Bab 5: Siapa kamu?

Aruna akhirnya terbangun dengan perasaan berat dan juga sedikit pusing yang masih ia rasakan di kepalanya, bahkan sekujur tubuhnya itu pun kesakitan. Ia membuka matanya perlahan dan sampai ia melihat semuanya, ia melihat lingkungan yang asing, sangat asing baginya.

'Dimana aku? Tempat apa ini?'

Aruna menoleh ke sumber cahaya, tepatnya sebuah jendela besar yang membawa cahaya dari luar itu masuk. Ya, kamar itu memiliki jendela besar yang indah dan menutupi sebagian ruangan dari lantai hingga langit-langit, dan memperlihatkan pemandangan taman di luar yang terlihat begitu indah. Aruna bisa melihatnya.

Ruangan itu didekorasi dengan tema coklat hangat, dimana selimut yang menutupi tubuhnya berwarna krem, dan seprainya berwarna coklat, seperti ice cream vanila sundae. Dan memikirkan itu membuatnya lapar.

Saat matanya beralih ke kiri, Aruna entah kenapa menjadi ketakutan dan menarik selimut lebih dekat untuk melindunginya, untuk apa menutupi dirinya. Ada seorang pria yang sedang tidur di kursi di sampingnya, bahkan memegang tangan kirinya. Kenapa Aruna tidak menyadari hal ini sebelumnya? Tapi dengan cepat Aruna segera menarik tangan yang dipegang oleh pria itu, dan ia pikir itu akan membangunkannya.

'Jangan takut Aruna' batinnya Aruna saat melihat pria itu, jujur saja ia takut.

Bahkan Aruna merasakan tubuhnya itu menggigil dan gemetar, alhasil Aruna memeluk lututnya sendiri dan merangkak menuju sudut tempat tidur, mengabaikan rasa sakit yang dirasakannya di sekujur tubuhnya.

Namun tiba-tiba pria itu bangun dan menatap Luna yang terlihat waspada padanya.

"Aku tidak akan menyakitimu" ucap Marco saat sudah membuka matanya, pria itu mengangkat kedua tangannya, bersikap seolah ia menyerah. Bahkan Marco tersenyum, meyakinkan Aruna bahwa ia tidak akan melakukan apa pun padanya.

"Siapa kamu?" Tanya Aruna sembari meringis kesakitan dan memegangi sisi tubuhnya. Tapi kemudian Marco berdiri untuk membantunya.

"Ja-jangan! Jangan sentuh aku" bahkan Aruna menghentikan Marco untuk mendekat.

"Di mana aku, dan siapa kamu?" Ia bertanya lagi.

"Aku Marco, Marco Dewata Alaska, dan kamu ada di Mansion ku, kamu aman sekarang" katanya Marco.

"Waktu itu, kami menemukanmu di tengah jalan, dan itu malam hari bahkan kamu dalam keadaan tidak sadarkan diri" ucapnya Marco dan Aruna menatapnya dengan kening berkerut, mencoba mengingat apa yang terjadi. Dan semuanya datang kembali dengan cepat ke ingatan nya, ia ingat ayahnya menyerahkannya kepada Adrian, dan pria itu mencoba melecehkan nya.

Dan bagaimana Aruna mencoba melarikan diri dan berada di jalan ketika ia melihat mobil datang ke arahnya, kemudian ia pingsan. Aruna mulai menangis dan terisak mengingat semua rasa sakit karena perbuatan ayahnya. Bukan hanya fisiknya yang terluka tapi juga hatinya. Padahal ia berharap ini tidak pernah terjadi padanya, bagaimana bisa seorang ayah tega menjual putrinya sendiri?

'Aku akan selalu mengingat kekejamanmu ayah'

Marco melihat wanita muda itu menangis, mengepalkan tangannya, dan matanya penuh air mata dan kemarahan. Tidak tega, Marco mengambil kotak tisu dan menyerahkannya pada Aruna.

"Siapa namamu?" Marco bertanya sembari menyerahkan kotak tisu itu.

"Aku Aruna, Aruna Arindita" Jawab nya Aruna meraih kotak tersebut.

"Apa yang terjadi padamu? Apakah kamu ingat?" Marco bertanya tentang malam dimana mereka menemukan Aruna yang tergeletak pingsan.

Tapi Aruna malah menggelengkan kepalanya dan tidak berkata apa-apa. Mungkin Aruna belum ingin menceritakan kejadian yang menimpa nya itu kepada orang lain. Sedangkan Marco perlahan mengangguk sambil mencoba menatap matanya.

"Baiklah, beri tahu aku jika kamu sudah siap. Mungkin aku bisa membantumu" Marco tersenyum sambil memamerkan gigi putihnya.

'Jika kau tidak mau memberi tahu aku, aku akan mencari tahu sendiri' pikir Marco.

Ketika Marco melihat Aruna, yang mencoba untuk bangun dari tempat tidur, ia bergegas ke sisi gadis itu dan ia mengulurkan tangannya untuk membantunya berdiri.

"Lukamu masih belum pulih. Sebaiknya kamu tetap di tempat tidur dan beristirahat" ucapnya Marco, sementara Aruna meringis kesakitan dan duduk kembali.

"Izinkan aku meminta para pelayan membuatkan makanan untukmu. Dan seseorang juga akan datang membantumu, jika kamu perlu ke kamar mandi atau mengganti pakaianmu" kata Marco.

Marco memperhatikan memar di sepanjang lengan dan lehernya Aruna. Sedangkan Aruna berusaha menutupi dirinya saat menyadari Marco menatap tubuhnya.

'Kenapa dia menatapku seperti itu? Apakah dia cabul?'

Sedangkan Marco menyeringai dan berjalan keluar kamar.

Dan kini tinggal Aruna sendirian, ia meringis kesakitan sambil mengatur dirinya di tempat tidur. Ia melihat sekeliling ruangan, Dinding aksen di belakang tempat tidur itu menarik perhatiannya, terbuat dari kayu berwarna coklat gelap, dipaku untuk menciptakan dinding vertikal yang menyerupai sebuah bergelombang. Terlihat indah.

Dan tempat tidur berukuran king size itu terlihat begitu mewah, berada tengah ruangan dan terlihat sebagai main object dari ruangan tersebut. Aruna tahu, kalau tempat tidur itu sangat nyaman, bahkan ia dapat merasakan nya ketika dia berbaring di atasnya.

Tapi tiba-tiba Aruna teringat kejadian malam itu yang membuatnya bergidik.

"Aku ingin membalas dendam. Aku akan memastikan Adrian dan ayahku membayar perbuatan mereka, aku memang sangat mencintai ayahku, tapi dia sudah sangat keterlaluan padaku, menyiksa ku selama bertahun-tahun lamanya dan sekarang dia malah dengan tega nya menjual ku" ucapnya dalam hati sambil menghapus air matanya.

'Haruskah aku memberitahu Marco? Mungkin dia bisa membantuku untuk membalas dendam pada babi itu. Tapi apakah dia mampu membantuku? Adrian adalah orang yang berkuasa dan juga licik, aku tidak ingin ada orang yang terlibat dalam penderitaanku. Tapi bagaimana kalau Marco bisa membantuku?'

"Arghh.. apa yang harus aku lakukan?" Aruna memukul keningnya, mencoba menggerakkan otaknya, namun tindakannya justru memperparah lukanya, jadi ia memutuskan kembali berbaring untuk beristirahat.

Sementara itu, Marco sedang menelepon Bastian begitu ia keluar dari kamarnya.

"Halo"

"Kau ada di mana?" tanya Marco.

"Di rumahku. Kenapa?"

"Kemarilah. Aku ingin kau melakukan sesuatu" kata Marco.

Di seberang sana Bastian bingung, tapi kemudian ia teringat tentang kejadian malam itu, mungkin ini ada hubungannya dengan gadis yang mereka tolong.

Padahal Bastian sudah pulang karena kelelahan, dan sekarang, Marco memintanya datang lagi.

'Padahal aku tangan kanannya sekaligus sahabatnya, tapi pekerjaanku lebih banyak dari sekretarisnya'

'Jika kau bukan temanku, aku pasti sudah meninggalkanmu sejak lama'.

"Baiklah, satu jam lagi aku sampai di sana" jawabnya Bastian sebelum Marco memutuskan panggilannya.

Sedangkan Marco memanggil kedua pelayan yang ditugaskan untuk mengurus keperluan Aruna, Anna dan Marry. Mereka akan melayani Aruna mulai hari ini dan seterusnya.

"Namanya Aruna, dan dia sudah bangun sekarang, kalian penuhi kebutuhannya, bantu dia makan, dan dia mungkin butuh bantuan untuk ke kamar mandi. Dan yah, hubungi aku kalau kalian sudah selesai" perintah Marco.

"Baik tuan, kami akan berusaha semaksimal mungkin" ucap Anna menggoda dan tersenyum manis padanya. Namun Marco tidak ambil pusing dengan perilaku centil pelayan itu, justru ia malah berjalan menuju ruang tamu.

Kemudian Marry masuk ke dalam kamar, sedangkan Anna ke dapur untuk mengambil makanan untuk Aruna.

Dan setelah satu jam kemudian Bastian yang sudah ditunggu-tunggu oleh Marco pun akhirnya datang.

"Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Bastian yang sudah berada diruang tamu bersama Marco.

"Aku sudah tahu nama gadis itu sekarang, Aruna Arindita dan selidiki apa yang terjadi padanya" Bastian mengerutkan kening sambil berpikir.

'Padahal bisa saja Marco menyampaikan informasi ini melalui telepon, kenapa dia harus memanggilku ke sini?'

"Apakah maksudmu adalah gadis yang kita tolong? Apakah dia memberitahumu apa yang terjadi padanya? Siapa dia?" Bastian bertanya cepat, yang membuat Marco memelototinya.

"Apakah dia sudah bangun?" Tanya lagi Bastian dan membuat Marco semakin melotot.

"Baiklah, santai saja kawan, kau tidak perlu menjawab pertanyaan ku" Bastian mengangkat tangannya, menyerah.

"Selidiki apa yang terjadi padanya malam itu, dan cari tahu siapa yang mencoba menyakitinya" kata Marco.

“Baiklah, aku akan mencari tahu apa yang membuatnya seperti itu, dan aku akan kembali dengan informasi detailnya" ucapnya Bastian sebelum pergi.

Episodes
1 Bab 1: Awal mula
2 Bab 2: Dijual?
3 Bab 3: Kabur
4 Bab 4: Marco Dewata Alaska
5 Bab 5: Siapa kamu?
6 Bab 6: Investigasi
7 Bab 7: Adrian William
8 Bab 8: Hasil Investigasi
9 Bab 9: Rencana licik Anna
10 Bab 10: Alat balas dendam
11 Bab 11: Imbalan
12 Bab 12: Master
13 Bab 13: Mengakhiri
14 Bab 14: Masih hidup
15 Bab 15: Bos mafia
16 Bab 16: Tempat persembunyian Adrian
17 Bab 17: Merawat Bastian
18 Bab 18: Hukum atau tidak?
19 Bab 19: Seperti sepasang kekasih
20 Bab 20: Perubahan sikap
21 Bab 21: Membuat Aruna Menderita
22 Bab 22: Menyelamatkan Aruna
23 Bab 23: Peristiwa di masa lalu
24 Bab 24: Tragedi
25 Bab 25: Kembali ke masa kini
26 Bab 26: Pertengkaran
27 Bab 27: Tamu yang tidak diinginkan
28 Bab 28: Penculikan
29 Bab 29: Bili X David
30 Bab 30: DNA
31 Bab 31: Kebenaran
32 Chapter 32: Tiba-tiba berubah
33 Bab 33: Hamil
34 Bab 34: Tanggung jawab
35 Bab 35: Hormon kehamilan
36 Bab 36: Identitas Ganda
37 Bab 37: Hari pernikahan
38 Bab 38: Record
39 Chapter 39: Suami yang baik
40 Chapter 40: Kecelakaan
41 Bab 41: Donor darah
42 Bab 42: Kebenaran yang terungkap
43 Bab 43: Kaburnya Adrian
44 Bab 44: Kabur
45 Bab 45: Dokter Kim
46 Bab 46: Amnesia
47 Bab 47: Terapis
48 Bab 48: Ada seseorang yang menculik istriku!!!
49 Bab 49: Pengkhianat
50 Bab 50: Kehidupan baru
51 Bab 51: Kembalikan Istriku!!!
52 Bab 52: Berita besar
53 Bab 53: kau menyukai adikku?
54 Bab 54: pengakuan
55 Bab 55: Bastian cemburu?
56 Bab 56: Bastian dan Marry
57 Bab 57: Bertemu kembali
58 Bab 58: Aku Marco suami mu
59 Bab 59: Penawaran
60 Bab 60: Marco dan Bastian
61 Bab 61: Untuk keselamatan Emilia
62 Bab 62: Familiar
63 Bab 63: Games
64 Bab 64: Emilia hilang
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1: Awal mula
2
Bab 2: Dijual?
3
Bab 3: Kabur
4
Bab 4: Marco Dewata Alaska
5
Bab 5: Siapa kamu?
6
Bab 6: Investigasi
7
Bab 7: Adrian William
8
Bab 8: Hasil Investigasi
9
Bab 9: Rencana licik Anna
10
Bab 10: Alat balas dendam
11
Bab 11: Imbalan
12
Bab 12: Master
13
Bab 13: Mengakhiri
14
Bab 14: Masih hidup
15
Bab 15: Bos mafia
16
Bab 16: Tempat persembunyian Adrian
17
Bab 17: Merawat Bastian
18
Bab 18: Hukum atau tidak?
19
Bab 19: Seperti sepasang kekasih
20
Bab 20: Perubahan sikap
21
Bab 21: Membuat Aruna Menderita
22
Bab 22: Menyelamatkan Aruna
23
Bab 23: Peristiwa di masa lalu
24
Bab 24: Tragedi
25
Bab 25: Kembali ke masa kini
26
Bab 26: Pertengkaran
27
Bab 27: Tamu yang tidak diinginkan
28
Bab 28: Penculikan
29
Bab 29: Bili X David
30
Bab 30: DNA
31
Bab 31: Kebenaran
32
Chapter 32: Tiba-tiba berubah
33
Bab 33: Hamil
34
Bab 34: Tanggung jawab
35
Bab 35: Hormon kehamilan
36
Bab 36: Identitas Ganda
37
Bab 37: Hari pernikahan
38
Bab 38: Record
39
Chapter 39: Suami yang baik
40
Chapter 40: Kecelakaan
41
Bab 41: Donor darah
42
Bab 42: Kebenaran yang terungkap
43
Bab 43: Kaburnya Adrian
44
Bab 44: Kabur
45
Bab 45: Dokter Kim
46
Bab 46: Amnesia
47
Bab 47: Terapis
48
Bab 48: Ada seseorang yang menculik istriku!!!
49
Bab 49: Pengkhianat
50
Bab 50: Kehidupan baru
51
Bab 51: Kembalikan Istriku!!!
52
Bab 52: Berita besar
53
Bab 53: kau menyukai adikku?
54
Bab 54: pengakuan
55
Bab 55: Bastian cemburu?
56
Bab 56: Bastian dan Marry
57
Bab 57: Bertemu kembali
58
Bab 58: Aku Marco suami mu
59
Bab 59: Penawaran
60
Bab 60: Marco dan Bastian
61
Bab 61: Untuk keselamatan Emilia
62
Bab 62: Familiar
63
Bab 63: Games
64
Bab 64: Emilia hilang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!