

Hacker Misterius Itu Anakku

 

Episode 14

Sore harinya mereka harus sudah diantar pulang. Randy dan Lina pun memeluk kedua cucunya.

Ada rasa bahagia dihati keduanya, karena tanpa diduga mereka sudah memiliki cucu yang super jenius.

Namun mereka tetap anak-anak yang menggemaskan. Tampan dan cantik sudah pasti.

Mereka berpamitan setelah satu persatu memeluknya. Carlos yang biasa anti dipeluk dan dicium.

Namun saat dengan keluarga papanya, ia tidak menolak sama sekali. Carlina pun heran, tapi juga senang.

"Kalian tidak mau menginap, Oma masih kangen dengan kalian," ucap Lina.

"Lain kali Oma, kita akan menginap disini," ujar Carla.

Lina dan yang lainnya melambaikan tangan saat mobil mulai bergerak. Dan dibalas oleh Carla dan Carlos.

"Hubby ...!"

"Lain kali kita mengunjunginya. Lagipula tempat tinggal mereka tidak terlalu jauh dan masih satu kota," jawab Randy.

Kemudian merekapun masuk setelah mobil yang ditumpangi cucunya sudah tidak terlihat lagi.

Carlina sesekali menoleh ke Arthur. Dalam hati ia berkata, "Benar-benar mirip anakku, lalu aku hanya kebagian mengandung dan melahirkan nya saja."

"Ada apa, hmmm?" tanya Arthur yang merasa di perhatikan.

"Apa aku tadi malu-maluin?" tanya Carlina balik.

Arthur melihat dari kaca spion dalam, ternyata anaknya tertidur. Ia tersenyum melihat tidur mereka yang imut itu.

"Kok gak dijawab? Aku malu-maluin ya?" Carlina mengulangi pertanyaannya.

Arthur memberanikan diri memegang tangan Carlina, namun Carlina menarik tangannya kembali.

"Katanya mau dijawab," ucap Arthur.

"Apa hubungannya dengan pegang tangan?"

"Dulu aja lebih dari pegangan tangan, bahkan kamu yang lebih bersemangat."

"Cukup, jangan ingat-ingat itu lagi, jika tidak karena di jebak aku tidak mungkin menyerahkan kesucian ku begitu saja. Sudahlah, gak perlu dijawab kalau pembahasannya ngelantur kemana-mana."

Arthur tersenyum, bahkan senyuman nya saja sangat mirip dengan Carlos. Tanpa mereka sadari, keduanya sudah menjadi lebih dekat.

Dan Arthur yang biasanya dingin dengan lawan jenis, kini menjadi hangat saat bersama Carlina.

Mungkin karena Carlina adalah ibu dari anak-anaknya. Dan juga Arthur sedang pendekatan dengan mereka.

"Kapan anak-anak mulai sekolah?" tanya Arthur.

"Aku belum daftarkan mereka, surat pindah mereka baru datang kemarin. Papa Harley yang mengirimkan," jawab Carlina.

"Kalau begitu besok kita daftarkan mereka," kata Arthur.

"Tapi surat kelahiran mereka atas nama ku, karena kita belum menikah dan juga aku tidak tau ayah kandung mereka," ujar Carlina pelan.

"Kita harus punya buku nikah untuk mengubah akta kelahiran dan membuat kartu keluarga," ucap Carlina lagi.

"Kalau soal itu gampang, kita tinggal menikah saja," ujar Arthur.

"Tapi ...."

"Demi anak-anak, apa kamu tega membiarkan mereka seperti itu. Setidaknya mereka memiliki ayah walaupun terlambat," ucap Arthur memotong pembicaraan Carlina.

Carlina terdiam, hingga merekapun tiba di rumah. Arthur menggendong Carla dan Carina menggendong Carlos.

Karena mereka masih tertidur. Hingga didalam kamar, Arthur mencium pipi kedua anaknya.

Arthur keluar dan menelepon mamanya, Arthur mengatakan jika mereka akan menikah malam ini juga.

Mendengar hal itu, Lina langsung mematikan sambungan teleponnya dan memberitahukan kabar ini pada seluruh keluarga Henderson.

Sontak saja mereka bergerak cepat, dan mempersiapkan semuanya. Tanpa di perintahkan, mereka tahu apa yang mereka lakukan.

Kayvira dan Dylan yang tidak bisa hadir, karena mereka sudah tinggal di negara E.

Tapi nanti mereka akan video call, agar bisa menyaksikan secara langsung pernikahan saudaranya itu.

Nanti saat resepsi, barulah mereka akan menghadiri pesta tersebut. Begitu juga dengan Harley dan Anggita.

Mereka kecewa karena tidak bisa hadir, namun mereka juga bahagia saat mendengar Carlina akan menikah.

"Apa tidak merepotkan? Tidak bisakah menunggu hingga besok atau hari lainnya?" tanya Carlina.

"Lebih cepat lebih baik," jawab Arthur tanpa beban.

"Tapi tetap saja merepotkan," kata Carlina.

"Hanya akad nikah saja, gak terlalu merepotkan, lagipula yang hadir hanya keluarga inti saja."

"Mentang-mentang orang kaya, semuanya dibuat serba instan. Apa gak ada hari esok lagi?" batin Carlina.

"Jangan bicara dalam hati, bicara saja langsung. Aku bukan indigo yang bisa membaca pikiran orang lain."

Jam 6 sore, mereka sudah berdatangan. Merekapun mempersiapkan semuanya dengan instan.

Hingga mereka hanya memesan makanan mentah untuk mereka panggang nantinya. Bahkan pelayan dan penjaga pun diminta untuk hadir.

Mereka ditugaskan untuk memasak makanan tersebut. Mereka akan mengadakan barbeque nantinya.

Carla dan Carlos terkejut, saat terbangun sudah mendapati begitu ramai orang yang datang.

"Ada apa kak?" tanya Carlos.

"Mama dan Papa kalian akan menikah," jawab Lina yang mendekati mereka.

Keduanya diminta untuk mandi dan berganti pakaian. Karena dua jam lagi acaranya akan segera di mulai.

Carla dan Carlos saling pandang, sedetik kemudian keduanya tersenyum. Dan masuk kembali kedalam kamarnya.

Gaun pengantin sudah siap, beruntung Viora selalu sigap dalam hal membuat gaun pengantin.

"Untung stok gaun pengantin ada untuk waktu-waktu mepet seperti ini. Lagian mengapa baru diumumkan sekarang sih?" gerutu Viora.

"Sabar, mungkin Arthur sudah kebelet nikah," jawab Ibra.

Didalam kamar sudah ada Qirani yang sedang merias wajah Carlina. Viora tertegun sejenak.

"Kamu penari balet itu, kan?" tanya Viora. Carlina hanya mengangguk.

"Kamu kenal sayang?" tanya Ibra.

"Gak terlalu kenal, cuma sekedar tahu aja. Sewaktu malam final, dia tiba-tiba menghilang dan tidak ikut dalam kompetisi tersebut. Gak nyangka dunia ini ternyata sempit," jawab Viora.

Carlina hanya tersenyum getir, kalau diingat-ingat memang terasa menyakitkan. Dia yang diagung-agungkan akan memenangkan kompetisi itu.

Tiba-tiba ada yang mengatakan jika dia menarik diri karena cedera di kaki, dan tidak bisa tampil.

Namun sebenarnya itu adalah rekayasa Rekha yang iri kepadanya. Dan akhirnya Rekha lah yang memenangkan kompetisi tersebut.

"Sangat cantik, pantas saja Arthur ingin cepat-cepat nikah, takut ditikung orang lain," ucap Aleta.

Tidak lama kemudian masuk Carla dan Carlos ke kamar mamanya. Aleta memperhatikan dengan seksama dua bocah itu.

Karena sejak tadi ia belum melihatnya. Aleta mendekati dan tersenyum saat mengingat dirinya kalah oleh bocah ini.

"Jadi ini hacker misterius itu? Kalian hebat bisa mengalahkan aunty," tanyanya.

"Masa sih?" tanya Viora kaget.

Ia baru mengetahui jika Aleta kalah, dan lebih mengejutkan lagi dikalahkan oleh dua bocah yang baru berusia 8 tahun.

"Kamu yang hebat diantara kita semua bisa kalah, apalagi kami ini." Quenni menimpali.

"Sudah siap, belum? Acara sebentar lagi akan di mulai," tanya Lina yang nongol dibalik pintu.

"Sebentar lagi aunty," jawab Qirani.