Mentari telah bersinar diufuk timur, siap menyapa bumi dengan cahayanya. Nana tampak sedang bersiap-siap menuju ke Bandar Udara Internasional Los Angeles, Amerika Serikat.
Drrttt...
Drrttt...
Drrttt...
Handphone Nana bergetar dengan keras didalam tas merah miliknya, menandakan ada sebuah panggilan masuk. Sebelum mengangkat panggilan itu, Nana melihat dulu siapa yang menghubunginya pagi-pagi begini.
'My Sisters ❤' Nama itu yang tertera dilayar Hp-nya. Nana langsung menekan ikon yang berwarna hijau dilayar ponselnya.
"Assalamualaikum kak, ada apa ?" Tanya Nana saat panggilannya tersambung.
"Waalaikumsalam. Dek kamu sekarang dimana ? Udah berangkat apa belum ? Terus kamu pulang sama siapa ?" Tanya Shakira secara beruntun.
Nana hanya berdengus kesal mendengar banyaknya pertanyaan dari sang kakak sembari memutar bola matanya.
"Huft... Satu-satu atuh kak kak, kalau mau nanya. Kan aku jadi bingung mau jawab yang mana dulu," kesal Nana.
Meskipun kesal dengan sang kakak, tapi ia tidak pernah marah karena ia tahu kakaknya itu hanya merindukannya. Ia hanya ingin memastikan bahwa adiknya selalu baik-baik saja karena ia tidak mau terjadi hal buruk pada Nana.
Sudah hampir satu tahun Nana tidak pernah pulang ke Negara asalnya. Jika ditanya Kenapa ? Ia selalu menjawab karena terlalu sibuk dengan pekerjaan nya sebagai seorang dokter bedah saraf di Rumah Sakit Terkenal di Los Angeles.
Mendengar kekesalan sang adik, Shakira pun tertawa. "Hhaha... Maaf ibu dokter. Kakak hanya terlalu bersemangat tadi," jawab Shakira.
"Apa kakak sebegitu merindukan ku hingga menghujaniku dengan banyak pertanyaan ?" Goda Nana. "Tapi tidak masalah, adikmu yang cantik ini akan menjawab semua pertanyaan mu."
"Sekarang dimohon untuk memasang telinga baik-baik dan dengarkan aku. Pertama, adikmu ini sekarang masih di Apartement. Kedua, sebentar lagi aku akan berangkat ke bandara. Ketiga, dengan siapa aku pulang ya ? Aku rasa kakak sudah tau jawabannya."
"Dan untuk yang terakhir, jangan lupa untuk menjemput adikmu yang cantik ini dibandara setelah sampai di Jakarta ya." Nana terkekeh sendiri karena merasa geli dengan kata 'Adikmu yang cantik ini'. Karena selama ini Nana tidak pernah memuji dirinya sendiri.
Shakira tersenyum tipis tanpa diketahui oleh Nana. "Baiklah ibu dokter yang cantik, kakakmu ini pasti akan menjemputmu," jawab Shakira.
"Okee... Aku tutup dulu telefonnya ya kak, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Setelah panggilannya terputus, Nana segera menarik kopernya keluar Apartement karena ia harus berangkat ke bandara saat ini juga.
❀❀❀
Disisi lain, Shakira segera melangkahkan kakinya menuruni anak tangga satu persatu setelah memutuskan sambungan telefon nya dengan sang adik. Ia bermaksud untuk menghampiri kedua orang tuanya di ruang keluarga.
"Good morning mama... Good morning papa," sapa Shakira sembari mengecup pipi kedua orang tuanya.
Sedari dulu, keluarga Abimanyu selalu mengajarkan anak-anaknya untuk memberi sapaan dipagi hari dengan cara memberi sebuah kecupan sebagai bentuk tanda dari kasih sayang. Dan itu sudah turun temurun sejak dulu.
"Morning sayang."
"Morning too putri cantik papa."
Shakira mendudukan tubuhnya diantara kedua orang tuanya. Ia ikut bergabung dengan kedua orang tua paruh baya itu menonton televisi diruang keluarga.
"Apa adikmu sudah menelfon sayang ?" Tanya sang mama.
"Bukan anak nakal itu yang menelfon kakak, tapi kakak yang menelfonnya terlebih dahulu," jawab Shakira dengan kesal.
Shakira hanya kesal pada adiknya itu karena tidak pernah pulang selama setahun belakangan ini. Bukan hanya itu, tapi gadis yang panggil Shakira sebagai gadis nakal itu juga sangat jarang menghubungi mereka. Pasien selalu menjadi alasan utamanya berbuat seperti itu.
"Hey... Kenapa malah menyebut adikmu dengan panggilan anak nakal ?" Protes sang papa tidak terima.
Shakira mendengus kesal "Mama lihat itu, papa selalu saja membela Nana." Adu Shakira pada sang mama.
"Dia telah melupakan kita sebagai keluarganya sendiri. Dia tidak pernah ingin pulang dan berkumpul bersama kita lagi. Bahkan dia sudah sangat jarang memberi kita kabar. Apa dia tidak tau kalau kakak sangat merindukkannya." Jelas Shakira dengan mata berkaca-kaca.
Mama Yanti dan papa Dion tertegun mendengar pernyataan dari Shakira. Mereka sungguh tidak menduga kalau Shakira merindukan adiknya sebesar itu. Namun sebagai seorang ibu, mama Yanti berusaha memberi pemahaman pada putri sulungnya.
"Tidak sayang... Adik mu tidak mungkin melupakan kita. Bagaimana pun kita adalah keluarganya dan sebuah keluarga akan selalu menjadi tempat kembali."
"Kakak harus belajar memahami adikmu itu. Dia adalah seorang dokter dan dia punya tanggung jawab besar terhadap pasiennya. Harus ada banyak pertimbangan sebelum ia meninggalkan pekerjaan mulianya itu demi kepentingan pribadinya. Karena apa ? Karena nyawa dan keselamatan pasien ada ditangannya."
"Seorang dokter memang bukan Tuhan, tapi melalui tangan mereka lah sebuah keajaiban bisa tercipta. Tak jarang tangan mereka menjadi penyembuh bagi pasiennya namun tak jarang pula ditangan mereka sebuah kematian berada. Semua itu tergantung izin Allah dan takdirnya."
"Jadi harusnya kakak bangga memiliki seorang adik yang mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap profesinya," Jelas mama Yanti.
"Udah ah, jangan cemberut lagi... Kakak jelek tau kalau lagi cemberut kayak gitu. Lusa kan kakak mau menikah, apa mau tampil jelek di hari pernikahannya ?" Ejek mama yanti.
Diam-diam papa Dion tersenyum bangga dengan cara istrinya memberikan pengertian pada putri sulung mereka. Tutur kata yang lembut itulah yang membuat pria paruh baya itu selalu jatuh cinta pada istrinya setiap hari.
Ternyata benar, setiap masalah akan menemui jalan keluarnya jika diselesaikan dengan kepala dingin. Dan itu adalah keahlian dari nyonya besar Abimanyu - Damayanti Abimanyu.
"Maaf ma, kakak mengerti sekarang," jawab Shakira sembari memeluk sang mama.
❀❀❀
Kini, Nana telah sampai di Bandara Internasional Soekarno Hatta setelah menempuh perjalanan yang cukup lama. Sungguh perjalanan yang sangat melelahkan karena memakan waktu selama kurang lebih 18 Jam 15 Menit.
Nana mengedarkan pandangannya dengan sudut bibir yang terangkat. Jujur saja ia sangat rindu dengan tanah kelahirannya. Namun apa boleh buat, pekerjaan selalu menuntutnya jauh dari orang yang ia cintai.
"Welcome back to Indonesia," gumam Nana dalam hatinya.
Saat ia mulai melangkah, suara teriakan pun terdengar memanggil namanya. Nana kembali mengedarkan padangannya untuk melihat siapa yang memanggilnya. Namun ia tidak menemukan nya.
"Hay." Seseorang tiba-tiba saja datang dari arah belakang yang membuat Nana terlonjak kaget.
"Astaga kakak... Jantung ku hampir saja copot gara-gara kakak tau ngak sih," omel Nana pada sang kakak. "Memangnya kakak mau tanggung jawab jika jantungku copot dari tempatnya." Gadis itu masih saja terus menggerutu karena merasa kesal dengan Shakira.
Shakira tertawa melihat kekesalan adiknya itu, rasanya sudah begitu lama ia tidak melihat wajah kesal Nana seperti ini.
"Ups... Maaf karena telah mengagetkan mu dek."
"Lagian kamu juga sih, kakak udah panggil berulang kali tadi kamu tetap ngak dengar, ya udah kakak isengin aja lagi," jawab Shakira tanpa dosa.
"Aku udah cari kemana-mana tau tapi ngak ketemu. Eh tau-tau udah ada dibelakang aku aja. Kakak itu udah kayak hantu tau ngak sih, tiba-tiba nongol dibelakang," omel Nana lagi.
"Udah ah, ngomel mulu dari tadi," ucap Shakira. "Kita pulang aja yuk, mama sama papa udah nunggu kamu dirumah tau."
Mereka berdua langsung pulang ke kediaman Abimanyu dengan seorang sopir keluarga yang datang bersama Shakira tadi. Setelah Menempuh perjalanan selama 30 menit, mereka akhirnya sampai dikediaman Abimanyu.
Setelah sampai di kediaman Abimanyu, Nana segera keluar dari mobil dan berlari ke dalam rumah. Sepertinya ia sangat merindukan rumah dan mama papanya.
"Ya ampun gadis ini, seperti anak kecil saja," gumam Shakira ketika melihat tingkah adiknya.
"Pak, tolong bawakan koper nona Navya kedalam ya," pinta Shakira lagi pada sopir nya dengan ramah.
"Baik nona."
Shakira hanya membalasnya dengan anggukan kepala sambil berjalan masuk kedalam rumahnya mengikuti Nana.
"Oh ya ampun, aku sangat merindukan rumah ini," ucap Nana saat pertama kali masuk kedalam rumahnya setelah 1 Tahun tidak pulang.
"Mama... Papa... Putri Cantikmu Pulang," teriak Nana memanggil kedua orang tuanya.
"Hey, kenapa kamu berteriak seperti itu, hah ?" Protes Shakira pada Nana.
"Biarin aja, kenapa malah kakak yang sewot," jawab Nana dengan sedikit ketus sembari menjulurkan lidahnya.
"Dasar gadis ini," jawab Shakira yang di ikuti dengan senyum kecilnya.
Bukannya marah pada Nana, shakira malah tersenyum setelah Nana mengejeknya dengan menjulurkan lidah.
"Hay sayang, selamat datang kembali ke rumahmu nak," sapa papa dion sambil menuruni tangga rumahnya.
"Papa." Panggil nana dengan sedikit berlari kearah papanya.
"Aku sangat merindukanmu. Kenapa papa tidak pernah mengunjungiku Ke Amerika ? Apakah papa tidak merindukan aku ?" Cerocos Nana dengan suara manjanya.
Nana memang sangat dekat dengan papanya, dia selalu saja menempel dan manja dengan sang papa. Sedangkan Shakira sangat manja dan dekat dengan sang mama.
"Tentu saja papa sangat merindukanmu. Bagaimana mungkin papa tidak merindukan gadis kecil papa yang manja ini," Kata papa dion sambil tersenyum pada Nana.
"Ihh.. Papa, aku bukan anak kecil lagi, lihatlah aku sudah besar sekarang," Protes Nana namun papa dion hanya menanggapinya dengan tawa.
"Apakah kamu hanya merindukan papamu saja ? kamu tidak merindukan mama mu ini, hmm ?" Protes mama yanti sambil pura pura marah pada Nana.
"Tidak mama, bagaimana mungkin Nana tidak merindukan wanita yang telah melahirkan Nana.. Nana sangat merindukan Mama." Nana langsung masuk kedalam pelukan sang mama.
Nana memang sangat dekat dengan papanya, Tapi dia juga sangat menyayangi Mama nya itu, wanita yang telah mempertaruhkan nyawa untuknya.
Mama Yanti tersenyum sembari mengecup kepala putri bungsunya itu.
"Pergilah kekamar sayang, kamu pasti sangat lelah bukan !" Seru sang mama memberi perintah.
"Baiklah ma, sampai ketemu besok dan selamat beristirahat," ucap Nana sambil mencium pipi kedua orang tua dan juga kakaknya.
"Kamu juga istirahatlah nak," ujar sang mama pada Shakira.
"Iya ma, selamat istirahat ma pa, " jawab Shakira sambil mengecup pipi mama dan papanya lalu pergi kekamarnya.
❀❀❀
"Oh ya ampun, aku sangat merindukan kamar tidurku" Gumam Nana sambil menjatuhkan tubuhnya tempat tidur miliknya.
Kamar tidur mewah yang didominasi dengan warna putih yang dilengkapi dengan ranjang king size yang nyaman dan perabotan yang serba putih hingga menambahkan kesan nyaman saat berada didalamnya.
Tanpa disadari Nana pun telah terlelap di tempat tidur ternyamannya.
❀❀❀
Mentari pagi telah bersinar dibalik gorden kamar Nana, hingga membangunkan gadis itu dari tidur nyenyaknya.
"Suara apa itu ? Berisik sekali," kata nana sebelum pergi membersihkan diri dikamar mandinya.
Setelah membersihkan diri yang memakan waktu 45 menit itu, Nana bergegas keluar kamar untuk mengecek suara keributan apa itu.
"Nana kemarilah, kenapa kau bangun lama sekali haa," teriak Shakira dari lantai bawah sambil bercak pinggang mengomeli adiknya.
"Astaga, aku lupa..."
To Be Continue...
Sebelumnya mohon maap ni ibuk-ibuk dan bapak-bapak, karena banyak yang protes tentang waktu penerbangan dari Jakarta ke Los Angeles ataupun sebaliknya. Karena berhubung author ngak pernah kesana jadinya author cari informasi ke mbah google. Jadi kalau itu salah jangan pada protes ke author yee, tapi langsung aja protes ke mbah google sana.
Noh, itu author kasih buktinya langsung. Ada beragam info kan disana. Jadi author ngak ngasal nulisnya kok.
Tapi jangan lupa dukung author dengan cara Vote, Like dan Koment ya. Terima kasih ☺
Kerinci, Jambi 9 Agustus 2020
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Yani
Masih nyimak
2022-12-18
0
Yani Sugondo
makin penasaran thooorr,next
2020-12-18
0
Thenri Angga
lanjut
2020-12-17
0