Menangkap ikan

Nayla menatap dua orang yang berdiri di depan pintu dengan kesal. Lagi-lagi acara makannya terganggu. Padahal masih menghabiskan separuh bekal.

"Apaan sih! " sentak Nayla dengan keras.

"Bisa tidak ketuk pintu baik-baik. Bagaimanapun Saya perempuan. Bagaimana kalau Saya sedang tidak memakai baju, " lanjutnya.

" Maaf Nak Nayla, " ucap Kuwu Wira dengan rasa bersalah. Beliau melirik Senopati Arya yang berdiri di sampingnya.

"Kenapa sampai dobrak pintu segala. Kan bisa ketuk pelan-pelan, " gerutu Nayla.

"Kuwu Wira tadi melihat cahaya terang disini. Kami takut kamu berbuat macam-macam,"ucap Senopati Arya dengan jujur. Nayla langsung mengerti apa yang dimaksud oleh Senopati Arya.

"Oh... bilang dong dari tadi."

Nayla mengambil ponsel yang tergeletak di atas ranjang, kemudian memperlihatkannya pada Kuwu Wira dan Senopati Arya.

"Ini namanya ponsel. Ponsel ini tidak hanya bisa mengeluarkan cahaya tapi ponsel ini memiliki banyak fungsi, " terang Nayla menjelaskan.

Kedua orang itu tertegun melihat tampilan ponsel milik Nayla. Apalagi saat menunjukkan video musik simpanannya.

"Kok bisa! "

"Ya bisa lah. Besok Saya jelaskan lebih lanjut. Sekarang sudah malam. Saya ingin istirahat dulu."

"Baiklah. Jangan berfikir untuk kabur. "

"Memangnya mau kabur kemana malam-malam begini, " sindir Nayla sinis.

Tanpa menjawab ucapan sinis Nayla, Senopati Arya pergi dari sana.Kuwu Wira dengan patuh mengikutinya dari belakang.

Setelah kepergian Kuwu Wira dan Senopati Arya, Nayla memutuskan untuk langsung tidur saja. Nafsu makannya sudah hilang. Ia kembali merapikan kotak makannya dan meletakkan di atas meja.

Nayla mengambil pembersih wajah yang ada di dalam ransel. Setelah membersihkan wajahnya, Nayla bersiap untuk tidur.

Keesokan harinya Nayla terbangun oleh teriakan gadis muda seusianya. Gadis itu berdiri disamping ranjang yang ia tiduri.

"Berisik!!! " tegur Nayla dengan serak.

"Kamu siapa? kenapa kamu tidur di kamar ini? " tanya gadis itu penasaran.

Nayla dengan malas bangun dari tidurnya. Semalam ia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Rasanya tidak nyaman tidur di tempat yang asing.

"Saya Nayla. Saya di minta Kuwu Wira untuk tidur di kamar ini semalam."

Deg!!!

"Kamu siapanya Bapak ? "

"Tamunya."

"Bukan istri mudanya kan? " tebak gadis itu.

"Maaf ya... Aku tidak suka jadi yang kedua. Lagian Kuwu Wira itu pantasnya dipanggil Bapak bukan Sayang. "

"Ta_"

"Ada apa ini? " tanya wanita paruh baya tiba-tiba menghentikan ucapan Gendis. Putri dari Kuwu Wira.

"Bapak bawa gadis muda ke dalam kamar Buk, " adu Gadis itu pada ibunya.

Perempuan paruh baya yang dipanggil ibu bergegas menghampiri mereka. Setibanya di dalam kamar ia menatap Nayla dengan pandangan menyelidik.

"Kamu siapa? "

"Nayla. Kalau mau tanya bagaimana Saya bisa ada disini, ibu bisa tanya langsung sama Kuwu Wira. "

"Nona ini salah satu tamu Bapak. Masih ada sepuluh orang lagi diluar. Mereka tidur di pendopo. Sekarang lebih baik Ibuk sama Gendis masak buat mereka, " ucap Kuwu Wira menjelaskan. Ketiga wanita itu menatap Wuku Wira yang baru datang.

"Tapi _"

"Nanti saja bicaranya."

Mau tidak mau sepasang ibu dan anak itu bergegas pergi ke dapur. Kuwu Wira minta Maaf atas nama istri dan putrinya.

"Maafkan istri dan juga anak Bapak ya Nak. Bapak belum sempat memberitahukan keberadaan Nak Nayla pada mereka."

"Tidak masalah Pak. Kalau boleh Saya tahu, sungainya ada dimana ya Pak? "

"Nak Nayla mau mandi? "

"Iya Pak. Gerah banget! "

"Tapi di luar masih gelap. "

"Tidak masalah Pak. Lagi pula Saya punya senter buat penerangan. "

"Senter? " Kuwu Wira menatap Nayla meminta penjelasan. Sejak kecil sampai berumur hampir setengah abad belum pernah dengar tentang senter.

Mengetahui Kuwu Wira tidak mengetahui senter, Nayla mengambil senter kecil yang tersedia di dalam ransel. Dia baru ingat kalau sebelum berangkat telah memasukkan senter kedalam ransel.

"Ini namanya senter 🔦Pak. "

Kuwu Wira menatap senter itu dengan mata berbinar. Tanpa diminta Nayla menyalakan senter itu sehingga mengeluarkan cahaya.

"Wah... bagus sekali. Bapak baru lihat yang seperti ini. "

"Di tempat saya banyak Pak. "

"Berapa harganya Nak? "

"Mampus!!! " gumam Nayla dalam hati. Kuwu Wira sudah tidak sabar mengetahui harganya.

"Tiga puluh lima ribu Pak, " jawab Nayla tanpa menyebut rupiah. Kuwu Wira beranggapan Tiga puluh ribu koin perak. Jika dikumpulkan bisa lebih dari satu peti.

"Waduh... pantesan bagus. Harganya saja mahal, " keluh Kuwu Wira dengan lesu.

"Begitulah Pak."

"Kalau begitu biar Gendis yang mengantarkan Nak Nayla. ".

"Terimakasih Pak. "

Gendis yang sedang membantu ibunya di dapur dipanggil. Setelah mendapat perintah dari Bapaknya, Gendis menemani Nayla ke sungai.

"Kita lewat sini saja Nona, " ucap Gendis dengan sopan. Kuwu Wira sudah memberi tahu jika Nayla merupakan teman dari Senopati Arya.

Gendis mengajak Nayla lewat belakang rumah. Karena masih gelap, Nayla menyalakan senter yang ia bawa. Gendis terpukau akan cahaya yang dikeluarkan oleh senter itu. Namun tidak punya keberanian untuk menanyakan menanyakannya.

Letaknya sungai tidak terlalu jauh dari rumah Kuwu Wira. Hanya butuh waktu sepuluh menit untuk sampai disana. Matahari juga sudah mulai memancarkan sinarnya.

Setibanya di sungai, Nayla langsung menyeburkan tubuhnya ke dalam sungai. Rasanya sangat menyenangkan. Dia tidak melepas pakaiannya. Rasanya kurang nyaman jika harus bertelanjang di ruang terbuka seperti ini.

Didalam sungai itu terdapat banyak ikan. Nayla tergiur untuk menangkapnya!

"Tolong Bantu Aku, " ucap Nayla pada gendis.

"Tolong apa? "

"Tolong bantu Aku jaga ikannya. "

"Ikan yang mana? "

Nayla langsung melemparkan ikan hasil tangkap nya kehadapan Gendis.. Gendis terkejut dengan aksi Nayla. Belum lagi besar ikan yang ditangkap.

"Kok bisa!! "

"Buruan Jangan bengong begitu Nanti ikannya kembali ke air, " tegur Nayla.

Dengan semangat Gendis memasukkan ikan -ikan itu kedalam kendi yang ia bawah. Dia memang terbiasa membawa kendi untuk mengambil air dari sungai. Khusus untuk minum para warga mengambil air dari sumbernya langsung.

Nayla masih sibuk mencari ikan. Meski hanya dengan tangan kosong ia berhasil menangkap beberapa ikan gabus.

Dirasa cukup Nayla segera menyelesaikan mandinya. Setelah selesai Gendis memberikan jarik yang ia punya untuk dipakai oleh Nayla.

Sepulangnya dari sungai, Nayla langsung menjemur pakaiannya yang basah. Sedangkan Gendis membawa ikannya ke dapur.

Terpopuler

Comments

🍃🦂 Nurliana 🦂🍃

🍃🦂 Nurliana 🦂🍃

nyimak

2024-12-25

0

Farsijumia

Farsijumia

bagus

2024-09-29

0

Wisteria

Wisteria

ya ya ya ruang dimensi fersi jaman Mantili dan Sembara

2024-08-22

0

lihat semua
Episodes
1 Nayla Dokter Genius
2 Keterkejutan Nayla
3 Menangkap ikan
4 Keluarga kerajaan
5 Melanjutkan perjalanan
6 Nyai Wulan
7 Nyai Ayu
8 Perbincangan di pagi hari
9 Perjalanan
10 Perampok
11 Istirahat
12 Memeriksa Nyai Rahayu
13 Pengobatan Nyai Rahayu
14 Siluman Ular
15 Halo!!!
16 Kakek Harimau
17 Pertarungan
18 Tiba di rumah
19 Pilihan
20 Adipati Banjar Negara
21 Rumah baru
22 Ke Pasar
23 Gosip
24 Pengobatan
25 Menghilangnya Janin dari perut-perut ibu hamil
26 Keanehan Senopati Arya
27 Ketemu
28 Manisa
29 Menyelamatkan Senopati Arya
30 Panik
31 Interogasi
32 Nayla mengaku
33 Membawa Senopati Arya pulang
34 Kedatangan Raden Athaya
35 ...
36 Perjalanan ke Istana
37 Desa kecubung
38 Nyai Wulan galau
39 Ki Suryadarma
40 Turun ke sawah
41 Balikan
42 Hamil
43 Pembukaan Klinik
44 Sindrom Couvade
45 Hati yang tersakiti
46 ....
47 Melepaskan gelar sebagai seorang Ratu
48 Bertemu
49 Bercerita
50 Kaluar istana
51 Berpamitan
52 Nyimas Purwati
53 Nyimas Parwati yang bermuka dua
54 Penyesalan Prabu Abi Rama
55 Sikap Adipati Janitra
56 Keberadaan Nayla diketahui orang sekte sesat
57 Datangnya Ki Suryadarma dan Ki Sawunggaling
58 Membuat rumah
59 Pembalasan
60 Pesta
61 Raden Cakra
62 Info
63 Tanah gersang
64 ....
65 Menolak
66 Kedatangan Raden Wijaya dari Kerajaan Bulan Bintang
67 Kepergian Nayla dan kedua orang tuanya
68 Atmajaya
69 Pagoda Suci
70 Draft
71 Memeriksa kondisi Ratu Sekar Sari
72 Pengobatan
73 Draft
74 Kembali Pulang
75 Akhir dari sebuah kutukan
76 Misi berhasil
77 Pembuatan Rumah
78 Serangan
79 Pindah Rumah
80 Berkebun
81 Kondisi Prabu Abi Rama
82 .
83 Di rumah Nayla
84 ....
85 Keterkejutan Prabu Abi Rama
86 Nyai Wulan melahirkan
87 Draft
88 .....
89 Kembali ke desa Harapan
90 Makan malam bersama
91 Pengumuman
92 Pernikahan
93 pengumuman
94 .....
95 Keberhasilan
96 Pintu di lantai sembilan pagoda Suci
97 ....
98 Pergi ke rumah sakit
99 Akhirnya....
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Nayla Dokter Genius
2
Keterkejutan Nayla
3
Menangkap ikan
4
Keluarga kerajaan
5
Melanjutkan perjalanan
6
Nyai Wulan
7
Nyai Ayu
8
Perbincangan di pagi hari
9
Perjalanan
10
Perampok
11
Istirahat
12
Memeriksa Nyai Rahayu
13
Pengobatan Nyai Rahayu
14
Siluman Ular
15
Halo!!!
16
Kakek Harimau
17
Pertarungan
18
Tiba di rumah
19
Pilihan
20
Adipati Banjar Negara
21
Rumah baru
22
Ke Pasar
23
Gosip
24
Pengobatan
25
Menghilangnya Janin dari perut-perut ibu hamil
26
Keanehan Senopati Arya
27
Ketemu
28
Manisa
29
Menyelamatkan Senopati Arya
30
Panik
31
Interogasi
32
Nayla mengaku
33
Membawa Senopati Arya pulang
34
Kedatangan Raden Athaya
35
...
36
Perjalanan ke Istana
37
Desa kecubung
38
Nyai Wulan galau
39
Ki Suryadarma
40
Turun ke sawah
41
Balikan
42
Hamil
43
Pembukaan Klinik
44
Sindrom Couvade
45
Hati yang tersakiti
46
....
47
Melepaskan gelar sebagai seorang Ratu
48
Bertemu
49
Bercerita
50
Kaluar istana
51
Berpamitan
52
Nyimas Purwati
53
Nyimas Parwati yang bermuka dua
54
Penyesalan Prabu Abi Rama
55
Sikap Adipati Janitra
56
Keberadaan Nayla diketahui orang sekte sesat
57
Datangnya Ki Suryadarma dan Ki Sawunggaling
58
Membuat rumah
59
Pembalasan
60
Pesta
61
Raden Cakra
62
Info
63
Tanah gersang
64
....
65
Menolak
66
Kedatangan Raden Wijaya dari Kerajaan Bulan Bintang
67
Kepergian Nayla dan kedua orang tuanya
68
Atmajaya
69
Pagoda Suci
70
Draft
71
Memeriksa kondisi Ratu Sekar Sari
72
Pengobatan
73
Draft
74
Kembali Pulang
75
Akhir dari sebuah kutukan
76
Misi berhasil
77
Pembuatan Rumah
78
Serangan
79
Pindah Rumah
80
Berkebun
81
Kondisi Prabu Abi Rama
82
.
83
Di rumah Nayla
84
....
85
Keterkejutan Prabu Abi Rama
86
Nyai Wulan melahirkan
87
Draft
88
.....
89
Kembali ke desa Harapan
90
Makan malam bersama
91
Pengumuman
92
Pernikahan
93
pengumuman
94
.....
95
Keberhasilan
96
Pintu di lantai sembilan pagoda Suci
97
....
98
Pergi ke rumah sakit
99
Akhirnya....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!