Karma

Karma

Makan siang

"Jangan Om....nanti ada yang liat," Mata sayu gadis disamping kemudi itu terdengar berbeda dari respon tubuhnya.

"Yakin?, tapi tubuh elu mintanya lebih," tangan lelaki itu masih belum berhenti mere mas benda kenyal dibalik kaos si gadis. Memi lin pucuk merah muda yang mulai mengeras, kemudian kembali dia menyecap bibir manis gadis itu. Makin lama makin liar saling membe lit dan bertukar saliva, si gadis terlena. Rasa ini terlalu asing baginya, manis candu dibalut rasa takut sampai gadis itu hampir kehabisan nafas melayani kegilaan Gana si bajingan.

"Aduh.....,lo koq nyubit sih," Sengit Gana

"Hoh...hoh...hoh....", Meera masih berusaha mengambil nafas, "aku bisa mati kekurangan oksigen Om"

"Kan makanya klo ciuman itu sambil nafas bego.... lagian udah latihan lama masih aja amatiran", sewot Gana.

"Ikh nyebelin," cebik si gadis

Gana terkekeh melihat Meera merajuk, dia benar benar dibuat gila dengan kelakuan polos gadis itu. Kadang merajuk, kadang bergelayut manja. Terkadang juga begitu....sexy menggoda. Katakan saja Gana sedang menggilai mainan barunya, iya mainan!!!!  karena Gana adalah bajingan yang selama ini bebas memainkan setiap wanita yang dia inginkan. Dengan mudah dia bisa membuat para wanita membuka selangkangannya dengan sejuta pesona yang Gana miliki.

Mapan, Mature dan jangan lupakan anugrah ketampanan serta tubuh atletis. Paket komplit dengan gaya maskulin.

"Nemo, lo turun duluan gih. Nanti gue nyusul, jangan sampai bokap nyokap dan tante elu curiga kita dateng barengan." Gana berkata sembari membenahi anak rambut gadisnya yang berantakan, matanya intens menatap bibir sexy Meera yang sedikit bengkak. Lelaki itu sangat lihai dalam memperlakukan wanita, membuat gadis tak berpengalaman seperti Meera hanyut dalam permainannya.

"Jangan panggil aku Nemo terus om," protes Meera karena entah sejak kapan calon omnya itu selalu memanggilnya nemo. Meera juga membenahi lengan kemeja Gana yang dia re mas dalam kegiatan tadi, gadis itu sungguh manis dan perhatian terhadap Gana. Sikapnya tulus dan apa adanya.

"Iya karena lo mirip nemo yang pemalu, tapi orang belom tau aja klo lo lagi horny beuhhh emppppp...emppp" dibekapnya mulut Gana yang lemes. Meera sudah ngga tahan kalo lebih lama di dalam mobil bersama pria brengsek itu, bisa-bisa habis Meera dicengin. Paling parah lagi dimesumin.

Dengan cepat Meera turun dan menutup pintu mobil dengan kencang, berjalan menuju kedalam restorant.  Tetapi baru beberapa langkah dia berjalan, berbalik kembali dan masuk mobil.

"Om...kaitin dong bra aku,"  sembari menaikkan kaos polosnya meera membelakangi Gana untuk membantu mengaitkan bagian belakang branya.

Susah paya Gana menelan saliva melihat sebagaian punggung putih mulus meera.

"Lo emang sebisa itu bikin gue naik turun Mo."  menggerutu sembari mengaitkan kembali bra Meera yg tanpa sengaja dia buka disela adegan panas mereka tadi.

"Hehehehe....makasi Om, soalnya tadi aku ngga ngeh klo om sampai buka kaitannya" Meera berkata tanpa rasa bersalah, menurunkan kembali kaosnya lalu berbalik menghadap Gana.

"Iya lo keenakan makanya ngg sadar," balas Gana

"He eh, habisnya ini pertama kali kita ciuman di mobil, jadinya beda aja rasanya. Takut tapi...."

"Stop Mo, lo keluar atau kita balik ke apartement gue sekarang, elu Mancing Gue Nemo", kali ini Gana benar benar berkata sambil mengerang, tidak taukah Meera kalo Gana tengah berusaha meredam gairahnya yang sempat naik tadi. Tiba tiba dia dipancing lagi dengan sautan Meera yang polos, namun berhasil membuat  Gana semakin meronta.

"Iya iya, sekarang beneran turun" Meera sudah tak punya nyali lagi, kabur begitu saja meninggalkan Gana. Setengah berlari ke dalam restaurant tempat kedua orang tua dan tantenya menunggu.

Sepeninggalan Meera, Gana masih setia menatap nemo kecilnya yang dengan lincah masuk kedalam sana, menghela nafas sembari menetralkan kembali kewarasannya. Dia memang sedikit kurang waras akhir akhir ini, karena ini pertama kalinya dia betah dengan satu mainan saja. Iya Meera adalah mainan baru baginya, pertama kalinya juga dia memiliki mainan polos nan lugu. Biasanya lawan Gana adalah wanita wanita berpengalaman, tak pernah melibatkankan perasaan. Tanpa drama menye menye, tidak ada kata kata cinta. Yang ada hanya saling membutuhkan dan memuaskan, tetapi Meera...dia naif. Gana merasa berbeda, mempermainkan gadis belia terpaut usia 14 tahun. Terkadang ingin mundur tapi dorongan gairahnya selalu meledak pada Meera, sesekali terselip perasaan berdosa Namun ini terlalu nikmat.

10 menit setelah Meera masuk, Gana juga bergantian masuk. Terlihat berbicara dengan pelayan di depan sebelum akhirnya diantarkan menuju vip room di restaurant milik keluarga Meera.

"Sorry telat gue bang, mba." Berjabat tangan bergantian dengan kedua orang tua Meera

sejurus kemudian teralihkan pada seorang wanita cantik yang duduk di sebelah Hayuura, mama dari Humeera.

"Sayang koq telat sih, Duduk sini sayang."  Hanaami, pengusaha sukses cerdas dan mandiri yang kini berusia 35 tahun. Dia adalah  adik dari mama Yuura. Dengan cekatan menyiapkan tempat duduk untuk Gana sang calon tunangannya.

Dengan malas Gana duduk disebelah Naami, sementara tangan Naami masih bergelayut  manja pada lengan Gana. Meera melirik lelaki di depannya. Baru saja dia melihat wajah mesum cabul lelaki itu, sekarang dia memperlihat wajahnya yang lain. Dingin berwibawa.... sungguh jantung Meera merasa tidak  aman.

"Udah lepasin dulu lengan Gana, liat tuh dia kusut mungkin laper kali kena macet kesini," Yuura berucap mengingatkan adiknya untuk segera membiarkan Gana menikmati makan siang mereka sebelum membahas pertunangan Gana dan Naami.

Tak tau saja Yuura, wajah kusut Gana bukan karena Lapar tapi nafsu tertahan, nafsu pada anaknya Yuura sendiri. CATAT itu.

"Ayok kita makan dulu, Gue kelaparan juga nungguin elu dan Meera." Bagas Ugraha papinya Meera mengawali suapan makan siang mereka, setelah dengan telaten Yuura mengambilkan nasi dan beberapa lauk untuk suaminya.

Bagas Ugraha adalah papa dari Meera, berusia 46 tahun. Dia seorang penerus klan Ugraha yang tersohor dengan bisnis Perhotelan. Beberapa Hotel besar ternama adalah milik keluarga mereka. Bagas menikahi Yuura berdarah campuran jepang dari keluarga Hayashi, Usia suami istri ini terpaut 5 tahun. Mereka menikah di usia terbilang muda karena perjodohan untuk memperkuat bisnis antar keluarga Ugraha dan Hayashi, Meski pada akhirnya Humeera hadir sebagai pengikat cinta diantara suami istri tersebut. Bagas adalah Kepala keluarga yang bertanggung jawab demikian juga Yuura adalah istri dan ibu rumah tangga yang sangat baik.

Keluarga Ugraha dan keluarga Bibisana adalah saudara jauh. Bahkan Bagas dan kakak tertua Gana, bernama Wirabhuana Bibisana adalah sahabat karib sedari kecil. Hingga kini masing masing dari mereka sudah  memiliki keluarga yang bahagia.

Untuk mempererat kekeluargaan dan guna mengguritakan bisnis keluarga, mereka sepakat mengikat perjodohan antara Gana dan adik dari Yuura yang bernama Haanami Hayashi. Disinilah awal mula segala kekacauan  terjadi.

***********

Dear Readers

Ini adalah novel keduaku

Mohon dukungannya yah....

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

karya baru yg hot 🤣

2024-06-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!