Meninggalkan panti asuhan

Pagi Senin yang cukup cerah, namun tidak secerah hati Putri. Semalaman Putri memikirkan nya hampir tidak tidur.

Apa aku menolak aja ya untuk tinggal bersama Ibu kandungku dan memilih tinggal di Panti aja, toh lagian kemana aja selama ini Ibuku tidak pernah mengambilku ke Panti. apa dia beneran gak perduli dan sayang ya padaku. Suaminya ? berarti itu Ayah tiriku. Belum apa apa aku sudah membayangkan gimana kalau ayah tiri ku galak. Apa Ibu juga punya anak dari nya.

"Kak. Kak Putri !" Tegur Nisa.

"Nisa, Ratna kok kalian ngagetin kakak sih." Kata Putri terbangun dari lamunan nya.

"Kak Putri tu dari tadi kita udah manggilin tapi kakak melamun." Ucap Nisa membela.

"Iya, maafin kakak ya." ucap Putri menarik tangan Nisa dan Ratna untuk duduk di samping nya .

Apa aku menolak saja ya tawarin ibu Nia untuk tinggal bersama nya, dan tetap tinggal di Panti Asuhan ini, lagian Panti ini surga ku, di mana mereka selalu ada untuk ku.Gumam Putri.

"Kak ?" Panggil Ratna. " Apa kakak beneran mau ninggalin kita ?" ucap Ratna.

Ratna dan Nisa menangis memeluk Putri. Sedangkan Putri menahan agar tidak menangis.

"Tidak sayang." Kata Purti memeluk Nisa dan Ratna. "Kakak hanya pulang ke rumah orang tua Kakak. Kakak ngak ninggalin kalian kok, kita hanya beda tempat tinggal nya saja."Kakak janji tiap minggu waktu libur kerja kakak mampir kesini atau nginep di sini." Ucap Putri yang meyakinkan Ratna dan Nisa.

"Kakak janji ya kakak haru setiap minggu kesini bila perlu kakak nginep disini." Ucap Nisa.

"Kak Putri sayang kalian akan tetap sayang sama kalian dan yang lain nya. Kata Putri

"Kita juga sayang kakak." Ucap Nisa dan Ratna serempak.

Nisa dan Rarna melepaskan pelukan nya, dan menghapuskan air mata nya.

"Nah gitu dong, gak boleh cengeng harus jadi wanita tanguh." Kata Putri tersenyum menyemangati Nisa dan ratna.

Nimas, Desi, dan Nur berjalan ke kamar Putri dan berdiri di pintu kamar. Karena melihat suasana sedih Nimas tidak memanggil Putri.

"Ibu Nimas, Ibu Desi, Ibu Nur, sejak kapan kalian berdiri disitu." Tanya Putri.

Nimas berjalan ke arah Putri Ratna dan Nisa. Sementara Desi dan Nur masih berdiri di pintu kamar.

"Putri. Jaga diri mu baik baik ya di sana. Tetap patuh pada Ibu Nia, jangan membantah dan membuat dia sedih, biarpun Ibu Nia meninggalkanmu di Panti Asuhan, mungkin Ibu Nia ada alasannya." Kata Nimas memeluk Putri.

Putri yang tadi nya menahan agar tidak menangis, akhirnya mata nya tidak mampu menahan untuk tetap mengeluarkan air. Dalam pelukan Nimas Putri yang menangis tersedu sedu.

"Ingat, Tuan Arman walaupun dia hanya Ayah tiri kamu, jangan pernah bersikap tidak sopan dengan dia. Putri harus menganggap tuan Arman itu Ayah kandung kamu ya, jangan buat dia kecewa." Ucap Nimas yang memeluk Putri dengan tangisan nya.

"Iya Buk, tapi tuan Arman, apa dia akan menyayangiku juga Bu." Tanya Putri lirih.

"In sya allah tuan Arman akan menyayangi Putri." Kata Nimas menenangkan Putri.

...Flassback On...

"Dulu Mama menikah dengan Ayah kamu Put, tapi Ayah kamu meninggal dunia kecelakan saat bekerja. Saat itu Mama lagu hamil 3 bulan. Saat Ayah mu meninggal dunia, Mama hanya sebatang kara tidak ada keluarga di kota ini.

Sebelum kamu lahir, Mama tidak bekerja nak, Mama hanya mengambil upah mencuci pakaian orang dari rumah ke rumah, sehingga Mama hamil besar dan melahirkan, Mama metuskan untuk pindah dari kota XXX agar tidak ada yang tau bahwa Mama sudah punya anak. Dan Mama hanya tinggal di kontrakan yang sangat kecil, jauh dari kota. Mama memutuskan untuk mencari pekerjaan, dan Mama bekerja di perusahaan Pt. Makmur Perkasa Group. Dan Direktur nya Papa Arman, ya Mama dan Papa Arman dulu waktu SMA berteman dan kami semakin dekat dan menikah. Kata Nia menjelaskan.

"Terus Kenapa Ibu setelah menikah tidak menjemput ku di Panti Asuhan." Tanya Putri.

"Maaf Nak, waktu itu Papa Arman tidak mengetahui kalau Mama sudah punya anak, dua hanya mengetahui Mama hanyalah janda yang tidak punya anak." Ucap Nia memeluk Putri.

...Flassback Off...

"Buk, maafin Putri ya selama ini Putri sudah merepotkan Ibu sudah banyak menyusahkan kalian." Ucap Putri melirik Nimas, Desi, Nur.

Desi dan Nur berjalan menghampiri Putri dan Nimas. serta Nisa dan Ratna bangun dari tempat tidur.

Desi dan Nur memeluk Putri, sesekali mereka mencium Putri. Putri membalas pelukan mereka.

Terdengar suara mobil dari luar.

Tuuut.tuuutuutt. Klakson mobil.

Putri melepaskan pelukan nya.

Nisa yang melihat dari jendela. "Kak, itu kayak nya mobil yang menjemput kakak deh." Kata Nisa.

Nisa dan Ratna dan Nur membantu Putri membawa cover pakaiannya ke luar. Sementara Nimas dan Desi berjalan merangkul Putri.

Semua nya nagis dipelukan Putri. Anak Panti yang lain nya tidak tahu dengan ke pergian Putri, karena mereka masih sekolah.

"Kak jaga diri kakak baik baik ya." Ucap Nisa.

"Kalau kakak lagi butuh kita kakak telpn kita ajja ya ,kita selalu ada untuk kakak." Ucap Ratna.

"Iya sayang. Kakak sayang kalian semua." Ucap Putri.

"Putri jaga diri mu baik baik ya nak." Kata Nimas yang memelu Putri.

"Iya Buk." Ucap Putri membalas pelukan Nimas.

Nimas melepas pelukan nya, dan Putri memeluk mereka satu persatuan.

"Mbak putri sudah siap ?" tanya sopir

"Iya pak." Jawab Putri yang menaiki mobil.

Putri melambaikan tangan nya, dan mobil pun bejalan.

Gerbang Panti Asuhan sudah tidak terlihat lagi Sudah jauh dari pandangan Putri. Air mata Putri terus mengalir, tidak menghiraukan orang yang lagi mengemudi.

"Mbak tisu nya ada di samping pintu." Ucap Rusmin.

"Makasih pak." Balas Putri menarik tisu di samping nya.

"Maaf pak ?" nama bapak siapa kalau saya boleh tau." Tanya Putri lirih.

"Maaf Nona saya lupa memperkenalkan diri saya. Saya Rusmin," ucap Rusmin.

"Ooh pak Rusmin, boleh saya bertanya pak ?" tanya Putri.

"Silakan mbak ? dengan senang hati saya menjawabnya ?" saut Rusmin.

"Ibu Nia sama Bapak Arman kok gak jemput saya ya pak." Kata Putri.

"Nyoya sama tuan keluar kota mbak,ada kerjaan dari kantor katanya." Jawab Rusmin.

Ibu tidak menjemput ku, padahal aku berharap Ibu yang menjemput ku.

"Maaf mbak, apa mbak mau mampir beli makanan dulu." Tanya Rusmin mengagetkan Putri.

"Gak pak jalan aja," Jawab Putri. "Masih jauh ga pak. Tanya Putri.

"Gak jauh lagi mbak palingan sebelum jam 8 malem kita sudah sampai rumah." Jawab Rusmin.

Putri tertidur pulas, di perjalanan Rusmin tidak membangunkan Putri, karena dia tahu Putri lagi bersedih. Sampai di depan gerbang rumah kediaman Bapak Arman.

"Mbak, mbak, mbak, kita sudah sampai ?" Panggil Rusmin.

"Aah. Maaf pak saya ketiduran. Kita sudah sampai ya." Tanya Putri mengucek matanya.

Barang barang Putri sudah di bawakan oleh para pelayan dirumah besar itu. Putri turun di buka kan pintu oleh Sukman.

Apa bener ini rumah orang tua ku, besar sekali halamannya kalau aku mengajak anak anak Panti pasti mereka seneng.

Putri melihat kanan kiri rumah Nia dan Arman, seakan tidak percaya.

"Silahkan masuk mbak." Ucap seorang pelayan dan mengantarkan Putri ke kamar.

Putri mengikuti pelayan tersebut dari belakang.

"Ini kamar mbak Putri, ini kamar mandinya dan didalam nya ada lemari baju, baju mbak sudah saya letakkan dilemari itu, kalau mbak perlu apa mbak bisa bilang saya." Kata pelayan itu.

"Maaf nama Ibu siapa." Tanya Putri mata nya kesana kemari melihat isi ruangan kamar yang besar ini." Dapurnya dimana Bu. saya mau minum." Tanya Putri.

"Mbak bisa panggil saya Bik Lasmi. Sebentar saya akan menggambilkan air minum hangat untuk mbak Putri." Ucap Lasmi.

"Tidak perlu Bik, biar Putri ambil sendiri saja." Kata Putri.

"Tidak apa ap mbak, ini memang tugas saya, tunggu sebentar ya, mbak boleh menyegarkn badan dulu." Ucap Lasmi berjalan membungkuk meninggal kan Putri.

Putri masih tidak percaya dengan ap yng di lihat nya. Putri meletak kan tas nya di sofa dan berjalan ke arah kamar mandi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!