok ke kiri dan ke kanan. Tak lama berselang dia menemukan rumah Lina. Rumahnya kecil dan di depannya ada sebuah warung yang menjual sayuran dan sembako lainnya. Kebetulan yang jaga di warungnya adalah Lina.

"Hai Lina" sapa Mikey sambil mendekat ke warungnya.

"Maaf, mau beli apa?" tanya Lina ketus.

"Enggak Lin, aku cuma mau minta maaf sama kamu karena udah mempermalukan kamu kemaren... ditambah aku juga menyesal udah ciuman sama Nita" jawab Mikey.

"Kamu cowok jahat Key, kamu gak ngerti perasaanku kayak gimana?" bentak Lina sambil melempar kacang panjang ke wajah Mikey.

"Makanya aku minta maaf sama kamu Lin, aku menyesal udah ngejahatin kamu, mulai sekarang aku mau perhatiin kamu... aku mau putusin Nita... aku juga... "

"Cih!! Gak sudi aku maafin kamu, aku benci kamu!"

Lina langsung menutup warungnya dengan papan yang berjajar satu-persatu. Mikey mulai panik melihat Lina yang marah dan menutup lapak warungnya.

"Lin... tolong Lin! Maafin aku, kasih aku kesempatan buat jelasin semuanya"

Omongan Mikey tidak di dengar sama sekali sama Lina. Ia malah semakin cepat menutup lapak warungnya. Mikey pun akhirnya nekat untuk berteriak di depan Lina.

"Lina... aku sayang kamu, aku cinta kamu Lina... perasaanku ini bukan sekedar suka... kamulah cinta pertamaku Lina... maaf kalo selama ini aku bikin kamu sedih... maaf atas segalanya Lina... maaf aku belum bisa traktir kamu makan baso di Parahyangan"

Lina tidak merespon, dia langsung pergi dari warung. Mikey menjadi sedih dan pasrah. Dirinya berusaha mengatur napas agar tidak menangis.

Mungkin ini akhir dari hubungan singkatnya dengan Lina. Hubungan yang terjalin di antara dua manusia yang berbeda dalam segala hal. Hubungan yang diawali dengan kekesalan Lina kepada Mikey karena Mikey anak pemalas.

#Bersambung

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***