Eps 12

Di dalam mobil perjalanan pulang. Jia yang duduk di depan menemani Jio pun hanya terdiam sembari menatap ke arah jalanan.

Masih terasa sakit kala mengingat semua yang dilakukan oleh keluarga Rangga padanya.

Jio melirik ke arah Kakaknya dan mengusap lembut tangan sang Kakak.

Jia menoleh lalu tersenyum seadanya ke arah sang Adik dan kembali lagi menatap ke arah jalanan sembari menyenderkan kepalanya ke jendela mobil.

"Kakak tidak akan berubah pikiran tentang keinginan Kakak ini kan?" Tanya Jio perlahan.

Jia menggelengkan kepalanya.

"Kakak sudah yakin akan semuanya. Kamu tolong bantu Kakak untuk memenangkan hak asuh Amira ya." Jawab Jia.

"Pasti akan aku bantu. Bahkan harta gono gini pun Kakak pasti akan mendapatkannya." ucap Jio yakin.

Jia baru teringat, mobil yang selama ini di pakai oleh Litta kuliah dan yang di pakai untuk berlibur setiap bulannya itu adalah mobil hasil uang tabungan miliknya.

Tapi apa mungkin keluarga Rangga akan memberikan mobil itu secara cuma-cuma. Untung saja surat mobil semua Jia yang bawa dan itu atas nama Jia.

"Nak apa menurut mu ada yang kamu anggap harta gono gini mu dengan Rangga?" Tanya Pak Alan pada Jia.

Jia menoleh ke arah Papanya.

"Aku tidak tahu itu masih di anggap harta gono gini atau bukan. Tapi ada satu mobil yang di beli pakai uang tabungan ku, dan mobil itu sekarang dipakai Litta, adiknya Rangga." Ucap Jia seraya mengalihkan tatapannya ke arah Jio yang tengah fokus menyetir.

Jio yang mendengar ucapan sang kakak pun menoleh ke arah Jia sekilas.

"Kalau itu hasil dari tabungan Kakak, walaupun dibeli setelah pernikahan kalian. Itu masih hak Kakak." Jawab Jio.

"Tapi itu yang pakai Litta bukan Rangga." Ucap Jia yang masih ragu.

"Mobil itu di beli atas nama siapa?" Tanya Jio lagi.

"Atas nama ku."

Jio menganggukkan kepalanya mengerti.

"Kalau pun nanti tidak berhasil menjadi harta gono gini Kakak. Setidaknya mobil itu bisa kita ambil karena mobil itu atas nama Kakak." Jawaban Jio membuat Jia sedikit lega.

Jia menghembuskan nafasnya pelan. Sebenarnya dia tidak terlalu mengharapkan mobil itu, yang terpenting baginya adalah hak asuh Amira harus jatuh ketangannya.

"Aku tidak peduli dengan mobil tersebut dek. Yang terpenting, hak asuh Amira harus jatuh ke tangan Kakak." Jawab Jia.

"Kalau bisa usahakan saja keduanya Jio. Enak saja anak ku yang membeli mereka yang memakai." Jawab Pak Alan tak terima.

"Iya Pa." Jawab Jio singkat.

Setelah percakapan itu mereka sama-sama terdiam, tidak ada lagi percakapan diantara mereka.

Meraka tengah sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Oma, Amira lapar." Ucapan Amira berhasil membuyarkan lamunan mereka semua.

"Amira lapar sayang?” Tanya Bu Dinda yang langsung diangguki oleh Amira.

"Amira mau makan apa?" Tanya Bu Dinda lagi.

"Apa saja, Oma." Jawab Amira.

"Ya sudah. ​​Jio kalau ada tempat makan kita mampir dulu ya Nak." Ucap Bu Dinda yang diangguki oleh Jio.

Karena perjalanan mereka memang cukup jauh, dan Jio juga tidak berniat untuk mengemudi dengan kecepatan tinggi.

Jio takut kalau fokusnya akan terbagi antara menyetir dan masalah sang Kakak.

Kini Jio menepikan mobilnya didepan rumah makan nasi padang, karena rumah makan itu termasuk yang paling dekat dengan area mereka saat ini.

"Nasi padang gak papa ya? Ini yang paling dekat. Kalau mau direstoran kita harus menempuh perjalanan sekitar 20 menit lagi." Ucap Jio seraya mematikan mesin mobilnya.

Mereka akhirnya turun dan masuk ke dalam untuk memesan makanan.

"Amira, lauknya mau apa sayang?" Tanya Jia lembut.

Amira menatap beberapa menu lauk yang tersusun rapi. Lalu dia menunjuk beberapa lauk yang diinginkannya.

"Yang ini jangan pakai kuah pedas ya Mbak." Ucap Jia pada pelayan rumah makan itu.

"Em Mbak saya bisa minta air hangat serta kain?" Ucap Bu Dinda sungkan.

"Oh iya bu, nanti saya antar ke meja ibu." Jawab salah satu pelayan disana.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya air hangat yang di minta oleh bu Dinda pun di antarkan.

Bu Dinda menerimanya dan dengan segera duduk disamping Jia. Dengan perlahan Bu Dinda mengompres pipi Jia yang masih merah.

"Ayah jahat, Ayah mukul Bunda.” Ucap Amira yang sejak tadi memperhatikan Omanya.

Jia yang mendengar ucapan putrinya menoleh ke arah Amira. Ia melihat Amira yang menatap sedih ke arahnya.

"Amira gak boleh bilang kaya gitu sayang." Ucap Jia menenangkan.

"Ayah jahat bukan sama Bunda saja. Tapi sama Amira juga. Aku gak mau ketemu sama Ayah lagi." Jawab Amira dengan tatapan polosnya.

Bu Dinda yang turut mendengar ucapan Amira ikut terenyuh.

"Sayang dengerin Bunda. Amira gak boleh bilang seperti itu. Mau bagaimana pun juga Ayah itu tetap Ayahnya Amira. Suatu saat Amira pasti akan membutuhkan Ayah. Amira gak boleh benci sama Ayah ya sayang." Jia meyakinkan Amira untuk tidak terus membenci ayahnya.

"Amira punya Opa dan Om Jio, Amira gak mau sama Ayah lagi. Iya kan Om?" Jawaban Amira membuat Jia memejamkan matanya menahan tangis.

Jio yang mendengar serta mendapat pertanyaan dari Amira pun bingung harus menjawab apa. Jika ia mengiyakan, kemungkinan besar Amira pasti akan membenci ayahnya sendiri. Jika ia menjawab tidak takutnya Amira malah akan semakin bersedih.

"Amira terlalu pintar untuk anak seusianya Jia. Lebih baik kamu jangan bahas soal Rangga dulu di depan Amira." Ucap Bu Dinda.

Jia hanya bisa mengangguk lirih.

"Sudah ya sayang. Sekarang kita makan saja ya, tadi katanya Amira lapar. Mending Amira cepat makan dan kita akan segera melanjutkan perjalanan pulang ke rumah Opa." Ucap Pak Alan seraya membelai rambut panjang Cucunya.

"Iya Opa." Amira mengangguk, bibirnya mengukir senyum menatap sang Kakek.

***

Sementara di rumah Rangga masih liputi suasana canggung.

"Kamu gimana sih Ga. Di depan keluarga Jia seperti gak ada harga dirinya begitu." Ucap Bu Arum yang geram dengan sikap anak keduanya itu.

Rangga hanya terdiam entah harus menjawab apa.

"Kamu itu laki-laki Rangga. Jangan mau kalau kamu yang di gugat, seharusnya kamu yang menggugat bukan malah dia." Ucap Bu Arum lagi dan semakin memojokan Rangga.

"Tapi Ma, gak apa-apa kalau Mbak Jia yang menggugat. Nanti tinggal bilang saja kalau Mbak Nia yang menggugat, kalau begitu Mbak Jia yang harus menanggung biayanya." Ucap Litta memberi ide pada Bu Arum.

Bu Arum yang mendengar itu seketika menatap ke arah Litta dengan bibir mengukir senyum.

"Emang bisa gitu ya?" Tanya Bu Arum dan langsung di angguki oleh Litta.

"Ya sudah kalau begitu biarkan saja dia yang menggugat biar kita gak usah keluar biaya." Ucap Bu Arum seraya menggedikan bahu.

"Ya tetap keluar biaya lah Ma, kan untuk menyewa pengacara. Emang ada pengacara gratisan?" Ucap Manda.

"Kalau begitu kamu kan akan menjadi calon Rangga. Jadi kamu yang harus menanggung biaya pengacara tersebut." Ucap Maya yang membuat Manda melotot kaget.

Manda menatap tak percaya akan ucapan calon mertuanya itu.

"Ih kok jadi aku sih bu. Ya Mas Rangga sendiri lah, lagian dia kan karyawan diperusahaan besar, jadi, masalah kecil kalu untuk menyewa pengacara." Jawab Manda.

"Ck gitu saja di ributin. Jika tidak ingin keluar biaya ya sudah tidak usah menyewa pengacara gampang kan?" Ucap Mayang dengan sengit.

Rangga yang tidak menanggapi ucapan mereka sedikit pun. Ia semakin di buat pusing oleh ocehan perempuan-perempuan itu.

"Kok kamu diam saja sih Ga. Mbak, adek dan ibu mu sedang berundi memakai pengacara atau tidak?" Kini Rendi yang angkat bicara.

Rangga menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar.

"Masalahnya aku belum sempat membalik nama mobil yang di pakai Litta. Itu kan pakai uang tabungan Jia untuk membelinya." Jawaban Rangga seketika membuat semuanya terkejut.

********

********

Terpopuler

Comments

Akbar Razaq

Akbar Razaq

brarti jia gak tahu klo dia hanya di jadikan taruhan

2024-12-07

0

𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥

𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥

𝐦𝐚𝐦𝐚𝐦 𝐭𝐮 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐫𝐮𝐰𝐞𝐭

2024-11-22

0

Ismi Yui

Ismi Yui

rasain tuh/Chuckle//Chuckle/

2024-11-11

0

lihat semua
Episodes
1 Eps 1
2 Eps 2
3 Eps 3
4 Eps 4
5 Eps 5
6 Bab 6
7 Eps 7
8 Eps 8
9 Eps 9
10 Eps 10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14
15 Eps 15
16 Eps 16
17 Eps 17
18 Bab 18
19 Eps 19
20 Eps 20
21 Eps 21
22 Eps 22
23 Eps 23
24 Eps 24
25 Eps 25
26 Eps 26
27 Eps 27
28 Eps 28
29 Eps 29
30 Eps 30
31 Eps 31
32 Eps 32
33 Eps 33
34 Eps 34
35 Eps 35
36 Eps 36
37 Eps 37
38 Bab 38
39 Eps 39
40 Eps 40
41 Eps 41
42 Eps 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Eps 46
47 Eps 47
48 Eps 48
49 Eps 49
50 Eps 50
51 Eps 51
52 Eps 52
53 Eps 53
54 Eps 54
55 Eps 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Eps 1
2
Eps 2
3
Eps 3
4
Eps 4
5
Eps 5
6
Bab 6
7
Eps 7
8
Eps 8
9
Eps 9
10
Eps 10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14
15
Eps 15
16
Eps 16
17
Eps 17
18
Bab 18
19
Eps 19
20
Eps 20
21
Eps 21
22
Eps 22
23
Eps 23
24
Eps 24
25
Eps 25
26
Eps 26
27
Eps 27
28
Eps 28
29
Eps 29
30
Eps 30
31
Eps 31
32
Eps 32
33
Eps 33
34
Eps 34
35
Eps 35
36
Eps 36
37
Eps 37
38
Bab 38
39
Eps 39
40
Eps 40
41
Eps 41
42
Eps 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Eps 46
47
Eps 47
48
Eps 48
49
Eps 49
50
Eps 50
51
Eps 51
52
Eps 52
53
Eps 53
54
Eps 54
55
Eps 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!