Eps 17

Kini Pak Alan sedang menunggu Jio yang pergi ke kamar untuk mengambil berkas yang akan mereka bawa ke rumah Rangga sambil menunggu beberapa orang suruhan Jio.

Pak Alan yang menunggu Jio di ruang keluarga pun, ditemani oleh Bu Dinda, Jia serta Amira yang sedang fokus bermain boneka.

"Nanti kalau aku sudah sibuk di perusahaan, aku mau menyewa babysitter untuk Amira." Ucap Jia tiba-tiba, membuat Bu Dinda dan Pak Alan menoleh.

"Kan ada Mama, Sayang. Kenapa harus repot-repot menyewa Babysitter?" Ucap Bu Dinda dengan lembut.

"Mama nanti cukup mengawasi sambil duduk saja. Biar babysitter yang mengawasi sembari menemani Amira bermain. Aku juga gak mau Mama kelelahan kalau harus merawat Amira sendirian." Jia memberi pengertian kepada Mamanya agar Mamanya itu tidak tersinggung.

"Ya sudah. Terserah kamu saja. Papa akan ikut apa yang menurut mu baik." Pak Alan angkat bicara.

Jia terus memandangi Amira yang fokus dengan bonekanya. Jujur saja dia menyembunyikan rasa gugup saat menunggu Jio dan Pak Alan bersiap akan ke rumah Rangga.

"Nanti kita mampir ke kantor Jio dahulu ya Pa, ada beberapa hal yang harus aku kerjakan dan tidak mau melibatkan orang lain." Ucap Jio yang sedang berjalan menuruni anak tangga.

"Iya. Tapi Nanti kalau Rangga tidak ada di rumah bagaimana Jio? Takutnya kita sampai di sana Rangga belum pulang kerja." Tanya Pak Alan kala melihat Jio yang berjalan menuruni tangga sembari memeriksa berkasnya kembali.

Jio menatap ke arah sang Ayah.

"Itu malah akan mempermudah kita Ayah, jadi usaha kita kesana tidak akan sia-sia. Karena tanpa jawaban dari Rangga kita menganggapnya jika pihak mereka akan setuju untuk perceraian ini." Jawaban Jio membuat Pak Alan menganggukkan kepalanya.

"Soal tanda tangan itu bisa menyusul. 3 hari lagi akan di adakan persidangan. Berdoa saja agar dia tidak datang agar Kakak dengan segera bisa lepas dari manusia seperti mereka." Lanjut Jio menjelaskan pada Papanya.

Jia yang mendengarnya pun sedikit lega. Walaupun nanti Rangga tidak ada di rumah, berarti itu tandanya dia akan dengan segera bebas dari masalah ini.

***

"Rendi, bagaimana dengan pengacara yang Mama serahkan ke kamu?" Tanya Bu Arum kepada Rendi

"Uhuk uhuk.." Rangga tersedak ketika mendengar ucapan ibunya tepat setelah dia meminum minumannya.

"Bu, bukannya kita sudah membicarakan ini sebelumnya. Dan ibu setuju jika kita hanya menggertak Jia tanpa pengacara." Ucap Rangga yang syok karna tiba-tiba sang ibu menginginkan menyewa pengacara.

"Kamu jangan terlalu bodoh Rangga. Jika kita hanya menggertak tanpa memakai pengacara itu sama saja bohong. Jia akan semakin semena-mena karna Mas yakin bahwa Jia pasti akan menjadikan adiknya sebagai pengacara untuknya sendiri." Ucap Rendi yang membela Mamanya.

Rangga terdiam sejenak, jika Jia menggunakan sang adik untuk menjadi pengacaranya otomatis Jia tidak keluar biaya sama sekali.

Sedangkan dirinya harus menyewa pengacara dan itu akan membuat dirinya keluar uang lagi.

"Lalu siapa yang akan membiayai Pengacara tersebut Mas?" Tanya Rangga dengan ragu.

Rendi, Arum, Litta dan Mayang pun menoleh menatap ke arah Rangga bersamaan.

"Ya kamulah, kan ini masalah mu. Ya kamu sendiri yang menanggung. Masa iya pakai uang Mas sih, gak mau lah aku." Ucap Rendi dengan santai.

Rangga menatap ke arah sang Mama, dia ingin sekali menyuruh Mamanya untuk membiayai Pengacara tersebut.

"Ma, uang ku yang Mama simpan kan terkumpul lumayan banyak. Itu pasti bisa untuk menyewa pengacara, jadi biayanya Mama yang nanggung ya." Ucap Rangga dengan ragu dan langsung mendapat tatapan tajam dari Bu Arum.

"Apa-apaan kamu. Kamu mau menagih uang mu dari ibu yang sudah melahirkan dan membesarkan kamu. Kamu mau menjadi anak durhaka kalau menganggap uang itu semua hutang untuk Mama? Hahh?" Jawab Bu Arum sengit, membuat Rangga seketika terdiam.

"Bukan gitu Ma. Aku juga butuh uang itu untuk menyewa pengacara. Lagian kan gak akan habis semuanya hanya beberapa juta saja. Nanti sisanya buat Mama tanpa Mama kembalikan juga gak papa." Jawab Rangga.

Arum menggelengkan kepalanya karena tidak percaya akan ucapan Rangga.

"Ini ajaran Jia sama kamu. Kamu di ajarkan untuk berani sama Mama seperti ini? Kamu itu sudah selayaknya dan sepantasnya berbakti sama Mama. Dengan cara seperti ini, memberi apa yang kamu punya sama Mama tanpa timbal balik dan tanpa di anggap hutang piutang." Ucap Bu Arum lagi dan kali ini benar-benar membuat Rangga terdiam enggan menjawab.

"Lagian uang mu sudah habis semua untuk biaya Litta kuliah." Lanjut Arum lagi.

Rangga hanya bisa terdiam tanpa menjawabnya. Sekarang dia pusing harus mencari uang kemana lagi. Gajinya sudah habis, di minta setengah oleh Mamanya. Dan setengahnya lagi untuk dia belanjakan bersama Manda. Dan Dia sama sekali tidak memiliki tabungan.

"Papa mu sudah tidak ada. Mas mu juga sudah membiayai anak dan istrinya. Kalau bukan sama kamu lalu Mama harus minta sama siapa lagi untuk membiayai Litta kuliah. Kamu seharusnya sadar diri Ga. Sewaktu kamu dan Mas mu yang kuliah itu masih ada bapak mu yang membiayai mu. Masa kamu tega untuk membiarkan adik mu tidak kuliah sedangkan kedua Masnya tamat perguruan tinggi." Bu Arum tidak henti-hentinya mengoceh karena kesal dengan Rangga perhitungan dengannya.

Rangga yang merasa pusing pun hanya membiarkan Mamanya mengoceh. Dia sama sekali tidak menanggapi ocehan Mamanya itu.

Rendi dan Mayang yang mendengarnya pun tidak ingin ikut campur. Mereka berdua takut jika nanti endingnya mereka juga yang harus menanggung biaya kuliah Litta.

"Kemarin-kemarin masih ada Jia yang menanggung semua pengeluaran kebutuhan rumah. Sekarang Jia sudah tidak peduli dengan kita. Mayang memberi uang juga hanya cukup untuk makan dirinya, Rendi dan Zura. Kamu mau Mbak dan Mas mu makan kenyang tetapi kamu, Mama dan Litta kelaparan? Mama saja sekarang bingung membagi uang untuk kebutuhan rumah dan kebutuhan kuliah Litta. Belum lagi uang jajan bulanan Litta." Lanjut Bu Arum yang masih mengoceh.

"Sudahlah Ma gak usah di bahas. Rangga pasti mengerti kok. Iya kan Ga?" Ucap Rendi menengahi perdebatan adik dan ibunya itu.

Bukan tanpa alasan Rendi berbicara seperti itu. Dia hanya takut jika malah nanti di sangkut pautkan untuk menanggung biaya kuliah atau biaya makan keluarga mereka.

Rangga tidak menganggapi ucapan Rendi, dia hanya diam enggan berkata sedikit pun.

"Aku sudah selesai. Aku pamit berangkat kuliah dahulu." Ucap Litta yang tidak mau mendengar ocehan Mamanya lebih lama lagi.

Litta meninggalkan meja makan dan dengan cepat dia berangkat kuliah.

"Aku juga mau berangkat kerja. Takut kesiangan." Timpal Rendi yang juga baru menyelesaikan sarapan paginya.

Satu persatu keluarga Rangga meninggalkan Rangga sendiri yang masih setia duduk di kursi meja makannya.

Diam-diam Rangga meremas sendok yang sedang dia pegang. Dia bingung harus mencari biaya kemana kalau memang benar-benar Mamanya menyewa pengacara untuk dirinya.

Rangga bangkit dari duduknya setelah menghembuskan nafas lelahnya. Masalah datang padanya secara bertubi-tubi akhir-akhir ini.

Satu belum selesai sudah ada tambahan masalah lagi. Dan sialnya masalah itu tidak jauh dari Mamanya. Yang mana dia tidak bisa kalau memprotes ibunya terus menerus karena dia tahu, dia pasti kalah telak.

Berjalan perlahan meninggalkan meja makan. Rangga masuk ke dalam kamar dan mengambil tas kerjanya, lalu segera keluar dan segera berangkat kerja tanpa berpamitan pada Bu Arum yang sedang duduk bersantai di kursi depan rumah.

Bu Arum pun tak menghiraukan kepergian Rangga. Dia merasa masih jengkel dengan sikap Rangga pagi ini.

*******

*******

Terpopuler

Comments

AXYs

AXYs

Mc blegok 😂😂😂
Mw aja di kadalin ama keluarga atas nama anak berbakti

2024-11-09

0

vj'z tri

vj'z tri

ya ya ya selamat menikmati Rangga 🤣🤣🤣🤣

2024-09-01

0

Mamath Ziad Malik

Mamath Ziad Malik

kayanya kalau sirangga itu anak tirideh sebapa sama litta kalau ngga salah ingat

2024-08-27

0

lihat semua
Episodes
1 Eps 1
2 Eps 2
3 Eps 3
4 Eps 4
5 Eps 5
6 Bab 6
7 Eps 7
8 Eps 8
9 Eps 9
10 Eps 10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14
15 Eps 15
16 Eps 16
17 Eps 17
18 Bab 18
19 Eps 19
20 Eps 20
21 Eps 21
22 Eps 22
23 Eps 23
24 Eps 24
25 Eps 25
26 Eps 26
27 Eps 27
28 Eps 28
29 Eps 29
30 Eps 30
31 Eps 31
32 Eps 32
33 Eps 33
34 Eps 34
35 Eps 35
36 Eps 36
37 Eps 37
38 Bab 38
39 Eps 39
40 Eps 40
41 Eps 41
42 Eps 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Eps 46
47 Eps 47
48 Eps 48
49 Eps 49
50 Eps 50
51 Eps 51
52 Eps 52
53 Eps 53
54 Eps 54
55 Eps 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Eps 1
2
Eps 2
3
Eps 3
4
Eps 4
5
Eps 5
6
Bab 6
7
Eps 7
8
Eps 8
9
Eps 9
10
Eps 10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14
15
Eps 15
16
Eps 16
17
Eps 17
18
Bab 18
19
Eps 19
20
Eps 20
21
Eps 21
22
Eps 22
23
Eps 23
24
Eps 24
25
Eps 25
26
Eps 26
27
Eps 27
28
Eps 28
29
Eps 29
30
Eps 30
31
Eps 31
32
Eps 32
33
Eps 33
34
Eps 34
35
Eps 35
36
Eps 36
37
Eps 37
38
Bab 38
39
Eps 39
40
Eps 40
41
Eps 41
42
Eps 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Eps 46
47
Eps 47
48
Eps 48
49
Eps 49
50
Eps 50
51
Eps 51
52
Eps 52
53
Eps 53
54
Eps 54
55
Eps 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!