Eps 19

Hari ini Jia berniat akan mengajak jalan-jalan Amira dan Bu Dinda untuk sedikit menghilangkan rasa gundah dan sedikit menghibur Amira agar tidak terus menerus memikirkan sikap Ayahnya.

"Mama mau pergi kemana?" Tanya Jia pada Bu Dinda.

Bu Dinda menoleh ke arah Jia. Dia menggelengkan kepalanya ia tidak tahu mau pergi kemana.

"Mama ikut kamu dan Amira saja, Nak." Jawab Bu Dinda.

Bu Dinda menoleh ke arah Amira dan bertanya pada Amira.

"Amira sayang, kamu mau kita jalan-jalan kemana?" Tanya Bu Dinda pada Amira.

Amira menatap ke arah Oma dan Bundanya bergantian.

"Aku tidak tahu Oma. Aku taunya cuma taman bermain." Jawab Amira polos, membuat Bu Dinda terkekeh.

"Kita jalan-jalan ke Mall aja yuk, Ma. Sekalian aku mau membeli beberapa barang buat Amira. Bajunya juga sudah waktunya ganti." Ucap Jia yang langsung di angguki oleh Bu Dinda.

"Ma, aku lupa hpku masih aku charger di kamar. Ma sama Amira ke depan duluan saja ya, aku ke kamar sebentar ngambil hp." Ucap Jia yang di angguki oleh Bu Dinda.

Bu Dinda mengajak Amira untuk keluar lebih dulu sambil menunggu Jia di mobil.

"Yuk Bund." Ajak Jia seraya masuk kedalam mobil.

"Udah gak ada yang ketinggalan lagi kan?" Tanya Bu Dinda.

Jia menggelengkan kepalanya.

"Pak Heru kita ke Mall ya." Ucap Bu Dinda pada supir pribadi mereka.

"Baik Bu." Jawab Pak Heri sopan.

"Mama mau ngabarin Papa kamu dulu. Nanti dia bisa ngambek kalau tidak di kasih kabar." Ucapan Bu Dinda membuat Jia terkekeh geli.

***

"Pa, gimana? Kakak sudah mau menggantikan posisi Papa?" Tanya Jio yang baru saja sampai di ruangannya dengan Pak Alan.

Pak Alan menganggukkan kepala diringi dengan senyuman.

"Kakakmu sudah setuju Jio. Tapi dia minta untuk tetap di pantau sama Papa selama satu atau dua tahun kedepannya. Kalau Papa minta bantuan kamu apa kamu gak keberatan?" Jawab Pak Alan.

"Apapun yang terjadi aku pasti akan tetap membantu Kakak nantinya." Jawab Jio.

Pak Alan tersenyum mendengar ucapan anak bungsunya. Dia bersyukur karena kedua anaknya sangat kompak dan tak memiliki rasa iri dengki terhadap satu sama lain.

"Papa sama Mama tenang saja. Setelah Masalah Kak Jia selesai, Papa sama Mama akan beristirahat dan hanya menemani cucu Papa di rumah. Soal Kakak itu akan menjadi tanggung jawab aku. Aku akan jadi orang yang selalu berada dibelakang Kak Jia." Ucapan Jio membuat Pak Alan tersenyum hangat.

Pak Alan terharu akan ucapan putra bungsunya. Tak terasa putra dan putri yang dulu ia manja dan digendong kemana saja kini sudah dewasa dan sudah mengerti akan arti kehidupan yang sebenarnya.

Jio melirik jam tangan yang dia pakai. Dia harus segera keruangan meeting sekarang. Karena sebentar lagi akan diadakan meeting yang membahas beberapa masalah tentang client mereka yang terbilang rumit.

"Aku ke ruangan meeting dahulu ya Pa. Papa tunggu aku disini gak papa kan?" Ucap Jio.

Pak Alan mengangguk lirih.

Setelah kepergian Jio, Pak Alan berjalan menelusuri ruangan putranya. Ia tak sengaja melihat satu bingkai foto yang berada diatas meja kerja Jio.

Sebuah foto keluarga saat Jia berusia sekitar 6 tahun dan Jio yang masih berusia 2 tahun, mereka berdua tampak tersenyum dalam pangkuan hangat Pak Alan.

Pak Alan mengambil bingkai foto tersebut dan mengusapnya dengan lembut. Tak terasa air mata Pak Alan tiba-tiba saja mengalir.

"Kalian kebanggaan Papa sama Mama. Papa harap sikap kalian akan terus seperti ini sampai tua nanti. Dan setelah ini, semoga kalian mendapatkan pasangan yang saling mengerti satu sama lain." Gumam Pak Alan saat mengusap bingkai foto itu.

***

"Bunda? Amira mau itu." Ucap Amira yang tidak sengaja melihat mainan yang selama ini dia inginkan.

Jia dan Bu Dinda menoleh ke arah yang di tunjuk oleh Amira.

Jia menganggukkan kepalanya dan mengajak Amira masuk ke dalam toko mainan tersebut.

"Mbak tolong ambilkan mainan yang itu ya." Ucap Jia kepada salah satu penjaga toko mainan tersebut.

"Amira mau yang mana lagi, sayang?" Tanya Jia pada Amira. Namun anak kecil itu menjawab dengan gelengan kepala.

Sementara Bu Dinda melangkah mendekati salah satu mainan yang menurutnya sangat bagus.

Dia mengambil mainan itu lalu memanggil Amira untuk menghampirinya.

"Amira mau yang ini gak, sayang? Biar Oma nanti yang belikan." Ucapan Bu Dinda membuat Amira menoleh untuk mencari keberadaan Bundanya.

"Aku tanya harus tanya Bunda dulu, Oma. Bunda bilang kalau Amira dikasih sesuatu harus tanya Bunda dulu." Jawaban polos Amira membuat Bu Dinda tertawa kecil.

Amira berjalan mendekati Bundanya yang sedang membayar mainan yang ia tunjuk tadi.

"Bunda." Panggil Amira, Jia yang mendengar panggilan putrinya langsung menunduk menatap ke arah Amira.

"Kenapa sayang?" Tanya Jia lembut.

"Bunda masih lama? Kalau udah selesai ayo ikut Amira ketempat Oma."

Setelah mendengar ucapan Amira, kedua alis Jia seketika bertaut.

"Ini Mbak kartu dan belanjaannya." Ucap kasir seraya mengembalikan kartu debit milik Jia.

"Ah iya Mbak terima kasih ya." Jawab Jia seraya menerima kartu dan mainan yang di minta oleh Amira.

"Yuk sayang sudah selesai. Ini mainan yang Amira minta tadi." Ucap Jia seraya menyodorkan sebuah paper bag berisi mainan.

Amira menganggukkan kepala dengan raut wajah senang, anak kecil itu meraih paper bag yang berisi mainan keinginannya.

Amira berjalan mendahului Bundanya. Jia dengan senang hati mengikuti langkah anak kecil itu.

"Oma." Teriak Amira pada Omanya.

Bu Dinda tersenyum melihat kedatangan Amira dan Jia.

"Ada apa Ma?" Tanya Jia pada Bu Dinda.

"Mama mau beliin mainan ini buat Amira. Tapi saat Mama tanya Amira mau atau tidak, dia malah menjawab mau tanya sama Bunda dulu." Jawab bu Dinda yang mengingat jawaban polos dari Amira.

Jia menoleh ke arah Amira. "Amira mau sayang?" Tanya Jia dengan lembut.

"Kalau Bunda bilang boleh, Amira mau Bunda." Jawab Amira malu-malu seraya mengulum senyum.

"Ya sudah, Oma beliin ya." Bu Dinda mengusap lembut puncak kepala Amira.

Setelah selesai membayar semua mainan Amira. Kini mereka bertiga berjalan keluar dari toko tersebut.

Amira dengan riang berjalan sendiri sambil membawa kantong belanjaan miliknya karena cukup ringan.

"Wah wah wah orang miskin banyak gaya nih." Ucap Mayang yang tidak sengaja berpapasan dengan Jia dan juga Bu Dinda.

Jia dan Bu Dinda hanya terdiam mendengar perkataan Mayang.

Mayang yang berbelanja dengan Litta dan Zura pun menatap remeh ke arah mereka.

Zura tak sengaja melihat ke arah Amira yang sedang membawa kantong belanjaan miliknya sendiri.

"Mama Zura mau itu." Rengek Zura pada Mayang.

Litta dan Mayang menoleh ke arah Amira. Mayang yang ingin mengambil kantong belanjaan milik Amira langsung di hadang oleh Jia.

"Mau apa kamu?" Tanya Jia dengan nada datar.

"Kamu tuli, anak ku menginginkan itu. Jadi kasih sama Zura, sini cepetan." Ucap Mayang dengan pedenya.

"Tokonya ada di situ, silahkan beli sendiri." Jawaban Jia membuat Mayang dan Litta melongo saat melihat ke arah toko yang di tunjuk oleh Jia.

Ya toko mainan yang ditunjuk Jia, adalah toko mainan yang sangat mahal.

Tanpa menunggu jawaban Mayang, Jia mengajak bu Dinda dan Amira beranjak pergi dari sana dari pada dia harus bertengkar dengan Mayang nantinya.

"Sial!! Orang miskin itu, membuat Zura menangis. Kalau kita beliin Zura mainan itu, yang ada kita gak jadi shopping dong." Gumam Litta yang kesal dengan tingkah Jia yang sok-sokan membelikan Amira mainan dengan harga jutaan itu.

********

********

Terpopuler

Comments

Hariyanti Katu

Hariyanti Katu

q uda gk sabar thoor

2024-11-05

0

Danny Muliawati

Danny Muliawati

kasian deh lo teriak miskin pdhal sendiri nya yg miskin blm tau aza Lo Jia yg sesungguh nya

2024-10-29

0

Maria Mebanua

Maria Mebanua

aku vote tuk genapi 40

2024-10-23

0

lihat semua
Episodes
1 Eps 1
2 Eps 2
3 Eps 3
4 Eps 4
5 Eps 5
6 Bab 6
7 Eps 7
8 Eps 8
9 Eps 9
10 Eps 10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14
15 Eps 15
16 Eps 16
17 Eps 17
18 Bab 18
19 Eps 19
20 Eps 20
21 Eps 21
22 Eps 22
23 Eps 23
24 Eps 24
25 Eps 25
26 Eps 26
27 Eps 27
28 Eps 28
29 Eps 29
30 Eps 30
31 Eps 31
32 Eps 32
33 Eps 33
34 Eps 34
35 Eps 35
36 Eps 36
37 Eps 37
38 Bab 38
39 Eps 39
40 Eps 40
41 Eps 41
42 Eps 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Eps 46
47 Eps 47
48 Eps 48
49 Eps 49
50 Eps 50
51 Eps 51
52 Eps 52
53 Eps 53
54 Eps 54
55 Eps 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Eps 1
2
Eps 2
3
Eps 3
4
Eps 4
5
Eps 5
6
Bab 6
7
Eps 7
8
Eps 8
9
Eps 9
10
Eps 10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14
15
Eps 15
16
Eps 16
17
Eps 17
18
Bab 18
19
Eps 19
20
Eps 20
21
Eps 21
22
Eps 22
23
Eps 23
24
Eps 24
25
Eps 25
26
Eps 26
27
Eps 27
28
Eps 28
29
Eps 29
30
Eps 30
31
Eps 31
32
Eps 32
33
Eps 33
34
Eps 34
35
Eps 35
36
Eps 36
37
Eps 37
38
Bab 38
39
Eps 39
40
Eps 40
41
Eps 41
42
Eps 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Eps 46
47
Eps 47
48
Eps 48
49
Eps 49
50
Eps 50
51
Eps 51
52
Eps 52
53
Eps 53
54
Eps 54
55
Eps 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!