Zayyan terlihat baru pulang dari luar. Ayah Marvin yang melihatnya pun memanggil Zayyan agar segera menghampirinya.
"Dari mana kamu ?" Tanya Marvin membuka pembicaraan.
"Dari rumah raka yah," jawab Zayyan. Raka adalah sahabat sekaligus asisten pribadinya Zayyan di kantor.
"Bagaimana pendapat kamu tentang perjodohan ini ?" Tanya ayah Marvin.
"Tidak ayah, aku tidak mau menikah karena aku belum siap untuk menikah sekarang yah," jawab Zayyan yang masih menolak perjodohan ini.
"Tapi sampai kapan kamu seperti ini, tidak mau menikah ? usiamu bahkan sudah sangat pantas untuk menikah, adikmu saja sudah memiliki anak sekarang. Sementara kamu ?" Tanya sang ayah.
"Tapi ayah-" Bantah zayyan.
"Jika kamu menolak perjodohan ini, maka dengan terpaksa ayah katakan bahwa kamu tidak akan menerima sepersen pun warisan dari keluarga Rajendra dan aku tidak akan peduli lagi pada mu," ucap ayah marvin dengan sedikit mengancam.
"Hah.. Baiklah, aku mau dijodohkan dengan gadis itu. Apa ayah puas ?" Jawab Zayyan terpaksa menerima perjodohan ini lalu pergi begitu saja dari hadapan ayahnya. Zayyan sangat kesal dengan ayahnya saat ini.
"Iya ayah puas. Suatu saat nanti kamu akan berterima kasih pada ayah karena telah memilih nana sebagai istrimu," ucap ayah marvin bermonolog.
❀❀❀
Tap...
Tap...
Tap...
Suara sepatu Nana mengalihkan perhatian mama Yanti dan papa Dion yang tengah duduk santai diruang keluarga sembari menonton tv.
"Sayang." Panggil mama Yanti.
"Pagi ma, Pagi pa," ucap Nana sembari tersenyum walau terlihat seperti senyum yang dipaksakan. Jujur saja Nana masih merasa kecewa dengan mama dan papanya.
"Kamu mau kemana sayang ?" Tanya papa Dion lembut.
"Nana izin keluar pa, mau ketemu Zizi, Mungkin Nana akan pulang terlambat nanti," ucap Nana meminta izin pada orang tuanya. Meskipun nana sedikit kecewa, tapi bukan berarti dia akan berlaku tidak sopan terhadap orang tuannya.
"Baiklah, papa izinkan. Tenangkan dirimu dulu, nanti malam papa tunggu jawaban darimu. Jika kamu memang tidak mau, papa tidak memaksamu lagi," ucap papa Dion sembari tersenyum namun dalam senyuman itu tersirat sebuah kesedihan dan nana bisa melihat itu.
"Berhati-hatilah nak," ucap mama Yanti yang dibalas dengan anggukan oleh Nana.
"Assalamualaikum." Nana berlalu pergi menuju mobil nya. Nana memilih menyetir mobilnya sendiri tanpa seorang sopir.
Setelah melewati kemacetan kota jakarta yang hampir memakan waktu 30 menit, akhirnya Nana sampai disebuah rumah mewah milik keluarga Azizah.
Nana mengambil handphonenya dan menekan nomor Zizi. Tak lama Zizi keluar dari rumahnya dengan atasan warna peach dan jeans putih dengan rambut yang dibiarkan tergerai begitu saja dan tak lupa dengan tas kecil berwarna putih yang menambah kecantikannya.
Disisi lain, Nana juga tampil dengan sederhana namun tidak mengurangi kecantikannya sedikitpun. Ia hari ini memakai atasan dan jeans dengan warna senada yaitu warna putih dengan rambut yang juga dibiarkan tergerai dan ditambah dengan kaca mata hitam.
"Biar gue yang bawa mobilnya, lo kayaknya kurang baik hari ini," ucap Zizi mengambil alih kemudi.
Diperjalanan nana hanya diam membisu dan menatap kedepan dengan tatapan kosong. Zizi dibuat bingung dengan sikap sahabatnya yang tidak seperti biasanya.
Membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan untuk sampai pada tempat tujuan. Ya hari ini mereka akan pergi ke salah satu pulau yang tidak jauh dari ibu kota Jakarta. Zizi menginjak rem hingga membuat mobil mereka berhenti, lalu menoleh ke nana dengan bingung.
"Turun yuk. Udah sampai ni !" Seru Zizi. Nana menoleh sekilas dan membuka pintu mobil untuk segera keluar.
"Kesana yuk na," ajak Zizi menarik nana kesalah satu tempat duduk yang tersedia di area pantai. "Tunggu bentar ya, gue mau beli minum disana. Lo mau nitip sesuatu ngak ?" Tawar zizi dan hanya dijawab Nana dengan gelengan kepala.
"Ya udah deh," ucap Zizi singkat sembari pergi membeli minum. Tak lama Zizi pun kembali dengan 2 minuman ditangannya. "Pemandangannya bagus ya na," seru Zizi menyadarkan Nana dari lamunannya.
Saat ini mereka sedang menikmati pemandangan dipulau kelapa yang terletak dikepulauan seribu.
"Lo kenapa sih na, kok dari tadi gue perhatiin lo sedih dan lesu gitu ? Lo ada masalah ?" Tanya Zizi, lagi-lagi nana hanya diam tanpa berniat menjawab sedikitpun.
"Na, kalau ada masalah cerita sama gue, jangan pendam sendiri na. Dengarin gue, terkadang kita cerita bukan untuk mendapatkan solusi, tetapi adakala nya untuk mencari kelegaan hati. Gue siap jadi pendengar yang baik buat lo," ucap Zizi.
Nana menghembuskan nafasnya dengan berat "Sebenarnya, gue dijodohin sama mama papa gue," jawab nana tanpa melihat ke arah Zizi.
Zizi yang mendengarnya ikut syok dan kaget, "Di jodohin ?" Tanya Zizi memastikan bahwa dia tidak salah dengar. Nana mengangguk sebagai jawaban. "Sama siapa ?" Tanya Zizi lagi.
"Zayyan," jawab nana singkat. lalu menoleh ke arah Zizi yang kelihatan bingung. "Dia putranya paman Marvin dan bibi Ranya, kakak sepupunya kak Juna," sambung nana.
Mulut zizi membulat menyadari satu hal "Apa dia CEO dari Rajendra Grup, perusahaan terbesar itu ?" Tanya Zizi.
"Mungkin." Ujar nana singkat.
"Tapi tunggu, kenapa mama dan papa lo menjodohkan lo sama zayyan? Gimana ceritanya sih ?" Tanya Zizi lagi penasaran.
Nana menggelengkan kepalanya sebelum menceritakan kejadiannya, " Jadi malam itu...." Nana menceritakan semuanya dari awal pada zizi tanpa ada yang terlewatkan. sedangkan zizi mencoba mencerna penjelasan nana.
"Trus gimana ? Lo terima perjodohan ini ?" Tanya zizi yang ingin memastikan keputusan sahabatnya.
"Gue ngak tau zi, gue ngak mau dijodohin sama zayyan tapi gue juga ngak mau buat mama dan papa gue kecewa karena gue lihat mereka sangat berharap gue menikah dengan zayyan," jelas nana.
Zizi menggenggam tangan nana seolah menyalurkan ketenangan dan kenyamanan pada sahabatnya saat ini "Na, dengerin gue, gue ngak tau alasan pasti kenapa mama dan papa lo mau jodohin lo sama cowok dingin itu, tapi yang jelas ngak ada orang tua yang ingin menjerumuskan anak nya sendiri. Percaya sama gue, orang tua lo hanya ingin yang terbaik buat lo, mereka hanya ingin memastikan bahwa kamu berada pada orang yang tepat," jelas Zizi
"Gue juga yakin, suatu saat nanti lo pasti bahagia dengan pilihan orang tua lo. dan satu lagi, kalau lo ragu sebaiknya lo minta waktu lagi sama papa lo lalu lo minta petunjuk sama Allah, minta yang terbaik pada sang pembuat skenario. Lo harus ingat, bahwa didunia ini kita hanya bertindak sebagai pemeran yang ceritanya sudah diatur oleh sutradaranya yaitu Allah. Dan semua yang terjadi pasti adalah yang terbaik," ucap zizi menyambung kalimatnya sambil tersenyum.
Nana menatap tak percaya pada sahabatnya, sejak kapan zizi sangat bijak seperti ini pikirnya. Namun nana segera menepis pemikirannya itu lalu tersenyum sembari membalas genggaman tangan zizi "Terima kasih ya zi, lo emang sahabat gue yang paling baik, terima kasih karena udah selalu ada buat gue dan dengerin semua keluh kesah gue," ucap nana tulus.
"Iya sama Queen," jawab Zizi yang diakhiri dengan tawa oleh mereka berdua.
" Udah ah sedih-sedihnya, lo mau makan ngak ?Kita cari makan yuk, gue laper ni," ujar zizi sambil mengerucutkan bibirnya.
Nana terkekeh melihat tingkah sahabatnya "Ya udah yuk," seru nana.
Setelah menghabiskan waktu selama 30 menit untuk makan, mereka memutuskan untuk segera pulang karena memang sekarang udah sore.
"Udah pulang sayang?" Tanya mama yanti saat melihat nana baru saja memasuki pintu rumah.
"Iya ma, nana udah pulang.. Oiya papa mana ma ?" Tanya nana
"Ada apa sayang ?" Jawab papa dion tiba-tiba datang dari arah halaman belakang.
"Hm... Pa, nana boleh minta waktu lagi ngak sebelum mengambil keputusan ? Nana mau minta petunjuk dulu. Besok pagi nana janji akan segera kasih jawabannya," ucap nana dengan sedikit ragu.
"Boleh sayang, papa kasih kamu waktu untuk benar-benar memikirkan nya," jawab papa Dion.
Keesokkan harinya, Nana tampak menuruni anak tangga untuk ikut menikmati sarapan pagi bersama kedua orang tuannya, "Pagi ma, pa," sapa nana sambil mencium pipi orang tuanya.
"Pagi sayang," jawab mama dan papa dion.
"Oiya pa, nana mau kasih keputusannya sekarang sesuai janji nana kemaren," ucap nana. Sedangkan orang tua nana hanya menyimak omongan nana dengan serius.
"Nana udah putuskan bahwa nana menerima perjodohan ini pa, ma," sambung nana setelah menjeda ucapannya tadi.
"Benarkah ?" Tanya papa dion tak percaya, "Papa kira kamu akan menolaknya sayang," ucap papa dion.
"Baiklah kalau begitu, papa akan segera memberi tau paman marvin kabar bahagia ini," ujar papa dion dengan semangat.
Setelah nana memberikan keputusannya pagi itu, mereka mengadakan pertemuan untuk menentukan hari pertunangan dan pernikahan nana dan zayyan.
Pertunangan mereka akan dilaksanakan 2 minggu lagi sedangkan pernikahan mereka akan diadakan 3 minggu setelah pertunangan.
To Be Continue...
Hallo Gengs !!!
Author update lagi hari ini yups.
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara Vote, Like, dan Koment.
Terima Kasih
Kerinci, Jambi 15 Agus 2020
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Yani
Xizi memamng sabat ysng terbaik
2022-12-18
0
Ade Ganiarti
author sayang, Pulau Kelapa di kepulauan seribu harus ditempuh dengan transportasi laut. dan gsk bisa bolak-balik seharian aja karena kapal buat baliknya terbatas. Just info sayang, imajinasimu keren...
2021-11-27
0
Endeng darwis
masih saya pantau
2021-01-11
1