Pagi hari
Damian sudah berada diruang meja makan bersama keluarganya, mama Soraya sedang sibuk melayani suaminya.
Damian terdiam mendengar celoteh mereka. "Kamu dengarkan?" tanya mama Soraya pada putranya.
"Apa ma?" tanya balik Damian pada mamanya.
"Kenapa kamu tidak dengar apa yang mama katakan tadi." mama Soraya terlihat begitu kesal pada putranya.
Keyla tertawa terbahak-bahak pada Damian, sontak saja membuat Damian melirik kearah adiknya.
"Kenapa kamu tertawa?" tanya mama Soraya.
"Mama tidak tahu saja, kakak itu sedang melamun memikirkan wanita yang dia cintai." ucap Keyla yang sengaja mengejek kakaknya.
"kamu!" teriak Damian yang kesal mendengar apa yang adiknya katakan.
Mama Soraya sedikit tertawa dengan apa yang dikatakan oleh putrinya. "Sudahlah nak, kamu nanti kenalkan pada kami. Setelah itu baru kamu rencanakan kapan nantinya kalian menikah, lebih cepat pun lebih baik." ucap mama Soraya yang mengharapkan putranya segera menikah.
"Kenapa mama bicara seperti itu."
"Memang kenapa, apa mama salah. Kamu sendiri sudah lama menduda, kalau memang ada wanita yang kamu cinta tak masalah pula kamu menikah lagi. Apalagi mama begitu mengharapkan cucu dari kamu." ucap mama Soraya yang diam-diam ingin memiliki cucu diumurnya yang sudah tua.
Damian pun terdiam saat mamanya mengutarakan keinginannya,nampak jelas jika mamanya mengharapkan hal itu. Apalagi bukan satu atau dua kalinya mamanya bicara seperti itu.
Damian pun segera berdiri dari tempat duduknya.
"Kamu mau kemana?" tanya mama Soraya pada putranya.
"Damian mau berangkat kerja ma." pamit Damian yang bergegas pergi dari tempat itu. Reaksi mama Soraya hanya menggelengkan kepala.
"Lihat itu putramu, mamanya belum selesai menjelaskan dia langsung pergi." ucap mama Soraya yang hafal betul bagaimana sifat putranya itu.
Tuan Hardian terdiam saat istrinya terus mengeluh pada suaminya. Mau bagaimana lagi tuan Hardian tak bisa berbuat apalagi, jika sudah berkaitan putranya.
Damian langsung kedepan menghampiri asistennya yang sudah lebih dulu menunggu kedatangan Damian.
"Selamat pagi tuan." sapa Milano yang berdiri disamping mobil, dengan cepat milano membuka pintu mobil.
Akhirnya mereka berdua berangkat ke kantor, Damian terdiam dengan pandangan mengarah kesamping melihat situasi diluar.
"Tuan, semua keperluan tuan sudah saya siapkan dimeja kerja tuan." ucap Milano yang melaporkan semua kerja hari ini.
"Bagaimana dengan tugas yang aku perintahkan?" tanya balik Damian pada asistennya.
"Semuanya sudah lengkap tuan, bahkan semuanya sudah ada dimeja kerjanya tuan." jawab Milano yang sedang fokus menyetir.
Setelah mereka sampai di kantor, beberapa orang menyambut kedatangan boss mereka. Damian menaiki lift menuju lantai 10. Damian pun sampai diruang kerjanya, di atas meja ada beberapa map yang tertata diatas meja kerjanya.
Damian mengecek satu persatu map hingga dia mendapati map berisi biodata dari wanita itu, sontak saja dia sedikit kaget dengan biodata wanita itu.
"Tenyata dia jagoan juga." Damian membaca skill yang dimiliki wanita itu, dia pintar bela diri dan posisi dia berkuliah karena prestasi menguasai beberapa bahasa asing. Ditambah lagi mendapat beasiswa dari kampus.
" Lama-lama aku penasaran dengan wanita itu ." batin Damian yang dalam hidupnya baru kali ini berurusan dengan seorang wanita, setelah sekian lamanya dia menduda.
Damian orangnya kaku dan dingin, tiba-tiba dia berubah dengan menunjukkan ekpresi tersenyum setelah melihat biodata dari wanita itu. Itu makin membuat dirinya mulai berubah yang semula tak mau tahu menjadi lebih perhatian.
Ditempat lain
Lukita baru saja bangun, dia langsung menuju ke kamar mandi. Dia mencuci wajahnya dengan air dingin.
Setelah itu dia kembali ke kamarnya, dia mulai beres-beres kamarnya. Tiba-tiba saja Handphone miliknya berdering.
"Halo."
"Halo, ini aku Mia"
" Ada apa? " tanya balik Lukita pada Mia.
" Hari ini aku tidak masuk kuliah, aku dikabari sama kakakku kalau mamaku sekarang ada dirumah sakit. " jawab Mia yang terdengar sedikit cemas.
" Mama kamu sakit apa? "tanya Lukita yang sedikit khawatir, karena Lukita beberapa kali penah bertemu dengan beliau.
" Aku tidak tahu, kakakku bilang kalau mamaku pingsan dikamarnya. " jawab Mia yang begitu khawatir.
" Ya sudah, kalau hari ini kamu tidak masuk kampus. " jawab Lukita yang langsung mematikan sambungan teleponnya.
Lukita langsung melirik jam dinding kamarnya, kurang beberapa jam lagi dia akan berangkat ke kampus. Dia segera menyelesaikan pekerjaan di kamarnya.
Beberapa jam kemudian
Lukita sudah siap berangkat ke kampusnya, dia berangkat menaiki sepeda motor. diperjalanan dia merasa ada yang mengikutinya. Hingga dia beberapa kali menoleh kebelakang.
"Apa hanya perasaanku saja ya." batin Lukita yang merasa sedari berangkat ke kampus ada yang mengikuti dirinya dari belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments