Bab 8. Deepest Sea

Ana seperti berada di negeri dongeng. Hanya dengan menunjuk semua keinginannya terkabul. Satu bulan bertukar posisi dengan Honey, tentu ia tidak akan ia sia-siakan kesempatan ini.

"Honey aku sangat beruntung sekali mempunyai teman sepertimu," batin Ana sangat bahagia, ketika ia sedang menikmati treatment di salah satu salon ternama di kota tersebut. Tatapannya melirik beberapa paper bag berisi barang-barang branded yang ia beli sebelum ke salon ini.

Meski begitu Ana tetap tahu diri. Ia mempunyai batasan untuk tidak menggunakan uang Honey secara berlebihan. Ia hanya membeli yang ia butuhkan.

Honey menikmati salad sayur buatan James. "Ternyata kau pandai memasak," puji Honey tulus sambil tersenyum cantik pada James.

James yang duduk berseberangan dengannya hanya mengangguk saja sebagai tanda terima kasih karena telah di puji. Kemudian beranjak berdiri karena sudah selesai menyantap makanannya, dan waktunya mencuci piring.

Honey pun ikut berdiri, mengikuti James yang kini berdiri di dekat tempat cuci piring. Ia meletakkan piringnya di sana, lalu berkata, "biar aku saja yang mencuci piring."

"Kau bisa?" tanya James remeh gadis cantik itu.

"Kau meremehkan aku?" kesal Honey lalu menggambil alih spons yang sudah dipegang James. Kemudian mengambil piring dan mulai mengusapkan spons yang dipenuhi sabun ke permukaan piring.

Melihat Honey bisa mencuci piring, maka James pun mundur membiarkan gadis itu mengerjakannya tugasnya.

"James!!!!" Gail masuk rumah sambil berseru memanggil James berulang kali. Wajah pamuda itu terlihat sangat panik.

Mendengar suara Gail, James segera menghampiri pemuda itu.

"Gail apa yang terjadi?" tanya James.

"Aku baru mendapatkan informasi dari tim kalau ada seorang wanita berhasil mengalahkan rekor Ana," jawab Gail menatap James dengan serius.

"Siapa wanita itu? Ini tidak bisa dibiarkan!" James mengepalkan kedua tangannya erat rasanya tidak terima jika rekor dunianya ada yang mengalahkan.

Honey segera menyelesaikan pekerjaannya ketika mendengar suara keributan di depan sana. Kemudian berjalan ke ruang tamu. Honey mengerutkan alis, menatap dua pria berbeda usia itu tampak serius.

"Hubungi Ana, Gail!" titah James.

"Sudah dilakukan Tim. Tapi Ana tidak mau menyelam untuk saat ini. Dia sedang berlibur di Kota," jawab Gail.

James mengumpat sambil mengusap wajahnya dengan kasar.

"Menyelam? Aku bisa." Suara Honey membuat kedua pria itu menoleh.

"Tidak bisa! Ini terlalu berbahaya!" tegas James tidak menyetujuinya.

"Hei, bisa coba dulu. James. Sejak kecil aku selalu berkeinginan menjadi penyelam handal seperti kalian, tapi keluargaku tidak pernah mengizinkan." Honey memberikan penjelasan.

James menatap tajam Honey, "ini bukan menyelam di kolam renang tapi menyelam dilaut terdalam!"

"James, benar, Hon. Ini sangat berbahaya, kau bisa mati sia-sia jika tidak berhasil!" Gail menambahkan, agar Honey tidak keras kepala.

Honey malah semakin tertantang setelah mendengar penjelasan Gail. Ia mendekati James, menyentuh lengan kekar itu, "percaya kepadaku, aku bisa melakukannya. Aku pernah menyelam di laut dalam ke dalaman 20 meter tanpa alat bantu," ucap Honey pelan, memohon pada James.

James diam, seolah sedang mempertimbangkan permohonan Honey.

Dan disinilah mereka saat ini berada. Di speed boat yang melaju menuju tengah laut.

James memperkenalkan Honey kepada tim-nya. Keseluruhan Tim berjumlah 10 orang itu termasuk James dan Gail.

"Senang berkenalan dengan kalian," ucap Honey kepada semua anggota tim yang semuanya pria. Tapi semua pria itu tidak ada menyahut ucapan Honey, mereka menatap tidak suka padanya.

"James, kau yakin?!" ucap pria berjambang lebat dan memakai topi, menatap James dengan tatapan tak percaya.

"Aku rasa dia mempunyai kemampuan, aku hanya perlu melatihnya!" jawab James lalu mengambil perlengkapan diving.

"Butuh waktu berapa lama, James. Meski kita tidak mempunyai waktu banyak, tapi tidak seharusnya kau melibatkan orang lain dalam hal ini! Ini terlalu berbahaya, karena hanya penyelam profesional yang bisa!" bentak pria berjambang lebat itu pada James.

"Kau meragukanku, Rob!" James mendorong dada bidang pria tersebut dengan perasaan kesal luar biasa.

"Hei, ini bukan waktu tepat untuk berdebat!" Gail berseru pada dua pria tersebut, sedangkan yang lain hanya memandang tanpa berniat melerai. Karena berdebat dengan James tidak ada gunanya, pria itu penuh ambisi dan keras kepala.