Awal

Gana duduk menyandar di sofa balkon sembari menghisap rokoknya, hanya menggunakan boxer dia membiarkan tubuh bagian atasnya telanjang. Pandangannya menelisik gadis yang tengah tertidur di ranjangnya. Dalam bias langit sore tampak wajah kelelahan pada gadis yang telah dua bulan ini dia rusak.

Pergulatan panas setelah makan siang telah menguras tenaga gadis itu. Gana tak sedikitpun memberikan waktu beristirahat pada sang gadis sebelum dia bisa mereguk puncak ternikmatnya. Gana menggila, Gila segila gilanya. Meera adalah perawan pertama untuk Gana, pengalaman sebelumnya dia hanya bermain dengan wanita penghibur atau wanita yang dengan sukarela membuka selang kangan hanya karena ketampanan dan kesuksesannya.

Meera memberi rasa yang berbeda, kepolosan Meera, keteduhan Meera dalam menghadapi cerewet serta keras kepalanya Gana. Semua hal sederhana yang membuat letupan kecil di sudut hati Gana.

Pikiran Gana menerawang pada kejadian 5 bulan yang lalu.

Saat Gana menghadiri perayaan ulang tahun sahabatnya Benny. Dia, Benny dan Andra adalah sahabat karib.  Mereka bertiga sama gilanya, sama brengseknya!

"Seumur - umur kita sohiban baru kali ini ngerayain ultah lo dengan acara rohani begini, hahahahahaha....," Ujar Gana yang nampak geli karena ulang tahun Benny kali ini diadakan di puncak dengan suasana kekeluargaan. Sepertinya keluarga Benny hendak menjodohkannya dengan seorang gadis pilihan mereka.

"He eh, takut gue," sambar Andra

"Takut apa?," pancing Gana lagi

"Takut kalau ini tanda - tanda umurnya udah mendekati....

PLAK !!!!

"Aduh kam pret, ringan banget dah tangan lo main pukul," protes Andra yang kepalanya dikeplak oleh Benny

Gana hanya terkekeh melihat sahabat yang merangkap jadi asisten pribadinya tersebut dianiaya oleh Benny.

Yah Andra bekerja pada Gana, diantara mereka bertiga hanya Andra yang berasal dari keluarga sederhana. Tetapi latar belakangnya tidak serta merta membuat Gana maupun Benny menjadi membeda - bedakan dalam berteman.

"Gan, temen ponakan gue mau kenalan sama elu", Benny duduk disebelah Gana sembari menyerahkan secangkir kopi untuk Gana dan Andra.

"Yang mana???", Gana meraih kopi dari Benny dengan malas - malasan

"Itu yang baju putih, yang paling kalem itu. Masak lo ngg ngeh dia ngeliatin lo mulu dari tadi"

Gana mengedarkan pandangan pada 4 gadis yang baru mekar di samping villa, mereka tengah asyik menikmati daging barbeque. Mata elangnya menangkap seorang gadis cantik berbaju sabrina putih tengah meliriknya malu malu.

"Elah semua cewek juga pasti ngeliatin gue njing", Gana terkekeh congkak

"Emang bangke lo, " umpat Benny

"Tapi dia sahabat ponakan gue, jangan elu rusak deh masih kecil gitu," lanjutnya

"Ya liat aja nanti, siapa suruh dia berani ngusik  gue"

"Karena para bocah itu belom tau aja iblis macam apa bos gue." kali ini Andra menimpali

Seketika Benny dan Andra terkekeh melihat Gana mendengus.

"Ckk sialan, Iblis macam apa yang seganteng gue," sahut Gana sembari matanya menelisik gadis yang dimaksud oleh Benny tadi

"To ketnya lumayan juga yah, belom pernah nie gue bobo sama adik manis seumuran itu,"

"Njirrrr....bro.... bro... otak loe emang cabul, pedofil loe bro. Itu mah bukan adik lagi, itu setara ponakan gue bonge", protes Benny

"Sayangnya gue ngga punya ponakan yang to ketnya menantang minta di remas," senyum smirk merekah di sudut bibir Gana. Tolong jangan salahkan Gana karena iblis dalam tubuhnya sangatlah sensitif, bereaksi tanpa tau aturan.

"Eughhhh......."

Lamunan Gana terhenti saat melihat pergerakan dari ranjangnya, nampaknya Meera sudah terbangun.

"Eugh....Om....," Panggil Meera dengan suara serak khas bangun tidur

"Terbangun?," Gana berjalan mendekatinya

Meera tak menjawab namun matanya kerkunci pada tubuh lelaki yang berjalan membelakangi sinar jingga dari biasnya senja. Wajah rupawan dengan rahang tegas dan bibir agak tebal, Badan kokoh berotot yang menjadi tempat pavorite Meera bergelayut manja. Tidak sampai disana, mata Meera turun pada tonjo lan dibalik boxer Gana.

TAKK !!!

"Aduh..........." Meera meringis sembari mengusap - usap keningnya yang di sentil oleh Gana

"Jahat banget sih," ujarnya lagi

"Sakit heum," Gana malah mengecup pelipis yang dia sentil tadi

"Sakitlah," Meera pura - pura merajuk. Sesungguhnya hal inilah yang semakin membuatnya memuja Gana, Gana yang terlihat dingin namun sangat hangat dan perhatian padanya.

"Makanya matanya jangan nakal, kalem polos tapi me sum,"

"Ikh....siapa yang bikin ak me sum hah? kan Om yang bikin aku begini," protes Meera

"Iyaa..dan cuman sama gue aja lo boleh begini. Paham?,"

"Trus Om boleh begini sama perempuan lain?,"

Senyum di bibir Gana seketika menyurut, dia paling tidak suka jika ada yang berani mengaturnya.

"Maaf," cicit Meera takut - takut saat menyadari kesalahannya

"Aku ngga akan mengulang apa yang telah menjadi kesepakatan kita," ucap Gana, wajahnya tanpa ekspresi namun suaranya penuh penekanan

"Iya aku tau, akulah yang memulai hubungan kita,"

"Dan hanya aku yang boleh mengakhirinya !!!," tambah Gana

Meera menganggukkan kepalanya, kemudian berhambur kepelukan Gana. Begitulah gadis itu sangat naif dan juga bodoh. Padahal otaknya encer sekali untuk urusan pelajaran, namun hatinya begitu lemah jika dihadapkan pada Gana. Gana pengalaman pertama untuknya, tetapi sedari awal Gana membuat batasan pada hubungan mereka.

Tidak ada cinta, Tidak ada tuntutan, dan hanya Gana yang berhak untuk mengakhiri. Gana sang player tentu dengan mudahnya membuat Meera bertekuk lutut, menyerahkan segalanya bahkan hal tersuci di tubuhnya.

"Om...besok weekend," Meera berbicara dengan ambigu

"Trus ?,"

"Aku pengen berkencan," Meera memainkan jemarinya di dada Gana, membentuk pola acak tak beraturan

"Sayangnya ngga ada kata kencan di kamus hidup gue," Ujar Gana

"Kalo gitu gimana kalau kita nonton film di bios....

"Buahahahahahaaa.......

Belum selesai Meera mengucapkan permintaannya tetapi Gana sudah menyambarnya dengan tawa kencang.

Meera hanya bisa mengerucutkan bibirnya pertanda protes.

"Nemo..gue ngga pernah terarik sama hal menggelikan semacam itu. Kenapa lo ngga nonton disini aja sih, lagian semua film bisa gue sediakan buat lo." Gana menunjuk keluar, sebuah mini teater memang tersedia di apartemen mewah milik Gana.

"Ckkk...Om ngga ngerti, kalo di bioskop itu seru tau. Kita bisa pegangan tangan sambil makan popcorn, pokoknya seru dan romantis deh," sungut Senja

"Udah deh, ngomong sama bocah mah banyak hayalnya doang. Mending lo fokus belajar deh bocah. Baik - baik lo kuliah yah."

"Huffff...iya - iya....,"

Begitulah Meera, gadis ringkih dan penurut. Mungkin ini adalah salah satu yang Gana sukai dari Meera sehingga Gana bisa bertahan dengan bocah manis itu selama dua bulan. Ini merupakan waktu terlama Gana bisa betah hanya dengan satu mainan saja, sekalipun dia belum berniat berpaling atau melepaskan Meera.

Bolehlah kita bertepuk tangan untuk sang player untuk prestasi barunya !!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!