Milano pun menatap kearah wanita itu. "Apa benar yang tadi dia katakan?" tanya Milano yang terlihat marah kearah wanita itu.
Wanita itu ketakutan bukan main. setelah Milano bertanya tentang hal itu, Wanita itu hanya terdiam dengan posisi menundukkan kepala.
Milano pun dapat menebak jika itu benar. " Baiklah, siap-siap saja kamu akan di pecat." ucap Milano yang secara langsung memecat wanita itu.
"Jangan tuan." wanita itu terus memohon untuk tidak dipecat.
"Lebih baik kamu diam" jawab singkat Milano, Milano segera menghampiri Lukita.
"Mari nona, saya antarkan anda pada tuan Damian ." jawab Milano yang mengantarkan kelantai menuju ruang kerja tuannya.
Mereka berdua menaiki lift bersama, sesekali dia melirik kearah Milano.
"Ada apa nona?" tanya Milano.
"Tidak apa-apa." jawab Lukita yang terlihat bingung.
Akhirnya mereka sampai dilantai paling atas yang dimana disana tempat ruang kerja dari tuannya.
"Tok.. Tok.."
"Masuk. " masuklah Milano menghampiri tuannya.
" Maaf tuan, ada seseorang yang ingin bertemu tuan. " ucap Milano yang langsung saja menghentikan pekerjaannya.
" Siapa? " tanya Damian pada asistennya.
" Nona Lukita tuan. " jawab Milano, reaksi Damian sedikit kaget jika wanita itu masih mencari dirinya.
" Suruh dia masuk kedalam. " perintah Damian pada asistennya.Damian pun diam-diam tersenyum sinis, setelah mendengar kabar jika wanita itu masih berani menemui dirinya.
"Baik tuan." jawab Milano yang bergegas menemui Lukita yang sudah menunggu diluar ruangan.
"Silakan nona, tuan Damian sudah menunggu di dalam." jawab Milano yang langsung membuka pintunya.
Lukita langsung masuk kedalam ruangan itu , benar saja Damian duduk dengan pandangan mengarah dirinya.
"Ada apa kamu kesini?" tanya Damian pada wanita itu.
"Aku hanya ingin tahu kejelasan dari sepeda motor milikku." Lukita langsung the point bicara pada pria itu.
"Bukannya sudah aku ganti yang baru?" tanya Damian sekali lagi.
"Aku tidak butuh baru, aku ingin sepeda motor lamaku." jawab Lukita dengan sedikit nada tinggi.
Sontak saja Damian berdiri dari tempat duduknya.
"Kamu itu aneh, aku ganti yang baru tapi kamu meminta sepeda motor lamamu. Apa kurang bagus sampai kamu menolaknya?" tanya Damian yang menatap dingin kearah wanita itu.
"Walaupun sepeda motorku tak sebagus dengan sepeda motor yang kamu berikan. Tapi sepeda lamaku lebih bernilai." ucap Lukita yang sedari tadi menahan emosinya.
"Apa maksudmu?"
"Asal kamu tahu sepeda motor lamaku itu hadiah terakhir dari mendiang ayahku. Seenaknya kamu membuangnya." Tiba-tiba saja Lukita meneteskan air matanya.
Bagaimana pun itu hadiah terindah yang diberikan oleh ayahnya. Baginya itu hadiah terakhir yang diberikan oleh ayahnya.
Sontak saja Damian terdiam,dia pun tahu apa alasannya hingga dia tetap pada pendirian untuk mempertahankan sepeda motor miliknya.
"Lalu bagaimana aku tidak bisa mengembalikan sepeda motormu?" tanya Damian pada wanita itu.
Lukita pun maju mendekat kearah Damian. "Aku tidak mau mau, cepat kembalikan." Lukita mulai mengancam Damian.
Tiba-tiba saja Lukita menendang kaki kiri Damian, sontak saja Damian kaget hingga posisi dia tak seimbang hingga dia tak sengaja menabrak Lukita hingga keduanya jatuh disofa.
Posisi kedua saling berhadapan dengan posisi Lukita dibawah sedangkan Damian diatas badan Lukita. Kejadian itu sontak membuat kaget Lukita yang tiba-tiba pria itu ada diatas badannya.
Tanpa mereka ketahui, didepan pintu berdirilah seorang wanita yang kaget dengan apa yang dia lihat.
"Damiannnn." teriak kencang seorang wanita didepan pintu.
Sontak saja membuat keduanya kaget, apalagi posisi mereka yang begitu intim. Wanita itu Tiba-tiba menarik telinga Damian.
"Mama." ucap Damian yang kaget melihat mamanya datang di kantornya.
"Dasar anak kurang ajar kamu, diam-diam dibelakang mama kamu kelakuannya seperti ini." wanita benar-benar marah besar.
"Tidak ma." Damian tetap mengelak.
"Tidak apanya, jangan mengelak kamu. Mama lihat sendiri kamu melakukan sesuatu pada wanita itu. " wanita itu tak terima dengan putranya yang melakukan hal senonoh itu.
Lukita pun bangkit dari tempat itu, tiba-tiba saja tanganya ditarik oleh wanita itu.
" Sayang, maafkan anak mama ya. Maklum anak mama ini sudah lama menduda. Sampai - sampai putra mama belum mengenalkan kamu pada kami semua." sontak saja Lukita kaget.
"Maksudnya tante apa ya?" tanya Lukita yang tak paham dengan pembicaraan itu.
"Tenang saja, tante tidak akan marah . Bahkan tante tidak permasalahkan jika kalian berdua menikah segera, lebih cepat lebih baik." jawab wanita itu, sontak saja Lukita kaget dengan apa yang diucapkan oleh wanita itu.
"Apa menikah." batin Lukita yang kaget seperti disambar petir tepat diatas kepalanya. Lukita pun terkejut dengan apa yang di katakan oleh wanita itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Dewi Oktavia
nah lo
2024-08-23
0