Perubahan penampilan yang di lakukan oleh Venus menjadikan dirinya pusat perhatian.
Teman-teman nya memandang nya dengan rasa kagum dan iri.
"Hai Venus," sapa seorang Mahasiswa kepada nya saat dalam perjalan menuju pintu depan Gedung Universitas nya.
Venus hanya menangapi sapaan tersebut dengan senyuman tipis, lalu melanjutkan lagi langkah kaki nya.
"Itu benaran, si cupu."
"Benar itu si cupu, cantik ya."
Venus rasa nya ingin tertawa lebar mendengar hal tersebut.
Dulu ajah mereka semua suka mengatakan hal jelek kepada nya tapi sekarang malah kebalikan nya.
"Venus!" Hana berlari ke arah Venus, menyamakan posisi berjalan nya dengan gadis tersebut.
Hana Kusuma sosok yang paling tidak ingin di temui Venus pas hari pertama nya kuliah lagi.
"Hai, Hana," sapa Venus dengan nada malas.
Hana tersenyum manis ke arah Venus memperhatikan penampilan gadis itu dengan seksama.
"Kenapa kamu merubah penampilan mu? Padahal aku lebih suka penampilan mu yang dulu, lebih natural." Hana tak suka penampilan Venus berubah, bisa-bisa popularitas nya di rebut oleh gadis ini.
Venus tahu Hana mengatakan hal tersebut dengan jengkel dalam hati nya. "Aku tak suka diriku dianggap culun lagi, oleh mereka," berjalan terlebih dahulu.
"Awas saja nanti akan ku beri pelajaran dia," Hana benar-benar kesal dengan ucapan Venus barusan.
Venus telah tiba di kelas nya, dia lalu duduk di bangku nya tepat nya di bagian belakang pojok jendela.
Sewaktu di bully dulu, Venus sering berdiam diri bangku nya sambil melihat pemandangan dari luar jendela.
"Hai, Venus." Venus lalu menolehkan wajah nya ke arah kanan untuk melihat siapa orang yang menyapa nya kali ini.
Ternyata sosok Ryan Darmawan sedang melambaikan tangan ke arah nya dengan tersenyum tampan layak nya seorang pangeran.
Dulu Venus memuji senyum tersebut, tapi sekarang rasa nya dirinya ingin muntah.
"Kenapa? Kau membawa kursi mu ke sini? Sebentar lagi jam pelajaran akan di mulai." Sengaja Venus ingin basa-basi dengan Ryan.
Kalau Venus langsung menghindar dari Ryan atau Hana bisa-bisa mereka akan curiga kepada nya.
Ryan sama seperti dulu sangat suka mengacak-acak rambut Venus. "Kenapa kau menyingkirkan tangan ku dari rambut mu?" Menurut pemuda ini, gadis yang di hadapan nya terasa asing.
"Aku membutuhkan 1 jam untuk menata rambut ku. Jadi, jangan kau acak-acak seperti biasa nya". Ryan mengepalkan tangan nya karena mendengar nada suara Venus yang begitu menjengkelkan di gendang telinga nya.
"Baiklah, aku tak akan melakukan hal tersebut. Nanti kita makan siang di kantin bersama, ok." Ryan lalu duduk ke tempat nya semula karena Dosen sudah datang ke dalam kelas mereka.
Venus benar-benar ingin menjitak kepala pemuda sok kepedean itu. "Sabar, Venus," ucap nya dalam hati.
"Hahaha."
Tawa seorang siswa laki-laki menarik atensi Venus dan teman-teman nya termasuk Dosen yang bersiap untuk mengajar.
"Apa yang ada hal yang lucu? Kevin?"
"Tidak bu, maaf saya tadi tak sengaja ke ingat Kucing saya di rumah."
Dosen itu pun menyuruh Kevin untuk diam karena pelajaran nya akan di mulai.
Venus sedikit melirik ke arah Kevin, sosok itu dulu tak akrab dengan nya.
Kevin Prasetya adalah sosok jutek, tak peduli hal sekitar, pintar dan tidak ramah menurut pendapat Venus pribadi.
Kevin yang merasa dirinya di lirik oleh seseorang mengarahkan pandangan mata nya ke arah Venus. Pemuda itu tersenyum tipis ke arah gadis itu.
"Kenapa aku jadi salting begini," Venus lalu mengahlikan padangan ke arah Guru yang mengajar di depan kelas.
"Lucu," gumam Kevin tanpa sadar.
.
.
.
.
Jam istirahat...
Venus berjalan bersama dengan Ryan menuju Kantin, seperti biasa.
"Lihat Venus dan Ryan mereka serasi banget."
"Venus berubah pasti ingin mendapatkan perhatian Ryan, doang."
Lagi dan lagi, Venus menjadi bahan omongan sepanjang perjalanan nya menuju kantin.
"Hai, Venus dan Ryan kebetulan sekali ya kita bertemu." Hana dengan sok ramah nya berada diantara kedua nya.
Ini merupakan hal biasa waktu dulu. Hana akan ngobrol dengan Ryan tanpa memperdulikan kehadiran nya.
Venus memilih untuk berjalan terlebih dahulu meningalkan Ryan dan Hana.
"Gadis itu buat aku kesal ajah," ucap Hana pelan di samping Ryan.
"Kita harus sabar soalnya gak ada dia siapa yang akan mengerjakan semua tugas kuliah kita". Ryan masih membutuhkan Venus agar nilai semua mata pelajaran nya bagus.
Venus tidak peduli keduanya mau bicara apa, yang penting dirinya tak ingin berurusan dengan mereka lagi.
"Aduh," rintih Venus tak sengaja menabrak punggung seseorang.
Orang yang di tabrak Venus lalu berbalik badan menghadap gadis itu. "Kamu gak apa-apa?" Tanya nya dengan nada khawatir.
"Aku gak apa-apa," jawab Venus dengan nada terbata-bata.
Venus gugup berhadapan dengan orang ini karena dia adalah orang yang dulu di sukai nya.
"Syukur lah," ucap orang itu dengan tersenyum.
"Aku permisi kalau begitu." Venus ingin segera berlari dari sini.
"Tunggu dulu," tangan Venus di tahan oleh orang itu.
"Ada apa? Ya?"
"Kamu Venus, kan."
"Ya."
"Penampilan mu berubah jadi cantik sampai aku gak kenalin."
Venus makin salting mendegar pujian tersebut, rasa nya mau melayang.
"Terima kasih."
"Hey, Revan. Ayo kita main bola sekarang." Orang tersebut lalu di tarik oleh teman-teman nya padahal masih belum puas bicara dengan Venus.
Revan Setiawan adalah sosok yang pernah diam-diam di sukai Venus dulu sebelum kembali ke masa sekarang.
Dengan hati bahagia, Venus melanjutkan langkah kaki nya menuju Kantin.
Sesampainya di Kantin, Venus lalu mengambil tempat makan untuk mengambil makanan yang sudah di sediakan oleh pihak Universitas.
"Kamu, kok duluan sih. Seharusnya kamu itu nungguin kami." Hana sekarang sudah berada di sebelah Venus.
Venus sedikit tersenyum ke arah Hana. "Kalian berdua jalan nya lelet sih,'' emang sengaja biar gadis ini makin kesal dengan nya.
Hana yang kesal lalu mengambil makanan dengan porsi banyak dengan niatan untuk mengerjai Venus.
Venus sudah mengetahui kebiasaan tersebut.
Kembali ke masa lalu, Venus pernah tersungkur ke lantai dengan keadaan kotor. Makanan yang di bawah oleh Hana semuan ya terjatuh ke badan nya. Dan gadis itu pura-pura tak bersalah malah tertawa.
Masa sekarang, saat Hana hendak menjatuhkan makanan nya lagi ke tubuh Venus.
Venus langsung menghindar ke samping. Dan makanan tersebut tumpah ke wajah Kevin.
"Ini bukan tempat bermain! Hana Kusuma!" Amarah Kevin meledak membuat seisi penghuni kantin sedikit takut kepada nya.
"Maaf, aku tak sengaja." Hana menundukan wajah nya di depan Kevin.
Setelah melampiaskan amarah nya, Kevin lalu pergi dari Kantin.
Hal itu membuat Venus merasa bersalah kepada pemuda tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
FT. Zira
10vikaln dulu ya kak.. lanjut nanti,😅😅 ngurus kerjaan dulu✌️✌️✌️
2024-08-04
0
FT. Zira
errr..... ini maksudnya tersungkur ya kak?
2024-08-04
1
FT. Zira
ketahuan banget takut kesaing😝😝😝
2024-08-04
0