Di lain tempat
Lukita sudah siap akan berangkat ke kampus, tidak lupa dia membawa tas miliknya. Dia langsung keluar dari kamarnya sembari mengecek kunci sepeda motor yang ada di kantong jaketnya.
Lukita pun mencoba sepeda motor baru. "Lumayan sih, tapi lebih nyaman sepeda motor lamaku." batin Lukita yang merindukan sepeda motor lamanya, Lukita segera berangkat ke kampus.
Beberapa menit kemudian
Lukita sampai ditempat pakiran, tanpa dia sadari dari arah belakang ada seseorang menyapa dirinya.
"Lukita." sapa wanita itu yang berlarian menuju arahnya.
"Mia." balas Lukita yang baru pakir sepeda motor miliknya. Tiba-tiba pandangan Mia tertuju pada arah samping Lukita.
"Kamu beli sepeda motor baru?" tanya Mia yang spontan kaget dengan apa yang dia lihat.
"Ceritanya panjang, mana Amira?" tanya Lukita pada Mia.
"Ada di taman dia." jawab Mia yang berjalan mendekat Lukita.
"Ditanya jawab dong, kamu beli sepeda motor baru ya?" tanya Mia yang kedua kalinya.
"Nanti saja aku cerita." jawab Lukita yang langsung pergi ke taman.
Disana Lukita bercerita pada Amira dan Mia tentang apa yang terjadi pada dirinya kemarin sore. Hingga mereka terkejut bukan main.
"Tapi kamu baik-baik saja kan?" tanya Amira yang begitu terlihat khawatir dengan kondisinya.
"Baik saja, tapi orang itu buat aku kesal." jawab Lukita yang terlihat kesal.
"Kesal kenapa, malahan kamu beruntung dapat ganti sepeda motor baru. Kurang baik apa coba." jawab Mia yang merasa pria yang menabrak temannya itu sudah bertanggung jawab dengan apa yang dia perbuat.
"Sudahlah, malas aku ngomong sama kamu." ucap Lukita yang langsung pergi masuk kelas.
"Kamu sih, kenapa kamu buat marah dia." ucap amira pada Mia.
"Aku kan bicara yang sebenarnya." jawab Mia yang membela dirinya sendiri.
"Iya aku tahu, tapi sepeda motor yang rusak itu pemberian dari ayahnya. Itu kenangan terakhir dari ayahnya Lukita, kalau dia marah wajarlah." jawab Amira yang langsung pergi meninggalkan Mia.
"Aduh, aku jadinya salah." batin Mia yang merasa bersalah dengan apa yang dia katakan pada temannya.
Siang hari
Lukita dan teman-temannya duduk santai dikantin, mereka duduk bersama sembari menikmati makan siang mereka.
"Maaf ya Luk, aku jadinya merasa salah sama kamu." permintaan maaf dari Mia untuk Lukita.
"Sudahlah." jawab singkat Lukita yang tak mau mempermasalahkan hal itu lagi.
Lukita pun berdiri dari tempat duduknya. "Kamu mau kemana?" tanya Amira.
"Aku mau menemui seseorang dulu." jawab Lukita yang akan hendak pergi.
"Lha kamu lupa nanti kita pergi jalan-jalan bareng." ucap Mia pada Lukita.
"Lebih baik kita tunda saja, aku mau menemui pria itu lagi." pamit Lukita yang sudah lari meninggalkan mereka berdua.
"tapi luk." teriak Mia, tiba-tiba saja tangan Mia ditarik Amira.
"Sudahlah, biarkan saja. Pasti dia menemui pria itu lagi menanyakan sepeda motor miliknya." jawab Amira untuk tidak memanggil namanya dia lagi.
Mia pun langsung terdiam. "Ya sudah, kita tunda saja rencana kita ." jawab Mia, Amira pun membalas dengan menganggukkan kepala.
Posisi lukita langsung meluncur ke lokasi dimana perusahaan itu. Pada akhirnya Lukita sampai ditempat itu, saat dia akan masuk kedalam dia dihentikan oleh petugas security memeriksa tas miliknya.
"Silakan masuk." ucap security itu, Lukita pun masuk. Baru beberapa langkah berjalan, Lukita dihentikan oleh seorang wanita.
"Berhenti kamu." seorang wanita mendekati Lukita dengan tatapan sinis.
"Ada kepentingan apa kamu datang kesini." ucap wanita itu dengan nada ketusnya.
"Kebetulan, saya mau mencari tuan Damian." sontak saja wanita kaget.
"Tuan Damian, tidak ada orang yang bernama Damian." jawab wanita itu dengan nada ketusnya.
"Mana mungkin , asistennya sendiri yang bilang ini kantor tempat kerjanya." jawab Lukita yang tambah bingung.
"Di bilangin tidak percaya." teriak wanita itu pada Lukita.
"Hey kalau bicara bisa tidak yang pelan, aku tidak tuli tahu." jawab Lukita dengan nada sedikit teriak.
Tiba-tiba dari arah belakang wanita itu, ada seorang pria berdiri tegak.
"Nona Nikita." sapa Milano pada Lukita.
"Akhirnya kamu nonggol juga." jawab Lukita, sontak saja wanita itu kaget dengan kedatangan asisten dari tuan Damian.
"Tuan." wanita itu menundukkan kepala.
"Ada apa ini, kenapa kalian berdua ribut?" tanya Milano yang pada awalnya penasaran.
"Tanya tuh, sama mbak kunti." tunjuk kearah wanita yang berdiri didepan Milano.
"Kunti?"
"Iya, mbak kunti itu bilang disini tidak ada orang yang bernama Damian. Malahan dia ingin usir saya." jawab Lukita yang kesal pada wanita didepannya, sontak saja wanita itu menatap tajam kearah dirinya. Lukita pun tak peduli dengan wanita itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Dewi Oktavia
asyik jadi seru
2024-08-23
0