Setelah berjalan kira-kira sekitar satu jam, mereka akhirnya tiba di sebuah perkampungan. Kedua mata Nayla melotot melihat pemandangan yang tersaji di depannya.
Nayla terkejut karena bentuk rumah yang ia lihat saat ini sangat sederhana. Hanya sebuah gubuk kecil yang dindingnya terbuat dari batang bambu, sedangkan atapnya dari daun -daunan.
"Waduh... jadi Aku beneran ada di Zaman kerajaan. Kok bisa?! " Nayla shock.
Jarak antara rumah yang satu dengan rumah yang lainnya juga cukup besar. Tidak ada lampu penerangan, hanya ada obor yang dipasang penduduk di depan rumahnya. Sedangkan di dalam rumah bisanya penduduk memasang lampu teplok.
"Kenapa berdiam saja disitu. Kita harus cepat tiba di rumah kepala Dusun untuk istrahat, " tegur Senopati Arya saat melihat Nayla masih terdiam di tempat.
Senopati Arya memutuskan untuk beristirahat dulu di rumah kepala Dusun sebelum melanjutkan perjalanannya ke rumah.
"Eh... iya. "
Nayla kembali mengikuti langkah kaki Senopati Arya dan prajuritnya dari belakang. Tidak butuh waktu lama , mereka sudah sampai di gubuk yang lebih besar dari yang lain. Kebetulan sang pemilik rumah berada di depan rumahnya. Beliau sedang berbincang dengan tiga orang yang bersamanya.
Senopati Arya berjalan mendekati mereka. Sedangkan Nayla memilih untuk menunggu bersama para prajurit lainnya.
"Selamat malam, " sapa sang kepala Dusun sambil berdiri.
"Selamat malam. Apa benar ini rumah Kuwu di dusun sini ? " tanya Senopati Arya berbasa-basi. Sebab dilihat dari besarnya rumahnya sudah menjelaskan statusnya. Kuwu merupakan panggilan untuk kepala Dusun
"Benar. Saya kepala dusun merak putih. Nama saya Kuwu Eka wira. Kalau boleh saya tah, Tuan ini siapa dan berasal dari mana?" jawabnya dengan ramah.
"Saya Arya. Kedatangan Saya kesini untuk menumpang istirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan, " ucap Senopati Arya tanpa basa basi. Meski tidak menyebutkan gelarnya, namun ternyata kepala Dusun itu langsung bisa menebak dengan tepat.
"Aduh Gusti... ternyata ada tamu Agung toh . Silahkan duduk dulu Tuan, " pinta Kuwu Wira dengan agak gemetar. Reputasi Senopati Arya menyebar hampir ke seluruh wilayah kerajaan pandan Wangi.
ketiga orang tamu yang sedang duduk langsung berdiri. Mereka membungkuk untuk memberi penghormatan.
"Maaf atas ketidaksopanan kami Senopati, " ucap mereka dengan serempak.
"Tidak masalah. Silahkan lanjutkan ngobrolnya. Saya hanya mau minta satu kamar kosong untuk teman perempuan Saya. Sedangkan Saya dan yang lain bisa istirahat di pendopo."
Kuwu Eka Wira menatap Nayla dan prajurit lainnya yang masih berada di pinggir jalan.
"Tentu Tuan. Didalam masih ada satu kamar kosong yang bisa digunakan. Teman Tuan bisa menggunakannya untuk beristirahat."
Senopati Arya memanggil Nayla yang duduk di pinggir jalan. Sembilan prajurit lain berdiri disekitar Nayla.Mereka takut jika sampai Nayla kabur.
"Hei kamu! " panggil Senopati Arya pada Nayla. Nayla yang merasa terpanggil langsung berdiri dan mendekatinya.
"Hei hei hei... Aku juga punya nama . Panggil Aku Nayla! " protes Nayla tidak terima.
"Nayla atau siapapun namamu Aku tidak perduli. Yang penting sekarang Kamu ikut Aku! " perintah Senopati Arya tanpa mau dibantah.
Nayla malas untuk berdebat. Ia mengikuti Senopati Arya dari belakang.
"Ini teman Saya, " kata Senopati Arya. Keempat orang itu memiliki reaksi yang sama saat melihat Nayla untuk pertama kalinya.
Seperti saat Senopati Arya bertemu Nayla untuk pertama kalinya. Mereka menatap Nayla dari ujung kepala sampai ujung kaki hingga membuat Nayla risih.
"Tuan, " panggil Senopati Arya menghentikan tatapan mereka. Kuwu Wira jadi tak enak hati.
"Silahkan masuk Nona, " ucapnya dengan agak gugup.
Kuwu Eka Wira membukakan pintu rumahnya. Sang istri dan anaknya sudah tidur. Jadi Kuwu Wira langsung membawa Nayla ke kamar yang masih kosong.
Nayla agak ngeri masuk kedalam rumah. Apalagi dengan cahaya agak temaram.
"Ini kamarnya. Nona bisa masuk kedalam."
"Terimakasih tuan. "
"Panggil Bapak saja Nona."
"Baiklah kalau begitu. Bapak juga bisa panggil Saya Nayla."
"Baik. Silahkan masuk kedalam. Saya tinggal ke depan dulu."
"Maaf Pak, sebelumnya Saya mau tanya disini ada kamar mandi tidak pak? "
"Malam-malam begini mau mandi? " tanya Kuwu Wira heran. Nayla menganggukkan kepalanya.
"Kalau mau mandi Nak Nayla harus pergi ke sungai."
"Waduh... ya sudah kalau begitu Pak. Saya masuk ke kamar saja."
"Silahkan."
Nayla masuk kedalam dengan lemas. Tubuhnya lengket dengan keringat.
"Ini kamar apa goa? " gumam Nayla sambil meletakkan ranselnya diatas ranjang. Kemudian mengambil ponsel yang tadi ia simpan di dalam tas.
Sebenarnya Nayla masih bingung dengan situasi yang sedang ia alami saat ini. Ia masuk ke zaman kerajaan atau memang ada kerajaan tersembunyi di hutan yang ia datangi.
"Bikin pusing aja, " gerutunya. Untungnya baterai ponselnya masih penuh. Ia menyalakan lampu ponsel buat penerangan.
Nayla membuka bekal makanan yang belum sempat ia buka. Ada nasi, ayam goreng, nuget dan juga sambal. Beruntung nasinya belum basi. Jadi aman untuk ia makan.
Saat akan menyuapkan nasi kedalam mulut, terdengar pintu yang di ketuk. Ia pun urung menyuapkan nasi kedalam mulutnya. Dengan malas ia langkahkan kakinya ke arah pintu.
srek
"Ada apa ya Pak? " tanya Nayla. Tapi yang Nayla tanya malah terbengong sambil menatap kedalam kamar. Ternyata Kuwu Wira menatap cahaya yang berasal dari ponsel.
"Pak! " panggil Nayla.
"Eh... maaf nak. Ini ada singkong rebus sama lampu teplok," jawab Wuku Wira sambil mengulurkannya pada Nayla.
"Aduh, kok malah jadi ngerepotin."
"Adanya cuma ini Nak."
"Terimakasih Pak."
"Sama-sama. Kalau begitu Bapak keluar dulu."
"Silahkan."
Kuwu Eka Wira keluar dengan linglung. Beliau masih kepikiran dengan cahaya yang berasal dari ponsel. Tingkahnya ini membuat Senopati Arya yang melihatnya jadi penasaran.
"Ada apa Pak. Nayla baik-baik saja kan? "
"Non Nayla baik-baik saja tapi_" Wuku Wira bingung menjelaskannya.
"Tapi apa Pak? "
"Tadi ada cahaya aneh di dalam kamar. "
"Cahaya aneh? "
"Benar Tuan. "
"Antar Saya Kekamarnya! "
"Ha!!! "
"Cepat! "
"Baik Tuan! "
Kuwu Wira menunjukkan kamar yang di tempati oleh Nayla.Tanpa mengetuk pintu, Senopati Arya masuk ke dalam kamar .
Brak!!!
"Apaan sih!!!! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
I_M
kesasar nya pindah dimensi/Facepalm/ semoga nayla nggak mental
2024-11-28
0
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
🤣🤣 kepo
2024-12-25
0
Ayu Dani
wkwkwkwk like
2024-07-23
0