Selesai sarapan Nyai Wulan membawa Nayla menemui ibunya. Melihat kondisi Nyai Rahayu, Nayla merasa prihatin.
"Tolong periksa Ibuku," pinta Nyai Wulan dengan cemas.
Nayla menyetujuinya tanpa pikir panjang. Dia mengambil stetoskop yang ia simpan dalam ranselnya. Untungnya sebagai seorang dokter ia membawa beberapa peralatan penting.
Nyai Wulan kaget dengan alat-alat yang dipakai oleh Nayla. Meski begitu ia tidak mengganggu Nayla dalam proses pemeriksaaan. Barulah setelah Nayla selesai memeriksa , Nyai Wulan bertanya dengan tidak sabar.
"Bagaimana? " tanya Nyai Wulan harap-harap cemas.
Nayla menatap Nyai Wulan dengan perasaan campur aduk. Sebenarnya sakit ibu Nyai wulan bukan hanya karena terpuruk akibat hilangnya sang putri. Ada seseorang yang sengaja memberikan racun pada beliau.
Bukan hanya satu jenis racun, tapi tiga jenis racun yang menggerogoti tubuhnya. Orang yang memberikan racun itu sangat kejam. Dia tidak membiarkan ibu nyai Wulan mati, tapi menyiksanya secara perlahan.
Yang membuat heran adalah apa tidak ada yang memeriksanya? Segitu buruk kah pengobatan di jaman ini?
"Ada apa? " tanya Nyai Wulan curiga. Dia merasakan firasat tidak baik melihat reaksi Nayla.
"Boleh bicara, berdua saja, " ucap Nayla dengan lirih. Sebab bukan hanya ada Nyai Wulan saja yang ada di ruangan itu. Ada Nyai Ayu dan dua orang pelayan.
"Bagaimana nak? " tanya Nyai Ayu penasaran. Nayla menatap Nyai Wulan sejenak sebelum mengalihkan tatapannya pada Nyai Ayu dan menjawab pertanyaannya.
"Masih bisa ditolong Nyai."
"Kamu yakin? "
"Nyonya tidak perlu khawatir. Hanya saja untuk pulih sepenuhnya butuh waktu yang agak panjang."
"Syukurlah kalau begitu, " ucap Nyai Ayu dengan lega.
Nyai Wulan tenggelam oleh lamunannya sendiri sampai tidak mendengar ucapan disekitarnya. Saat sadar , yang ada didalam kamar hanya tinggal dia, Nayla dan sang ibu.
"Loh... yang lain kemana? " tanya Nyai Wulan sambil celingak celinguk.
"Sudah keluar dari tadi, " jawab Nayla dengan santai. Dialah yang sudah meminta mereka untuk keluar
"Kok Aku tidak tahu? "
"Mau tau dari mana? dipanggil dari tadi saja tidak dengar. Memangnya apa yang sedang mbak Wulan pikirkan? "
"Ucapan mu tadi benar kan? Ibu masih bisa disembuhkan? " tanya Nyai Wulan penuh harap.
"Masih. Tapi ada yang harus Aku sampaikan pada mbak Wulan. Kondisi ibu mbak Wulan bukan hanya dikarenakan oleh hilangnya adik mbak Wulan. Tapi ada seseorang yang sengaja memberikan racun padanya. "
Deg!
"Racun? "
"Benar. Bukan hanya ada satu racun. Tapi ada tiga jenis racun yang sudah menggerogoti tubuh ibu Mbak Wulan. "
"Kenapa mantri dan dukun yang sudah memeriksa beliu tidak ada yang tahu? " tanya Nyai Wulan heran.
Sebab bukan hanya satu mantri atau dukun yang sudah memeriksa kondisi ibunya. Semua bilang jika Nyai Rahayu sakit akibat memikirkan anak bungsunya.
"Untuk itu aku tidak bisa menjawabnya. Tapi yang pasti orang itu sangat membenci ibu mbak Wulan. Dia tidak langsung membunuh ibu Mbak Wulan. Tetapi ia memberikan rasa sakit yang berkepanjangan, " jawab Nayla.
Nyai Wulan menatap tubuh ringkih sang ibu yang terbaring di atas ranjang. Ibu Nyai Wulan memang sudah tidak bisa lagi bangun dari ranjang. Bahkan mata dan juga lidahnya sudah tidak berfungsi lagi.
Kenapa ia tidak bisa menyadarinya?
Tiba-tiba ia teringat dengan istri sang ayah. Dia merupakan pelayan sekaligus teman dekat ibu dari mbak Wulan.
Apa ini semua ada hubungannya dengan wanita itu?
"Apa mbak Wulan mencurigai seseorang? "
"Ibu tiriku."
"Jadi Mbak Wulan punya ibu tiri. Sekarang beliau ada dimana? "
"Ada dirumahnya. Ayah juga selama ini tinggal disana. Beliau hanya sesekali datang kesini untuk menengok kondisi ibu."
"Pantesan Aku belum bertemu sama ayahnya mbak Wulan. Apa beliau sudah tahu jika Mbak Wulan datang kesini? "
"Sepertinya belum. Ayah dan istrinya sedang bepergian."
"Oh, kalau begitu mbak Wulan harus menyelidikinya. Untuk sementara waktu Aku akan tinggal disini untuk mengobati ibu mbak Wulan. "
"Terimakasih. Nanti Aku bilang dulu sama kakanda. Bagaimanapun Kamu harus pergi ke istana untuk melapor. "
"Apa jarak istana dari sini masih jauh? "
"Sekitar dua hari perjalanan. "
"Jauh sekali."
"Tapi kalau naik kuda bisa lebih cepat lagi."
"Apa tidak ada kendaraan lain selain kuda dan tandu?"
"Tidak ada. Memangnya di tempatmu sana ada? "
"Ada banyak. Mobil, sepeda, bus, pesawat dan masih banyak lagi."
"Seperti apa bentuknya? " tanya Nyai Wulan penasaran.
"Macam-macam. Tapi untuk saat ini belum waktunya untuk bercerita. Aku harus mempersiapkan barang-barang apa saja yang aku butuhkan untuk mengobati ibu mbak Wulan. Mungkin aku juga harus pergi ke hutan untuk mencari ramuan herbal."
"Kamu bilang saja apa yang kamu butuhkan. Biar para prajurit mencarinya."
"Baik. Nanti aku tulis resepnya. Bolehkah Aku kembali ke kamar dulu? "
"Tunggu! "
"Apa masih ada yang ingin Mbak Wulan tanyakan?"
"Itu... "
Nyai menunjuk stetoskop yang ada di leher Nayla Mumpung ada kesempatan, lebih baik ia menanyakannya sekarang.
"Stetoskop? "
"Jadi benda itu namanya stetoskop. Apa fungsinya? "
"Stetoskop merupakan alat bantu pemeriksaan yang umum digunakan oleh dokter. Alat ini berfungsi untuk mendengarkan suara dari dalam tubuh, salah satunya untuk mendengar suara detak jantung dan mendeteksi kelainannya. Apa Mbak Nayla mau mencobanya? "
Nyai Wulan menganggukkan kepalanya dengan cepat. Sepertinya alat itu sangat menarik.
Nayla memasangkan ear pieces di telinga Nyai Wulan.Kemudian diafragma di atas jantung Nyai Rahayu.
Letaknya hampir tepat di bawah payudara. Pegang stetoskop di antara jari telunjuk dan jari tengah , lalu berikan tekanan yang cukup lembut sehingga Anda tidak dapat mendengar suara jari Anda saling bergesekan.
Deg... deg.... deg
Kedua mata Nyai Wulan melotot karena terkejut. Ada perasaan yang tidak bisa ia jabarkan.
"Mbak Wulan mendengar sesuatu? " tanya Nayla dengan tersenyum.
"Suara apa itu? "
"Detak jantung Nyai Rahayu. Sekarang coba bedakan dengan detak jantung Mbak Wulan. "
Nayla meletakkan diafragma diatas jantung Nyai Wulan. Dahi Nyai Wulan mengernyit. Jelas sekali perbedaannya.
"Kenapa bisa berbeda?"
"Karena kondisi Mbak Wulan dengan Nyai Rahayu berbeda."
"Terimakasih."
"Sama-sama.Aku keluar dulu ya, " ucap Nayla sambil mengembalikan stetoskop kedalam ransel. Kemudian keluar dari kamar dan memakai ke kamarnya.
Senopati Arya tiba di sana saat tengah hari. Nyai Wulan menceritakan semua yang ia ketahui pada Senopati Arya.
Senopati Arya memutuskan untuk menunda kepergian Nayla ke istana. Hanya Senopati Arya dan kedua orang tuanya yang melanjutkan perjalanan. Nayla dan Nyai Wulan akan tinggal untuk sementara waktu di kediaman ini.
Ketiadaan Demang Jaya di rumahnya membuat Nyai Wulan bebas mencari bukti keterlibatan Gayatri akan racun yang ada di tubuh Nyai Rahayu.
Nyai Wulan meminta bantuan dari sang kakak dan prajurit yang ditinggalkan oleh Senopati Arya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Waah teman jahat
2024-12-25
1
Winter Milo
hmmm.. semakin menarik../Good/
2024-08-24
1
Sribundanya Gifran
lanjut💪💪💪💪
2024-07-06
0