Alex, Putra, dan Tian masih berusaha untuk melambaikan tangan kepada semua orang yang ada di dalam mini market tersebut. Tapi sayangnya tidak ada satu orang pun yang membuka pintu. Walaupun sebenarnya Liondra dan Riska ingin membukakan pintu untuk mereka, tapi kedua gadis itu tidak bisa melawan keenam pria yang sedang berdiri di depan pintu.
"Sepertinya mereka tidak mengizinkan kita masuk." Keluh Alex dengan suara pelan, dia nampak terengah-engah, mungkin karena sangat kelelahan sekali.
"Shittt!" Tian dan Putra pun mengumpat. Mereka sangat kecewa sekali kepada orang-orang yang ada di dalam mini market tersebut, padahal ketiga pemuda itu sudah berkorban untuk memancing perhatian para zombie demi menyelamatkan mereka semua, tapi kini mereka seakan merasa telah dikhianati.
Alex memandangi langit di angkasa, rupanya fajar sudah mulai menyingsing, sebentar lagi matahari akan segera terbit. "Gawat! Kita harus segera bersembunyi!"
Alex, Tian, dan Putra menghela nafas dengan berat memandangi zombie-zombie yang mengerikan itu masih berjalan berlalu lalang di jalan raya sana, jumlah mereka begitu banyak, tak terhitung. Sungguh sangat mengerikan.
Mereka bertiga pun segera berjalan dengan pelan, jangan sampai suara langkah kaki mereka terdengar oleh zombie-zombie yang ada disekitarnya, sambil pandangan mereka beredar untuk mencari tempat persembunyian.
Namun, tiba-tiba saja mereka merasakan ada suara raungan para zombie.
Geerrr...
Sampai ketiga pria itu menghentikan langkahnya, rupanya matahari telah terbit, sehingga kini zombie-zombie yang ada disana dapat melihat dengan jelas ketiga pria tersebut.
Ketiga pria tersebut nampak tercengang, rupanya semua zombie yang ada disana sedang menatap ke arah mereka bertiga, para mahkluk yang mengerikan itu meraung-raung kelaparan.
Aaarggkkhh!
Aaarggkkhh!
Aarrggkkhh!
"Gawat! Mereka sudah bisa melihat keberadaan kita!" Ucap Putra, dengan suaranya yang bergetar.
"Ya Tuhan, bagaimana ini?" Tian nampak sangat frustasi.
Alex memberikan aba-aba.
"Satu."
"Dua."
"Tiga."
"Lariiiii!"
Mereka bertiga pun segera berlari sekencang mungkin, sehingga terdengar suara bergemuruh karena semua zombie yang ada di luar sana berlarian mengejar Alex, Putra, dan Tian. Kota ini bagaimana lautan zombie, di setiap sudut kota dipenuhi dengan banyak zombie.
AARRGGKKHH!
AARRGGKKHH!
AARRGGKKHH!
Zdor!
Zdor!
Zdor!
Putra mencoba beberapa kali melepaskan tembakan kepada zombie-zombie yang berusaha untuk menghadang mereka dari depan.
Begitu pula dengan Alex, dia memberikan pukulan yang sangat keras kepada zombie-zombie yang mencoba menyerang dari depan.
Buuukkk!
Buuukkk!
Buuukkk!
Sementara Tian, dia beberapa kali berusaha untuk menebas kepala satu persatu zombie yang ada di hadapannya, sambil terus berlari sekencang mungkin.
Sreeett!
Sreeett!
Sreeett!
...****************...
Saat ini kedelapan orang yang ada di dalam mini market, mereka bersembunyi di dalam gudang. Karena mereka takut keberadaan mereka diketahui oleh zombie.
Terlihat Liondra dan Riska yang sedang harap-harap cemas memperhatikan Alex, Tian, dan Putra yang sedang dikepung oleh banyak zombie.
Kemudian Liondra segera berjalan mendekati Raka yang sedang menikmati mie instan di dalam cup.
"Ini semua gara-gara keegoisan kamu. Sampai kini diantara mereka tidak ada yang berubah. Mereka tidak ada yang terinfeksi!" Liondra berkata dengan penuh amarah.
Raka sangat terpancing emosinya, dia melemparkan mie instan yang sedang dia makan ke lantai, membuat lantai tersebut berserakan. "Kalau mereka bertiga mati, apa urusannya denganku?"
"Kita semua teman. Seharusnya kita bekerjasama untuk bisa keluar dari dunia yang mengerikan ini." Liondra masih menjawab perkataan dari Raka dengan emosi.
...****************...
Sementara ke-tiga pemuda itu masih gigih untuk melawan zombie-zombie yang menyerang mereka secara membabi buta.
Semakin lama mereka semakin kewalahan. Sedari semalam mereka belum memiliki waktu sebentar saja untuk beristirahat. Tapi jangan sampai mereka kehilangan tenaga, mereka harus bisa keluar dari dari dunia yang mengerikan ini.
Aarrggkkhh!
Namun, rupanya ada zombie yang berhasil mengigit tangan salah satu dari ketiga pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Muh. Yahya Adiputra
yaa Allah.. entah tangan siapa yg digigit oleh zombie 😰😰😰
2024-06-24
0
alLien
aku nggak suka sama sifatnya raka, yg namanya teman itu susah senang ya sama sama, terlalu egois, tpi seru juga sik
2024-06-24
1
Hasbi Asidiqi
aduch saha nu d gegel ....mudah"an lain c alex,,,,,
2024-06-23
1