Istirahat

"Selamat datang di gubuk kami tuan Tumenggung," ucap Damar dengan sopan. Damar merupakan kakak sulung Nyai Wulan.

Kenapa bukan Demang Jaya sendiri yang menyambut kedatangannya?

Karena Demang Jaya sudah tinggal terpisah dengan istri pertamanya yang tak lain ibu dari Nyai Wulan.Bukan karena bercerai, namun karena tinggal bersama istri keduanya.

Rumahnya hanya berjarak beberapa rumah. Jadi setiap hari Demang Jaya masih tetap memantau kesehatan sang istri pertama.

"Maaf jika kedatangan kami membuat istirahat nak Damar sekeluarga terganggu."

"Tidak menggangu sama sekali. Mari masuk ke dalam, " ajak Damar membawa tamunya masuk kedalam rumah.

"Silahkan duduk."

"Terima kasih. "

"Saya tinggal ke belakang dulu ya, " ucap Damar. Nyai Wulan mengikutinya dari belakang.

"Kenapa tidak memberi kabar jika akan kemari? " tanya Damar pada Nyai Wulan.

"Maaf...kami memang datang secara mendadak. Ada seseorang yang akan memeriksa kondisi Ibu."

"Betulkah? siapa dia? "

"Namanya Nayla. Dia seorang dokter. "

"Dokter?" tanya Damar dengan bingung.

"Benar. Dokter hampir sama dengan seorang Mantri."

"Dimana orangnya? "

"Gadis tadi."

"Ha??? bukankah dia masih kecil. Bisakah dia mengobati ibu kita? "

"Jangan dilihat dari usianya. Bahkan gadis itu tadi ikut bertarung melawan orang-orang dari Perguruan kapak setan hanya dengan tangan kosong. "

Tentu saja Damar terkejut mendengar penuturan adiknya. Siapa yang tidak mengenal keganasan orang -orang dari kapal setan. Meski belum bertemu secara langsung tapi mereka mendengar ceritanya dari orang-orang. Sudah bukan rahasia lagi di dunia persilatan.

"Sudahlah lebih baik Kakak temui dulu ayah mertua. Biar Aku mempersiapkan kamar buat mereka."

Damar kembali ke ruang tamu, sedangkan Nyai Wulan meminta pelayan untuk membuatkan minuman hangat serta mengajak pelayan yang ikut dengannya untuk mempersiapkan kamar.

Kediaman orang tua Nyai Wulan tak sebesar rumah senopati Arya. Meski begitu masih ada beberapa kamar kosong yang bisa ia tempati.

"Kamarnya sudah siap. Mari Saya antar. "

Pertama Nyai Wulan mengantar Tumenggung Aji Saka dan Nyai Ayu. Kemudian mengantar Nayla.

"Ini kamarnya. Semoga malam ini adek bisa tidur nyenyak."

"Mbak Wulan juga. "

Nyai Wulan tersenyum meninggalkan kamar itu. Bagaimana ia bisa tidur nyenyak jika sang suami masih belum datang.

Nayla langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Ransel yang ia bawa ia letakkan diatas meja.

Tok tok tok

Dengan malas Nayla bangun dari posisinya. Kemudian berjalan kearah pintu dan membukanya. Ternyata ada seorang pelayan yang membawa air dalam kendi.

"Ada apa? "

"Ini ada sedikit air untuk mencuci muka Nona."

"Terimakasih."

Nayla menerima kendi itu dan membawanya masuk kedalam kamar. Ia letakkan di pojok ruangan. Kemudian mencuci mukanya hingga bersih.

Malam ini Nayla tertidur dengan nyenyak. Tubuhnya terasa lelah setelah perjalanan dan pertarungan tadi siang.

Keesokan harinya Nayla bangun seperti biasa. ia sudah terbiasa bangun dini hari.Setelah bangun ia langsung keluar dari kamar. Tujuan tak lain mencari kamar atau toilet yang bisa ia gunakan.

"Mau kemana Nona? " tanya seorang pelayan ketika melihatnya. Nayla menghentikan langkahnya.

"Ada tempat untuk buang air? " tanyanya.

"Oh... ada di belakang dapur. Mari saya tunjukkan Nona, " ajak pelayan itu dengan ramah.

"Terima kasih."

Pelayan itu membawa Nayla ke gubuk kecil yang terletak di belakang dapur. Didalamnya ada beberapa gentong air dan juga lubang kecil yang ditutup oleh papan sebagai tempat pembuangan hajat.

Untuk mandi mereka harus pergi ke sungai. Tidak ada prajurit atau pelayan tambahan yang bisa diperintah untuk mengangkut air dari sungai untuk mandi dan mencuci.

Selesai buang hajat dan mencuci muka, Nayla pergi ke dapur. Ada tiga orang pelayan yang sedang menyiapkan sarapan. Dua diantaranya merupakan pelayan yang dibawa dari rumah senopati. Tidak terlihat pelayan yang tadi mengantarkannya ke wc.

Di kediaman Demang jaya memang hanya ada dua orang pelayan. Itupun berasal dari rumah senopati atas permintaan Nyai Wulan untuk membantu ibunya yang sedang sakit.

"Ada yang bisa dibantu? " tanya Nayla begitu masuk di dapur.

Tiga orang pelayan yang sedang sibuk langsung menoleh kearahnya. Salah satu dari menjawabnya dengan sopan.

"Tidak perlu Nona. Lebih baik anda kembali ke kamar. Udara di sini dingin. Takutnya nanti Nona bisa masuk angin."

"Kita sama-sama manusia. Kalau saya bisa masuk angin, kalian juga bisa masuk angin, " gurau Nayla sambil terkekeh.

"Tapi ini sudah menjadi tugas kami sehari-hari. Masak di depan tungku seperti ini tidak dingin sama sekali."

"Kalau begitu kita sama.Aku juga tidak dingin. Setiap hari aku bangun pagi untuk masak dan olahraga. Tidak enak rasanya jika harus berdiam tanpa melakukan apapun, "ucap Nayla yang membuat tiga pelayan itu tertegun.

Mau tidak mau mereka membiarkan Nayla membantu pekerjaan mereka. Ada dua tungku yang ada di dapur. Setiap tungku ada dua lubang. Satu untuk menanak nasi dan satu lagi untuk membuat lauk.

Karena banyak orang, maka mereka pun masak dengan jumlah banyak. Untungnya Tumenggung Aji Saka membawa barang-barang dari rumah. Bukan memandang rendah kediaman Demang . Karena mereka datang mendadak takutnya bahan makanan yang ada dirumah Demang Jaya kurang.

Hari ini para pelayan memasak nasi putih, ayam ungkep, telur rebus, sambal terasi, kulupan, sayur bening dan botok teri.

Selain itu mereka juga mengukus pisang, ubi dan singkong. Setelah semuanya siap mereka langsung membawanya kedalam.

Kali ini mereka makan sambil lesehan. Kursi yang ada tidak mencukupi untuk mereka. Untuk para prajurit dan pelayan ada tempat tersendiri buat mereka.

Ibu Nyai Wulan bernama Nyai Rahayu. Ia tinggal di rumah ini dengan ditemani putra sulungnya dan istrinya. Mereka juga memiliki dua orang anak yang masih balita.

Kakak kedua Damar bernama Wijaya. Dia tinggal bersama sang istri di daerah lain. Kebetulan istrinya merupakan putri satu-satunya dari sang mertua. Jadi mereka tidak bisa jauh dengannya.

Saat ini kondisi Nyai Rahayu sungguh memperihatinkan.Dia hanya bisa tinggal diatas ranjang. Penglihatannya juga terganggu. Jadi tidak bisa keluar untuk menemui tamunya. Tumenggung Aji Saka dan Nyai Ayu sudah memakluminya.

"Ayah kemana kak? " tanya Nyai Wulan pada sang kakak. Semalam ia belum sempat menanyakannya.

"Kenapa memangnya? "

"Tadi aku cari di rumah Bibi Gayatri tidak ada."

"Kemarin Ayah sama Bibi Gayatri pergi. Katanya sih mau ke rumah saudara Bibi Gayatri."

"Dimana? "

"Entahlah. Sekarang kita makan dulu. Mari Nyai! "

Nyai Ayu tersenyum. Beliau mengisi piringnya terlebih dahulu. Piring yang digunakan untuk makan terbuat dari tanah liat. Sama seperti cobek yang digunakan untuk menghaluskan bumbu dapur.

Satu persatu bergantian mengisi piringnya. Setelah itu semua makan dengan hening.

Terpopuler

Comments

Zhie Zhie

Zhie Zhie

setiap bab pasti ada adegan makan 😂😂

2025-01-07

1

🍃🦂 Nurliana 🦂🍃

🍃🦂 Nurliana 🦂🍃

Ngebayangin flm kolosal saur sepuh

2024-12-25

0

Winter Milo

Winter Milo

/Good//Good/

2024-08-24

0

lihat semua
Episodes
1 Nayla Dokter Genius
2 Keterkejutan Nayla
3 Menangkap ikan
4 Keluarga kerajaan
5 Melanjutkan perjalanan
6 Nyai Wulan
7 Nyai Ayu
8 Perbincangan di pagi hari
9 Perjalanan
10 Perampok
11 Istirahat
12 Memeriksa Nyai Rahayu
13 Pengobatan Nyai Rahayu
14 Siluman Ular
15 Halo!!!
16 Kakek Harimau
17 Pertarungan
18 Tiba di rumah
19 Pilihan
20 Adipati Banjar Negara
21 Rumah baru
22 Ke Pasar
23 Gosip
24 Pengobatan
25 Menghilangnya Janin dari perut-perut ibu hamil
26 Keanehan Senopati Arya
27 Ketemu
28 Manisa
29 Menyelamatkan Senopati Arya
30 Panik
31 Interogasi
32 Nayla mengaku
33 Membawa Senopati Arya pulang
34 Kedatangan Raden Athaya
35 ...
36 Perjalanan ke Istana
37 Desa kecubung
38 Nyai Wulan galau
39 Ki Suryadarma
40 Turun ke sawah
41 Balikan
42 Hamil
43 Pembukaan Klinik
44 Sindrom Couvade
45 Hati yang tersakiti
46 ....
47 Melepaskan gelar sebagai seorang Ratu
48 Bertemu
49 Bercerita
50 Kaluar istana
51 Berpamitan
52 Nyimas Purwati
53 Nyimas Parwati yang bermuka dua
54 Penyesalan Prabu Abi Rama
55 Sikap Adipati Janitra
56 Keberadaan Nayla diketahui orang sekte sesat
57 Datangnya Ki Suryadarma dan Ki Sawunggaling
58 Membuat rumah
59 Pembalasan
60 Pesta
61 Raden Cakra
62 Info
63 Tanah gersang
64 ....
65 Menolak
66 Kedatangan Raden Wijaya dari Kerajaan Bulan Bintang
67 Kepergian Nayla dan kedua orang tuanya
68 Atmajaya
69 Pagoda Suci
70 Draft
71 Memeriksa kondisi Ratu Sekar Sari
72 Pengobatan
73 Draft
74 Kembali Pulang
75 Akhir dari sebuah kutukan
76 Misi berhasil
77 Pembuatan Rumah
78 Serangan
79 Pindah Rumah
80 Berkebun
81 Kondisi Prabu Abi Rama
82 .
83 Di rumah Nayla
84 ....
85 Keterkejutan Prabu Abi Rama
86 Nyai Wulan melahirkan
87 Draft
88 .....
89 Kembali ke desa Harapan
90 Makan malam bersama
91 Pengumuman
92 Pernikahan
93 pengumuman
94 .....
95 Keberhasilan
96 Pintu di lantai sembilan pagoda Suci
97 ....
98 Pergi ke rumah sakit
99 Akhirnya....
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Nayla Dokter Genius
2
Keterkejutan Nayla
3
Menangkap ikan
4
Keluarga kerajaan
5
Melanjutkan perjalanan
6
Nyai Wulan
7
Nyai Ayu
8
Perbincangan di pagi hari
9
Perjalanan
10
Perampok
11
Istirahat
12
Memeriksa Nyai Rahayu
13
Pengobatan Nyai Rahayu
14
Siluman Ular
15
Halo!!!
16
Kakek Harimau
17
Pertarungan
18
Tiba di rumah
19
Pilihan
20
Adipati Banjar Negara
21
Rumah baru
22
Ke Pasar
23
Gosip
24
Pengobatan
25
Menghilangnya Janin dari perut-perut ibu hamil
26
Keanehan Senopati Arya
27
Ketemu
28
Manisa
29
Menyelamatkan Senopati Arya
30
Panik
31
Interogasi
32
Nayla mengaku
33
Membawa Senopati Arya pulang
34
Kedatangan Raden Athaya
35
...
36
Perjalanan ke Istana
37
Desa kecubung
38
Nyai Wulan galau
39
Ki Suryadarma
40
Turun ke sawah
41
Balikan
42
Hamil
43
Pembukaan Klinik
44
Sindrom Couvade
45
Hati yang tersakiti
46
....
47
Melepaskan gelar sebagai seorang Ratu
48
Bertemu
49
Bercerita
50
Kaluar istana
51
Berpamitan
52
Nyimas Purwati
53
Nyimas Parwati yang bermuka dua
54
Penyesalan Prabu Abi Rama
55
Sikap Adipati Janitra
56
Keberadaan Nayla diketahui orang sekte sesat
57
Datangnya Ki Suryadarma dan Ki Sawunggaling
58
Membuat rumah
59
Pembalasan
60
Pesta
61
Raden Cakra
62
Info
63
Tanah gersang
64
....
65
Menolak
66
Kedatangan Raden Wijaya dari Kerajaan Bulan Bintang
67
Kepergian Nayla dan kedua orang tuanya
68
Atmajaya
69
Pagoda Suci
70
Draft
71
Memeriksa kondisi Ratu Sekar Sari
72
Pengobatan
73
Draft
74
Kembali Pulang
75
Akhir dari sebuah kutukan
76
Misi berhasil
77
Pembuatan Rumah
78
Serangan
79
Pindah Rumah
80
Berkebun
81
Kondisi Prabu Abi Rama
82
.
83
Di rumah Nayla
84
....
85
Keterkejutan Prabu Abi Rama
86
Nyai Wulan melahirkan
87
Draft
88
.....
89
Kembali ke desa Harapan
90
Makan malam bersama
91
Pengumuman
92
Pernikahan
93
pengumuman
94
.....
95
Keberhasilan
96
Pintu di lantai sembilan pagoda Suci
97
....
98
Pergi ke rumah sakit
99
Akhirnya....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!