Setelah mendapatkan perawatan selama tujuh hari, akhirnya semua racun yang ada ditubuh Nyai Rahayu berhasil dikeluarkan semua. Kebetulan Demang Jaya bersama Gayatri pulang dari perjalanannya.
Saat mengetahui Nyai Wulan berada di rumahnya, Demang Jaya berpamitan pada Gayatri untuk menemuinya. Gayatri yang sedang lelah memilih beristirahat didalam kamarnya.
"Dek Ajeng beneran tidak ikut? "
"Tidak Kang Mas. Tubuhku lelah sekali. Tolong mintakan permintaan maafku pada Nyai Wulan. Besok pagi saja Aku kesana, " jawabnya dengan lembut. Melihat penampilan Gayatri yang lemah lembut membuat Demang Jaya tak tega untuk meninggalkannya sendiri.
"Kang Mas mengerti. Kamu pasti sangat lelah sekali. Kalau begitu Mas pergi dulu ya. Kamu langsung istirahat saja di kamar. "
"Baik Kang Mas. "
Setelah itu Demang Jaya Keluar dan pergi ke rumahnya yang ia tempati bersama istri pertamanya. Meski sebenarnya sudah lama ia tak bertemu dengan sang istri.
Nyai Wulan yang mengetahui kedatangan sang ayah bergegas menemuinya.
"Selamat sore Yah. Apakah ayah baru pulang? " sapa Nyai Wulan dengan sopan.
"Benar. Kamu disini sudah lama? "
"Sekitar sepuluh harian."
Deg!!!!
Demang Jaya kaget. Ia pikir sang putri baru tiba. Ternyata lama juga ia di rumah saudara.
"Maaf. Ayah baru bisa pulang karena Bibimu sakit. Saat ini juga ia tidak bisa datang karena belum sembuh."
"Oh... memangnya Ayah dari mana? "
"Ada saudara dari Bibimu yang sedang menikah. Tidak enak rasanya kalau Ayah tidak kesana. Apa kamu kesini bersama suamimu? "
"Iya.Tapi saat ini Kanda Arya sedang berada di istana."
"Ada urusan apa? "
"Tidak tahu."
"Ya sudah.Ayo kita menemui Ibumu. Ayah sudah kangen sama beliau, " ujar Demang Jaya sambil tersenyum.
Tanpa menunggu persetujuan dari Nyai Wulan, Demang Jaya langsung berjalan ke kamarnya. Kamar yang sudah tidak pernah ia tempati lagi Ia hanya masuk kedalam kamar untuk memeriksa kondisi Nyai Rahayu.
Betapa terkejutnya Demang Jaya saat melihat Nyai Rahayu duduk sambil menatapnya dengan tersenyum. Dia mengucek kedua matanya berkali-kali untuk memastikan apa yang dia lihat memang Nyai Rahayu.
"Kang Mas, " sapa Nyai Rahayu dengan lembut. Mendengar suara sang istri yang sudah lama tidak ia dengar membuatnya menitikkan airmata tanpa ia sadari.
"Sayang! "
Demang Jaya bergegas menghampiri Nyai Rahayu dengan langkah lebar. Kemudian memeluk Nyai Rahayu dengan erat.
"Apa kang Mas tidak sedang bermimpi sayang. Kamu akhirnya bisa bangun lagi."
"Apa kang Mas tidak suka kalau Dinda sembuh," goda Nyai Rahayu.
"Apa yang kamu katakan. Tentu saja Kang Mas senang."
Nyai Wulan yang melihat interaksi mereka menangis bahagia. Ia tidak ingin kebahagiaan itu kembali terenggut. Kini ia harus meminta ketegasan Demang Jaya untuk memilih antara sang ibu dengan istri keduanya.
Ia akan memberitahu semua hasil temuannya. Ia ingin tahu apakah Demang Jaya bisa tegas kepada Gayatri. Kalau tidak ia akan memutus semua hubungan dengannya. Bahkan ia akan membawa Nyai Rahayu tinggal bersamanya.
Nyai Wulan memberi waktu buat Nyai Rahayu dan Demang Jaya melepas rindu. Dia mendatangi Nayla yang sedang sibuk di dapur.
Nayla memang lebih banyak menghabiskan waktunya di dapur. Selain memasak ia juga membuat bebagai macam obat.
"Apa aku mengganggu? " tanya Nyai Wulan secara tiba-tiba. Untungnya Nayla mendengar langkahnya. Jika tidak sudah dipastikan jika dia akan terkejut dan bisa saja ia terjungkal.
"Kok mbak ada disini? " tanya Nayla heran.
"Memangnya Aku tidak boleh kesini? "
"Tentu saja boleh. Saya dengar Demang Jaya datang. Apa mbak sudah bertemu beliau."
"Sudah.Saat ini beliau sedang bermesraan dengan ibu dikamar."
"Mereka tidak akan melakukan apapun kan? "
"Mana Saya tahu. Kalau mbak penasaran kenapa tidak cari tahu saja."
"Malu lah. "
"Kenapa harus malu. Mereka kedua orang tua mbak Wulan. kurasa tak ada salahnya mbak Wulan berkumpul bersama mereka."
"Aku tahu. Tapi _"
"Aku tahu perasaan mbak Wulan. Lebih baik mbak Wulan segera mengambil keputusan."
"Tentu.Tapi Aku butuh bantuanmu, " pinta Nyai Wulan.
"Tenang saja Aku pasti membantu. Tapi lebih baik mbak minta prajurit untuk memanggil Kak Dimas."
"Kamu benar."
Nyai Wulan mulai bertindak. Ia segera memerintahkan salah satu prajuritnya untuk memanggil sang kakak. Ia juga mempersiapkan semua hasil temuannya. Ia yakin dengan temuan tersebut, Gayatri tidak bisa mengelak.
Tak lama kemudian,Demang Jaya memanggil Nyai Wulan dengan mata berbinar. Nampak kelihatan jelas sekali kebahagiaannya.
Tidak ada kebohongan ataupun senyum sinis yang ditujukan oleh Demang Jaya.
"Ayah harus kembali dulu. Kasihan Bibimu sendiri di rumah."
"Ada yang ingin Wulan bicarakan pada Ayah, " kata Nyai Wulan dengan ekspresi serius di wajahnya.
"Ada apa? "
"Tidak disini. Mari kita ke ruang kerja Ayah."
Demang Jaya hanya bisa menuruti permintaan Nyai Wulan. Keduanya berjalan menuju ruang kerja bersama.
"Apa yang ingin kamu katakan? "
"Tunggu kak Dimas dan Nayla datang dulu, " ucap Nyai Wulan datar.
Demang Jaya merasa bingung. Tadi Nyai Wulan masih menyambutnya dengan senyuman. Namun kenapa sekarang nampak marah padanya.
Bagaimana tidak marah, ia pikir ayahnya akan menemani ibunya. Namun belum lama malah sudah merindukan istri keduanya
Tok tok tok
"Masuk! "
Nayla dan Dimas masuk kedalam. Ekspresi Dimas benar-benar datar saat bertatap muka dengan sang Ayah.
"Ada apa ini sebenarnya? " tanya Demang Jaya bingung.
"Apa Ayah sudah bertemu dengan Ibu. "
"Sudah.Ayah senang sekali Ibu kalian sudah membaik."
"Apa ayah tahu penyebab Ibu sakit? "
"Tentu saja Ayah tahu. Ibu kalian terlalu memikirkan adik kalian yang menghilang. "
"Benarkah? "
"Bukan kah itu memang yang dikatakan oleh mantri? "
"Ayah yakin tidak mengetahuinya? "
"Mengetahui apa? " tanya Demang Jaya bingung. Dia benar-benar tidak mengerti apa yang sudah dibicarakan kedua anaknya. Yang ia tahu sang istri memang sakit sejak anak bungsunya menghilang. Apalagi setelah seorang dukun memberitahu kan bahwa anak itu telah meninggal.
Sejak saat itu kondisi Nyai Rahayu makin memburuk. Bahkan sampai kehilangan penglihatannya.
"Tolong beritahu apa yang terjadi pada ibu Dok, " pinta Dimas.
"Perkenalkan... saya Dokter Nayla. Saya lah yang sudah mengobati istri Tuan."
"Kamu? "
"Benar. Apa yang Tuan bicarakan ada sedikit besarnya. Nyai Rahayu mengalami depresi saat kehilangan anaknya. Namun tidak sampai kehilangan inderanya."
"Maksudnya? "
"Istri Tuan keracunan. "
Deg!!!
"Tidak mungkin, " pekik Demang Jaya tidak percaya.
"Kenapa tidak mungkin. Saya lah yang sudah mengeluarkan racunnya. Kalau tidak percaya, Tuan bisa tanya pada Nyai Wulan. "
"Benar.Aku yang mendampingi Nayla saat mengobati ibu. Bagaimana Nayla menancapkan jarum akupuntur di tubuh Ibu. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri saat itu memuntahkan racun itu dari tubuhnya."
"Biadab ! Siapa yang sudah berani meracuninya! " teriak Demang Jaya marah.
Nyai Wulan segera memberikan semua buktinya kehadapan sang ayah.
"Ayah pasti tahu kan, siapa pemiliknya? "
"Gayatri!!!! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Lanjuut
2024-12-25
0
Sribundanya Gifran
lanjut thor💪💪💪💪
2024-07-16
0
mee
bram? siapa bram?
2024-07-16
0