Nayla memulai pengobatan pada tubuh Nyai Rahayu. Selain menggunakan ramuan, Nayla juga menggunakan jarum akupuntur.
Untungnya Nayla pernah belajar menggunakan jarum akupuntur. Bahkan dia membawa jarumnya kemana-mana. Jarum itu selalu tersimpan di kotak obat yang sering ia bawa.
Nyai Wulan yang mengikuti Nayla melakukan akupuntur merasa ngeri saat Nayla menancapkan jarum-jarum di tubuh Nyai Rahayu.Baru kali ini ia melihat orang melakukan pengobatan seperti itu.
"Apa jarum-jarum itu tidak akan menyakiti ibuku? " tanya Nyai Wulan khawatir.
"Mbak Wulan tenang saja. Hanya dengan cara ini racun-racun yang berada di tubuh Nyai Rahayu bisa keluar. Kalau dibilang tidak sakit itu juga salah. Ketika Ibu mbak Wulan membaik, mbak bisa langsung tanya rasanya, " jawab Nayla tanpa menoleh kearah Nyai Wulan. Dia tetap fokus dengan jarum ditangannya.
Apa yang diucapkan Nayla memang benar. Saat ini Nyai Rahayu dalam kondisi tidak sadar. Jadi bagaimana mau tanya sakit atau tidak.
Nyai Wulan tidak lagi mengeluarkan suaranya Dia berharap semoga apa yang dikatakan oleh Nayla itu benar.
Setelah satu jam jarum-jarum itu berwarna kehitaman. Nayla merasa senang. Apa yang dilakukan tidak sia-sia. Racun itu berhasil keluar meski belum semuanya.
"Kenapa jarumnya berwarna hitam?" tanya Nyai Wulan penasaran. Sedari tadi ia memperhatikan jarum-jarum yang berada di tubuh ibunya. Perubahan sekecil itu ternyata menarik perhatiannya.
"Itu adalah racun yang ada di tubuh Nyai Rahayu. Selama jarum itu masih berwarna hitam, Nyonya harus melakukan akupuntur setiap hari. Apa ramuan yang saya minta untuk direbus sudah matang. "
"Kurang sedikit lagi. Memangnya kenapa? "
"Setelah aku melepaskan jarum-jarum itu, Nyai Rahayu harus meminum ramuan itu. "
"Tapi ibu belum bangun."
"Sebentar lagi juga bangun. Nanti setelah jarumnya dilepas, Nyai Rahayu akan bangun."
"Baiklah kalau begitu. Aku akan melihatnya segera. "
Tanpa menunggu jawaban dari Nayla, Nyai Wulan segera keluar dari dalam kamar. Nayla menunggu Nyai Rahayu di kamarnya. Tidak ada yang masuk selain anggota keluarga.
Nayla mengistirahatkan tubuhnya di kursi yang tersedia di samping ranjang. Meski kelihatannya sepele, namun melakukan akupunktur membutuhkan tenaga yang cukup banyak.
Tak lama kemudian Nyai Wulan kembali masuk dengan segelas ramuan di tangannya.
"Ini ramuannya, " ucap Nyai Wulan memberitahu.
"Mbak taruh dulu diatas meja. Nanti kalau Nyai Rahayu bangun langsung diminumkan."
"Baik."
Nyai Wulan meletakkan gelas yang berisi ramuan itu diatas meja. Kemudian ia duduk di kursi kosong yang ada disamping Nayla.
"Sepertinya kamu lelah sekali, " ucap Nyai Wulan saat melihat Nayla lemas.
"Ya begitulah."
Satu jam kemudian Nayla mencabut semua jarum di tubuh Nyai Rahayu. Nyai Rahayu perlahan membuka matanya. Pandangannya terasa buram.
"Nyai buka matanya perlahan saja. Biarkan mata Nyai menyesuaikan cahaya yang masuk, " ucap Nayla dengan lembut. Nyai Rahayu menurut.
penglihatan yang awalnya buram, perlahan mulai menjadi jelas. Nyai Wulan yang berdiri di samping Nayla harap-harap cemas.
"Bagaimana sekarang? "
"A.. ku bisa melihat, " ucap Nyai Rahayu dengan gugup.
"Ibu bisa melihatku? " tanya Nyai Wulan dengan semangat. Nyai Rahayu menoleh kearah sang putri dengan tersenyum. Kemudian menganggukkan kepalanya. Nyai Wulan merasa senang sekali. Saat ia ingin memeluk sang Ibu, Nayla memintanya untuk meminumkan ramuan yang ada di atas meja.
"Tolong minumkan ramuannya, Mbak."
"Baik."
Nyai Wulan dengan gembira mengambil gelas yang berisi ramuan di atas meja. Kemudian dengan perlahan meminumkannya pada Nyai Rahayu.
Tak lama kemudian Damar masuk dengan membawa sesuatu di tangannya. Dia langsung memberikannya pada Nayla.
"Saya menemukan ramuan ini didalam kamar Gayatri.Apa ini racun yang membuat ibuku seperti ini? " tanya Damar . Dia belum mengetahui jika sang ibu menatapnya.
"Damar, " panggil Nyai Rahayu.
Deg!
Damar langsung menoleh. Dia sangat terkejut ibunya bisa membuka mata. Selama ini Nyai Rahayu hanya bisa memejamkan matanya diatas ranjang. Matanya tidak berfungsi. Namun saat ini mata itu telah kembali seperti biasanya.
"Ibu! "
Damar memberikan ramuan ditangannya pada Nayla kemudian menghampiri sang ibu diatas ranjang.
"Ibu bisa melihatku? " Nyai Rahayu menganggukkan kepalanya.
" Biarkan Nyai Rahayu istirahat dulu tuan Damar, " ucap Nayla.
"Baiklah kalau begitu. Sekarang aku mau tanya tentang ramuan yang aku bawa tadi. Apa benar ini racun yang ada di tubuh ibuku? "
"Benar, " jawab Nayla setelah memeriksanya.
"Jadi ini beneran ramuan yang mengandung racun? " tanya Mbak Wulan.
"Benar Mbak. Ini sudah menjadi bukti jika istri muda Bapak Mbak Wulan lah yang selama ini meracuni Nyai Rahayu, " jawab Nayla dengan jujur.
Sepasang kakak beradik yang berada di hadapannya nampak berusaha menekan amarahnya yang akan meledak.
Selama ini keduanya tidak pernah memiliki pemikiran buruk terhadap Gayatri. Apalagi sejak kecil Gayatri sering mengasuh mereka. Gayatri merupakan pelayan yang ditugaskan untuk menjaga anak-anak dari Demang Jaya dan Nyai Rahayu.
Gayatri juga merupakan sahabat Nyai Rahayu. Keduanya berasal dari desa yang sama. Sampai akhirnya Nyai Rahayu menikah dengan Demang Jaya.
Gayatri sendiri yang meminta pekerjaan sebagai penjaga bayi saat Nyai Rahayu melahirkan Wijaya yang tak lain putra kedua Nyai Rahayu dengan Damang Jaya. Nyai Rahayu terpaksa mencari seseorang untuk mengurus bayinya karena sedang hamil Nyai Wulan.
Usia Nyai Wulan dengan Wijaya hanya berjarak satu tahun. Sedangkan Damar sebagai putra pertama saat itu masih berusia tiga tahun.
"Aku akan membuat wanita merasakan kesakitan yang lebih berat dari kesakitan yang telah dirasakan oleh ibu, " tekad Damar dengan wajah memerah.
"Bagaimana dengan ayah? "
"Dia harus memiliki keputusan yang tepat. Kalau ayah milih memihak wanita itu terserah. Tapi aku tidak akan membiarkan wanita itu hidup dengan tenang. "
"Bagus.Kapan kira-kira ayah dan wanita itu pulang? "
"Tidak akan lama lagi. "
"Bagus kalau begitu. Tunggu pembalasan ku wanita iblis!!!! " ucap Nyai Wulan dengan geram.
Nyai Rahayu menatap kedua anaknya dengan sendu. Ia pun tidak menyangka jika sahabat yang Ia percaya melakukan hal buruk padanya.
"Apa yang akan kalian lakukan? " tanya Nyai Rahayu dengan pelan. Nayla juga penasaran.
"Tentu saja memberikan hadiah yang tidak akan pernah Ia lupakan seumur hidupnya."
"Ibu tidak usah banyak berfikir. Saat ini yang penting kesembuhan ibu, " ucap Damar mengingatkan.
"Benar apa yang diucapkan Kak Damar. Sekarang yang terpenting ibu sembuh dahulu."
"Baiklah. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Mengiri itu emang bahaya
2024-12-25
0
Winter Milo
tenang tenang, ini parah nih...
2024-08-24
0
Ririn Santi
kok blm up Thor?
2024-07-09
0