Lukita pun duduk dibangku paling belakang, Lukita kembali mendengar penjelasan dari pak dosennya. Jujur saja dia kesal, tapi mengakui jika dirinya memang salah.
Lukita pun melanjutkan penjelasan dari pak dosennya.
Beberapa jam kemudian
Akhirnya mata pelajaran hari ini selesai juga, tiba-tiba ada Mia yang langsung menyapa dirinya.
"Lukita." Mia langsung memeluk Lukita, Lukita langsung membalasnya.
"Ya ampun, hari ini kamu terlihat berbeda sekali." Lukita dipandang oleh sahabatnya dengan perubahan rambutnya yang begitu bagus.
"Biasa saja kali, mana Amira?" tanya Lukita pada temannya.
"Iya lagi dikantin." jawab Mia yang sibuk dengan tasnya.
"Ya sudah ayo kita kesana saja." ajak Lukita yang langsung menyusul Amira.
Di kantin itu Amira sedang duduk menunggu pesanan. "Hai mir." sapa Lukita pada Amira.
"Hei kamu." mereka langsung duduk disatu bangku.
"Beneran deh, kami semua pangling dengan perubahan penampilanmu." ucap Amira dengan perubahan Lukita dengan rambut panjangnya.
"Lagi pengen ganti penampilan aja ."jawab Lukita yang asyik mengobrol dengan mereka.
Tiba-tiba dari arah pojokkan ada seorang pria menatap Lukita, pria itu menatap lukita apalagi disaat dia begitu asyik tertawa dengan teman-teman dia.
Pria itu terus melirik sepertinya dia tertarik. Bahkan pria itu terdiam, disaat tertentu dia terkadang tersenyum.
Lukita pun merasa ada yang aneh,dia melirik dibagian kanan. Dia melihat ada pria menatap dirinya.
"Siapa lagi pria itu." batin Lukita yang merasa risih kenapa pria itu menatap dirinya.
"Hei Luk, dengar tidak aku bicarakan tadi?" tanya Amira pada Lukita.
Bahu Lukita dipukul Mia. "Kalau orang bicara didengar, jangan bengong kamu." ucap Mia pada Lukita.
"Iya-iya." jawab Lukita yang kembali biasa lagi, Lukita pun tak memperdulikan pria itu lagi.
Beberapa jam kemudian, Lukita kembali masuk kembali hingga tak terasa waktu sudah sore. Lukita dan teman-temannya pun pulang bersama.
Saat mereka berada di tempat pakiran, mereka dihadang seorang pria yang langsung menghampiri Lukita.
"Nona Lukita." sapa pria itu.
Lukita spontan kaget,melihat ada seorang pria menghampiri dirinya.
"Ya saya, ada apa?" tanya Lukita pada pria itu.
"Silakan nona masuk kedalam mobil, tuan sudah menunggu nona didalam." jawab pria itu, sontak saja membuat Lukita penasaran.
"Apa pria itu lagi." batin Lukita yang asal menebak.
"Mari nona." pria itu mempersilakan Lukita untuk segera menghampiri pria dalam mobil itu, Lukita melirik kearah teman-temannya.
"Aku balik dulu." pamit Lukita pada teman-temannya, reaksi mereka hanya menundukkan kepala.
Lukita langsung masuk kedalam mobil, disaat itulah mereka berdua asyik membicarakan Lukita.
"Kamu lihatkan, teman kita dipanggil nona. Wah benar-benar misterius." jawab Mia yang penasaran.
"Aku juga curiga juga, apa mungkin Lukita punya masalah dengan orang lain. Kamu lihatkan Lukita dijemput pakai mobil itu." jawab Amira yang asal menebak.
"Iya juga, sampai pria yang tadi tampak seram serba hitam setelan jas dengan kacamata hitam juga. " ucap Mia yang sedikit seram dengan pria tadi.
Didalam mobil Lukita melihat pria itu lagi, pria itu menatap dirinya." Ada apa kamu mencariku lagi, bukannya urusanku sudah selesai. " jawab Lukita yang merasa urusan dia dengan pria itu sudah selesai.
" Sejak kapan aku bilang urusan kita selesai, lebih baik kamu menurut saja. " jawab Damian pada Lukita.
" Seenaknya saja kamu menyuruh aku, emangnya aku siapa kamu, sebebasnya kamu untuk menuruti perintahmu." jawab Lukita yang nampak marah.
"Kamu adalah calon istriku." jawab Damian dengan pandangan mengarah ke Lukita.
Mendengarkan jawaban itu membuat Lukita kaget dan tak percaya dengan ucapan pria itu.
"Aku tak mau, kita baru kenal sudah klaim aku calon istrimu. Emang kebanyakan minum obat makanya kamu agak bicara ngawur." jawab Lukita, yang kesal seenaknya saja dia dianggap calon istri.
Damian terdiam mendengar ucapan itu, Damian pun tak main-main dengan apa yang dia ucapkan.
"Terserah kamu, secepatnya aku akan menikahimu." mendengar itu Lukita sedikit syok dan tak terima jika dirinya selalu dipaksa untuk menerima pria menjadi suaminya.
"Gila kau, daripada menikah dengamu aku lebih memilih menikah dengan asistenmu." jawab Lukita yang tak terima dirinya dipaksa.
"Aduh, aku kena lagi." batin Milano yang mulai ketakutan melihat amukkan dari tuannya.
Damian melirik kearah asistennya dengan tatapan tajam. "Milano." ucap Damian dengan nada sedikit menekan.
"Hancur sudah aku." batin Milano yang mulai ketakutan.
"T-tuan, saya tidak menyukai nona Lukita tuan. Hanya tuan yang pantas memiliki nona Lukita." jawab Asistennya yang terdengar gugup dan ketakutan pada tuannya.
"Dengarkan apa jawabnya." jawab Damian pada Lukita saat Milano menjawab pertanyaan darinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Karondu Aq
😂😂😂😂😂😂😂
2024-09-22
0
Eka Yuni
tambah seruuuu ceritany
2024-08-30
0