Bab 3: Kabur

Bahkan dengan kejam dan gilanya sang ayah, dia meninggalkan Aruna di sebuah ruangan yang sangat gelap dan tidak ada cahaya sinar matahari yang masuk sedikit pun, bahkan sepertinya ventilasi udara pun tidak ada.

Aruna tidak tahu itu ruangan apa, ia tidak bisa melihat apapun selain kegelapan yang memeluknya.

Tiba-tiba dari balik pintu, ada bayang-bayang kegelapan, seorang pria muncul, memegang senter yang lebih kuat, lebih terang, dan membuat Aruna seketika buta dengan cahaya itu, Aruna tidak bisa melihat siapa wajah dibalik cahaya itu. Namun perlahan bayangan itu berjalan dan mendekat ke arahnya.

“Ssst... Aruna... Ini dia gadis yang aku inginkan” Ucapnya seorang pria penuh semangat saat melihat Aruna. Bahkan mata pria bernama Adrian berkobar oleh nafsu, sambil perlahan berjalan ke arah Aruna.

Sementara Aruna yang duduk di sebuah kursi usang melihat pria itu dengan perasaan khawatir, memang tidak ada siapa pun disana, namun Aruna jelas tidak bisa kabur, ruangan itu hanya ruangan gelap yang kosong, tidak ada jendela ataupun celah untuk bisa keluar, yang ada hanyalah pintu yang membawanya masuk dan terkunci.

Gadis itu mengenakan gaun tidur berwarna putih, berenda, dan terlihat sangat usang dengan lengan panjang nya yang menutupi tangannya, bahkan rambutnya pun tergerai acak-acakan dan kusut, membuatnya tampak seperti hantu dan kulitnya yang seputih susu itu bersinar dalam gelap meskipun dipenuhi dengan luka lebam.

Bahkan penampilan nya Aruna kini terlihat begitu berantakan dan kucel, namun Aruna tidak memikirkan itu, yang ia pikirkan hanyalah lari dan lari, kabur menjauh dari tempat terkutuk itu.

Bahkan dalam perjuangannya untuk melepaskan diri, membuat garis leher gaunnya itu tergelincir, memperlihatkan bahu kanannya, bahkan memperlihatkan renda bra-nya. Roknya terangkat sedikit di ke atas pahanya ketika gadis malang itu kesulitan untuk duduk, namun hal tersebut memberikan gambaran sekilas tentang pahanya yang putih.

Aruna merasa malu begitu pria itu mendekat, bahkan dengan jelas Aruna bisa melihat bekas luka besar di dahi sebelah kanannya dan itu selalu membuatnya takut, tapi sisanya tampak seperti pria normal lainnya. Namun pria itu tidak begitu bugar, tapi tonjolan perutnya terlihat di balik jas hitam dan celana yang dia kenakan. Dengan dasi longgar di lehernya, Adrian menyeringai lebar, memperlihatkan gigi kekuningannya. Jelas jika memandang Aruna dengan niat jahat, dan hal itu membuat Aruna ingin muntah.

“Tolong Adrian... lepaskan aku, aku mohon” pinta Aruna sambil mendekat dan berdiri dari kursinya. Namun bukan jawaban yang Aruna dengar, pria itu malah tertawa semakin keras hingga menggema di ruangan kosong tersebut.

“Tidakkah kau lihat? Aku membantumu mendapatkan kebebasanmu dari ayahmu, kau akan bebas dari siksaan ayah mu jika hidup bersama ku” Adrian mencoba membelai wajahnya Aruna menggunakan punggung jari-jarinya, menelusurinya dari leher hingga bahunya yang terbuka. Aruna mencoba menggeliat menjauh, tapi ia tidak bisa bergerak saat Adrian sudah mencengkeram bahunya begitu erat, bahkan Aruna bisa merasakan kuku pria itu seolah menancap padanya.

“Aku tahu dia telah menyiksamu selama beberapa tahun terakhir, dan kau harus berterima kasih padaku karena telah menyelamatkanmu, aku benar kan?” Adrian membelai pipinya Aruna sampai turun ke leher, lalu mencekik leher tersebut dengan keras.

“Ah.. L-Lepas...” Aruna berjuang sekuat tenaga dengan menepuk-nepuk tangannya Adrian yang melingkari lehernya, bahkan Aruna sudah bisa merasakan tenggorokan nya itu tercekat dan air matanya keluar begitu saja.

“Aruna, lagi pula... kau cukup beruntung karena aku lebih memilih mu daripada para wanita yang selalu meminta perhatianku” bisiknya Adrian sambil meraih salah satu kakinya Aruna dan terus membelai panjangnya perlahan, menikmati sensasi kulit halusnya Aruna.

“J-jangan kurang ajar! Lagian aku tidak ingin kau memilih ku!” Bentak Aruna sembari menghentakkan kakinya.

“Shuttt..... Lagi pula, aku tidak akan menyia-nyiakan waktuku untukmu Aruna, jika ayahmu tidak berhutang padaku, aku rasa... Cukup sepadan dengan mendapatkan mu sebagai pelunas hutang ayahmu” ucapnya Adrian.

“Hemm... Dan kau harum sekali” Aruna meringis mencium bau napas tak sedap Adrian yang mendekat ke wajahnya sambil mengendus-endus rambutnya.

“Menjauh dariku brengsek!”

“Shuttt... Kau tak boleh kasar pada pemilikmu Aruna”

‘Apakah pria keparat ini tidak menyikat giginya? Nafasnya membuatku ingin pingsan’ pikir Aruna.

Kemudian Adrian melepaskan cengkeraman nya, dan itu membuat Aruna lega.

“Kau tidak perlu khawatir Aruna, aku lebih baik dari ayahmu, aku lebih kaya, dan aku bisa memberikan semua yang kau butuhkan, tapi tidak dengan kebebasanmu, karena kau akan selalu menjadi milikku” Kemudian Adrian menyeringai. Aruna merasa jijik melihat ekspresi wajah Adrian dan dengan beraninya Aruna meludahi wajahnya pria itu.

“Cuih, dasar pria keparat!” Ucap Aruna dengan ekspresi jijiknya dan meludahi wajahnya Adrian. Sedangkan Adrian hanya mengusap wajahnya dan memandang Aruna dengan tatapan gelap.

Plak!

Wajah Aruna terlempar ke samping, pria itu jelas menampar Aruna dengan keras hingga membuat gadis malang itu pusing. Dampaknya begitu kuat hingga telapak tangannya membekas di wajahnya, dan darah pun menetes dari sudut bibirnya.

“Apakah kau tahu betapa sulitnya bagiku untuk menjadi sebaik ini? Kau gadis tidak tahu diuntung!” Ucap Adrian sembari mencengkeram dagu Aruna kuat.

“Biarkan aku memberimu pelajaran” ucap Adrian. Aruna tersentak saat Adrian mendorongnya hingga terjatuh ke lantai kotor itu.

Dalam satu gerakan cepat, pria itu sudah berada di atas tubuhnya, menjebak kedua tangannya erat-erat di atas kepalanya menggunakan satu tangan, sementara tangan lainnya membelai tubuhnya dari bawah hingga pahanya.

“Lepaskan aku pria sialan!”

“Tidak, ini akan menjadi hukumanmu” bisiknya, membuat Aruna menggigil.

Bahkan sekarang Adrian mencoba mencium Aruna dengan mulutnya yang basah, ceroboh, dan menjijikkan. Aruna mencoba menghindarinya dengan memutar kepalanya ke arah lain dan memutar tubuhnya, namun sialnya pria itu malah mendekatkan tubuhnya, tidak menyisakan ruang di antara mereka.

‘Dia tidak boleh melakukan ini padaku. Aku tidak akan membiarkan dia mengambil kesucian ku. Aku perlu keluar dari sini’ pikir Aruna.

Aruna mencoba melawan, namun pria itu lebih besar, lebih kuat dan berat. Bagaimana ia bisa mengalahkannya?

Bahkan sekarang Aruna mendengar baju bagian atasnya terkoyak, tak sanggup Aruna menutup matanya, meminta tuhan untuk berbelas kasih padanya. Sedangkan Adrian hanya nyengir melihat Aruna dengan mata terpejam.

“Kau menyukainya, bukan?” Pria itu berkata sambil meraih lehernya Aruna dan membelainya. Aruna merengek meminta dilepaskan tapi Adrian, ia butakan oleh nafsu, dan justru suara rengekan Aruna ia anggap sebagai erangan penerimaan.

“Ya, buatlah lebih banyak suara, aku menyukai nya” ucap Adrian, bahkan dengan bejatnya, pria itu menggesekkan miliknya ke selangkangannya Aruna, membiarkan gadis malang itu merasakan tonjolannya.

“Pergi dari ku sialan!” Aruna tak berdaya, tapi ia berdoa agar ia segera mendapatkan kesempatan untuk kabur dan juga pertolongan tuhan padanya.

“Jangan melawan ku, dan terima hukuman dariku” ucapnya dengan seringai jahatnya. Kemudian Adrian bangkit dari tubuhnya Aruna dan hendak melepaskan celana nya.

Aruna melihat momen ini sebagai kesempatan, kesempatan untuk menjatuhkan Adrian dan membuatnya kesakitan. Aruna tidak akan menyia-nyiakan nya, ini adalah kesempatannya untuk melarikan diri. Gadis itu bangkit dan menendang miliknya Adrian sembari kemudian mendorong pria itu sampai terjatuh.

“Arghh...” Erangnya Adrian.

Dengan cepat Aruna keluar dari tempat tersebut dan berlari ke arah yang menurutnya mengarah ke jalan raya. Aruna tidak berhenti sampai kaki telanjang nya itu mencapai jalan beraspal, di mana Aruna berhenti dan menangis sambil mencoba menghapus semua ciuman yang ditinggalkan Adrian kulitnya.

“Babi menjijikkan! Dia mencoba melecehkan ku! Untung aku berhasil kabur” ucap Arian dan butuh beberapa saat baginya untuk sampai ke sana.

Tanpa sepatu di kakinya, dia harus berjuang melewati medan berbatu dan berduri, dan hanya adrenalinnya yang bertahan meskipun tubuhnya mengatakan bahwa ia lelah dan tidak dapat menerima pelecehan lagi. Tapi ia tidak bisa berhenti begitu saja, bisa-bisa Adrian menangkapnya.

Bisa saja Adrian mungkin masih membuntutinya. Aruna berhenti dan terengah-engah, berbalik untuk melihat apakah pria itu mengikutinya atau tidak. Tetapi ketika ia yakin tidak ada orang di belakangnya, ia merasa lega tetapi itu tidak cukup untuk membuat nya berhenti.

Aruna berjalan melintasi jalan beraspal, ke seberang jalan untuk memberi jarak lebih jauh antara dirinya dan Adrian. Namun saat Aruna berada di tengah-tengah jalan beraspal, cahaya mobil yang melaju membuatnya seperti seekor rusa yang tertangkap lampu depan mobil ditengah hutan. Aruan berdiri di sana, ketakutan, tubuhnya membeku dan tidak bisa bergerak ketika mobil itu mendekat dan terus membunyikan klakson.

Aruna menutup matanya erat-erat dan mengepalkan tangannya terlebih dahulu ketika ia mendengar bunyi Bip panjang dari klakson, berdoa kepada Tuhan untuk menyelamatkannya lagi.

Tapi syukurlah mobil itu berhenti tepat pada waktunya, bumpernya hanya berjarak beberapa inci dari kakinya. Saat Aruna merasakan mobilnya berhenti, ia membuka matanya dan kemudian ia pingsan.

Episodes
1 Bab 1: Awal mula
2 Bab 2: Dijual?
3 Bab 3: Kabur
4 Bab 4: Marco Dewata Alaska
5 Bab 5: Siapa kamu?
6 Bab 6: Investigasi
7 Bab 7: Adrian William
8 Bab 8: Hasil Investigasi
9 Bab 9: Rencana licik Anna
10 Bab 10: Alat balas dendam
11 Bab 11: Imbalan
12 Bab 12: Master
13 Bab 13: Mengakhiri
14 Bab 14: Masih hidup
15 Bab 15: Bos mafia
16 Bab 16: Tempat persembunyian Adrian
17 Bab 17: Merawat Bastian
18 Bab 18: Hukum atau tidak?
19 Bab 19: Seperti sepasang kekasih
20 Bab 20: Perubahan sikap
21 Bab 21: Membuat Aruna Menderita
22 Bab 22: Menyelamatkan Aruna
23 Bab 23: Peristiwa di masa lalu
24 Bab 24: Tragedi
25 Bab 25: Kembali ke masa kini
26 Bab 26: Pertengkaran
27 Bab 27: Tamu yang tidak diinginkan
28 Bab 28: Penculikan
29 Bab 29: Bili X David
30 Bab 30: DNA
31 Bab 31: Kebenaran
32 Chapter 32: Tiba-tiba berubah
33 Bab 33: Hamil
34 Bab 34: Tanggung jawab
35 Bab 35: Hormon kehamilan
36 Bab 36: Identitas Ganda
37 Bab 37: Hari pernikahan
38 Bab 38: Record
39 Chapter 39: Suami yang baik
40 Chapter 40: Kecelakaan
41 Bab 41: Donor darah
42 Bab 42: Kebenaran yang terungkap
43 Bab 43: Kaburnya Adrian
44 Bab 44: Kabur
45 Bab 45: Dokter Kim
46 Bab 46: Amnesia
47 Bab 47: Terapis
48 Bab 48: Ada seseorang yang menculik istriku!!!
49 Bab 49: Pengkhianat
50 Bab 50: Kehidupan baru
51 Bab 51: Kembalikan Istriku!!!
52 Bab 52: Berita besar
53 Bab 53: kau menyukai adikku?
54 Bab 54: pengakuan
55 Bab 55: Bastian cemburu?
56 Bab 56: Bastian dan Marry
57 Bab 57: Bertemu kembali
58 Bab 58: Aku Marco suami mu
59 Bab 59: Penawaran
60 Bab 60: Marco dan Bastian
61 Bab 61: Untuk keselamatan Emilia
62 Bab 62: Familiar
63 Bab 63: Games
64 Bab 64: Emilia hilang
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1: Awal mula
2
Bab 2: Dijual?
3
Bab 3: Kabur
4
Bab 4: Marco Dewata Alaska
5
Bab 5: Siapa kamu?
6
Bab 6: Investigasi
7
Bab 7: Adrian William
8
Bab 8: Hasil Investigasi
9
Bab 9: Rencana licik Anna
10
Bab 10: Alat balas dendam
11
Bab 11: Imbalan
12
Bab 12: Master
13
Bab 13: Mengakhiri
14
Bab 14: Masih hidup
15
Bab 15: Bos mafia
16
Bab 16: Tempat persembunyian Adrian
17
Bab 17: Merawat Bastian
18
Bab 18: Hukum atau tidak?
19
Bab 19: Seperti sepasang kekasih
20
Bab 20: Perubahan sikap
21
Bab 21: Membuat Aruna Menderita
22
Bab 22: Menyelamatkan Aruna
23
Bab 23: Peristiwa di masa lalu
24
Bab 24: Tragedi
25
Bab 25: Kembali ke masa kini
26
Bab 26: Pertengkaran
27
Bab 27: Tamu yang tidak diinginkan
28
Bab 28: Penculikan
29
Bab 29: Bili X David
30
Bab 30: DNA
31
Bab 31: Kebenaran
32
Chapter 32: Tiba-tiba berubah
33
Bab 33: Hamil
34
Bab 34: Tanggung jawab
35
Bab 35: Hormon kehamilan
36
Bab 36: Identitas Ganda
37
Bab 37: Hari pernikahan
38
Bab 38: Record
39
Chapter 39: Suami yang baik
40
Chapter 40: Kecelakaan
41
Bab 41: Donor darah
42
Bab 42: Kebenaran yang terungkap
43
Bab 43: Kaburnya Adrian
44
Bab 44: Kabur
45
Bab 45: Dokter Kim
46
Bab 46: Amnesia
47
Bab 47: Terapis
48
Bab 48: Ada seseorang yang menculik istriku!!!
49
Bab 49: Pengkhianat
50
Bab 50: Kehidupan baru
51
Bab 51: Kembalikan Istriku!!!
52
Bab 52: Berita besar
53
Bab 53: kau menyukai adikku?
54
Bab 54: pengakuan
55
Bab 55: Bastian cemburu?
56
Bab 56: Bastian dan Marry
57
Bab 57: Bertemu kembali
58
Bab 58: Aku Marco suami mu
59
Bab 59: Penawaran
60
Bab 60: Marco dan Bastian
61
Bab 61: Untuk keselamatan Emilia
62
Bab 62: Familiar
63
Bab 63: Games
64
Bab 64: Emilia hilang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!