Bab 5

Tok!

Tok!

Tok!

"Dion, udah belum?" Terdengar suara Cevi mengetuk pintu dengan pelan. Sepertinya pria itu kebelet ingin segera buang air kecil.

Namun, sama sekali tak terdengar suara Dion menyahut dari dalam kamar mandi tersebut.

Cevi mengetuk pintu kembali dengan pelan.

Tok!

Tok!

Tok!

"Dion, cepetan! Gue kebelet nih!" Cevi berkata dengan nada pelan, karena dia takut suaranya terdengar oleh zombie-zombie yang sedang berlalu lalang di koridor sana. Sementara mereka saat ini sedang berada di sebuah ruangan yang pintunya rusak, hanya dihalangi oleh lemari besar saja.

Namun, tak ada jawaban juga.

"Astaga, si Dion lagi ngapain di dalam kamar mandi? Lama banget. Gak mungkin di dalam situasi kaya gini lagi coli." Gerutu Cevi, saking kesalnya.

Cevi yang sudah tidak bisa menahan lagi, dia sudah sangat kebelet, sehingga terpaksa harus membuka pintu kamar mandi yang pintunya pun sudah tidak dapat di kunci.

"Dion..." Cevi tidak melanjutkan perkataannya. Dia tersentak kaget bukan main ketika melihat di dalam kamar sana nampak Dion yang tubuhnya sedang mengejang dan mulutnya mengeluarkan suara yang mengerikan.

Gerrr..

"Dion, lu....lu kenap..." Cevi ingin masuk ke dalam kamar mandi untuk menolong Dion. Tapi dia menghentikan langkahnya ketika melihat Dion menegakkan badannya, wajahnya nampak sangat mengerikan.

"Aaaaahhhh!" Cevi pun berteriak histeris. Saking takutnya sampai dia kencing di celana.

...****************...

Semua orang yang ada disana segera berlarian ke arah kamar mandi. Mereka terkejut ketika melihat Dion yang sedang menyerang Cevi.

Cevi dalam posisi terbaring, mungkin karena dia terjatuh saat ingin melarikan diri. Tapi sayangnya dia kalah cepat, Dion yang sudah berhasil berubah menjadi zombie, pria itu nampak sedang mengigit leher Cevi.

Aaarggkkhh!

Aaarggkkhh!

Aaarggkkhh!

"Dion..." Mata Alex nampak berkaca-kaca melihat sahabat dekatnya berubah menjadi zombie. Sampai tak terasa dia meneteskan air matanya. Dion adalah satu-satunya sahabat yang dia miliki, dia sangat terpukul melihat keadaan Dion yang nampak mengerikan seperti itu.

Dion yang sedang mengigit leher Cevi, pria itu pun segera berdiri, mungkin dia belum sepenuhnya berubah menjadi zombie. Dion berjalan mendekati Alex, "I-ib... i-i-ibu..."

Mungkin Dion sudah tidak bisa mengendalikan dirinya, sehingga dia sangat kesulitan untuk berbicara. Padahal dia hanya ingin berpesan kepada Alex, jika seandainya Alex selamat, Dion ingin meminta bantuan kepada Alex untuk menjaga ibunya yang sedang sakit keras. Karena ibunya tidak memiliki keluarga lagi selain dirinya.

Sreeett!

Tiba-tiba terdengarlah suara sabetan pedang. Rupanya Raka yang melakukannya, sehingga kepala Dion tiba-tiba saja jatuh ke lantai, berpisah dengan badannya. Sampai darah Dion muncrat dan berceceran di lantai.

Alex membeku, dia sangat terkejut melihat sahabatnya harus mati dengan cara yang mengenaskan seperti itu.

Bahkan kelima orang wanita yang ada disana menjerit histeris. "Aaaaahhhh!"

"Dion memang harus mati. Dia sudah terinfeksi." Ucap Raka dengan ekspresinya yang tenang. Kemudian Raka memandangi kedua sahabatnya, Yoga dan Sena. Mereka saling berpandangan, seakan sedang mengisyaratkan sesuatu.

Alex merasakan tubuhnya lemas, dia sangat sedih dan terpukul melihat keadaan sahabatnya yang telah mati dengan cara yang sangat memprihatinkan. Padahal sebelumnya Dion pernah bercerita kepadanya bahwa dia sedang mencari uang karena ingin membiayai pengobatan ibunya di rumah sakit. Tapi kini si anak baik itu telah tiada.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***