Bab 6

"Ma, cobalah nanti bicara sama Mbak Jia tentang masalah rumah. Masa iya aku tidak akan sarapan setiap hari, lagian aku juga capek kalau harus mencuci baju dan beres-beres barangku sendiri. Sudah pagi aku harus kuliah, masa iya pulang kuliah aku harus beres-beres sih. Capek tahu." Keluh Litta kepada sang Mama yang Langsung di angguki oleh Mayang.

"Aku setuju dengan ucapan Litta. Lagi pula Mama, memangnya mau kalau harus memasak untuk semua orang dirumah seperti ini terus?" Tanya Mayang menimpali perkataan Litta.

Bu Arum pun menggelengkan kepalanya.

"Gak mau lah, capek tahu." Jawab Bu Arum seraya mendelik.

"Makanya suruh Rangga bujuk istrinya, masa iya Rangga kalah sama istrinya. Lagian kalau Rangga gak nurut sama Mama dia pasti akan menjadi anak durhaka Ma." Lanjut Mayang mengompori sang Mama mertua.

"Iya nanti Mama akan bicara sama Rendi, agar lebih tegas lagi pada istrinya." Jawab Bu Arum yang di setujui oleh Mayang dan Litta.

***

Sore harinya.

Rangga dan Rendi pulang hampir bersamaan.

“Baru pulang juga Bang?” Sapa Rangga pada Rendi yang di angguki oleh Rendi.

"Tumben kerjaan sepi jadi bisa pulang cepat, Ga." Jawab Rendi.

Sembari menghilangkan lelahnya mereka berdua duduk di kursi teras dengan santai sebelum masuk ke dalam rumah.

"Eh kalian sudah pulang." Ucap Bu Arum yang berjalan keluar dan mendapati kedua anaknya sedang duduk-duduk bersantai.

"Iya Ma baru saja." Jawab Rendi.

"Ga, Mama mau bicara sama kamu ." Ucap Bu Arum tiba-tiba, membuat Rangga dan Rendi menoleh dengan penuh tanya.

"Kamu sedikit tegaslah pada Jia. Masa dia sudah gak mau masak dan beberes rumah. Mama, Mayang dan Litta sudah lelah mengurus rumah dan memasak untuk kita. Dia enak-enakan bermain tidak tahu waktu sama Amira." Ucap Bu Arum mengompori anak keduanya.

"Main kemana Ma emangnya?" Tanya Rendi memastikan ucapan sang Mama.

"Ke taman Bermain anak. Di sana juga pasti banyak jajanan. Ya walaupun murah, tapi kan lebih baik uangnya di buat belanja kebutuhan dari pada di buat jajan anaknya saja." Jawab Bu Arum.

"Belum lagi kalau setiap makan siang tiba. Dia selalu delivery makanan tanpa mempedulikan kita-kita yang kelaparan. Buang-buang duit saja." Lanjutnya yang masih setia di dengar oleh Rangga dan Rendi.

"Jadi setiap makan siang dia pesan makanan gitu Ma??" Tanya Rendi kepada sang Mama yang langsung di angguki.

"Itupun hanya dua, kamu tahu, Azura saja sampai menangis minta makanan yang sama, sama Amira tapi tidak di hiraukan oleh Jia. Keterlaluan memang istri mu itu." Jawab Bu Arum dengan mendelikan mata khas emak-emak julid.

"Dia kan gak kerja, Ga. Lalu dapat uang dari mana dia buat beli makanan itu?" Tanya Rendi menghadap kearah Rangga dengan heran.

"Oh iya, kamu kasih uang sama istri kamu Ga?" Tanya Bu Arum yang juga baru ingat bahwa Jia tidak bekerja tapi selalu punya uang.

"Enggak Ma, kan uang gaji ku separuh sudah aku kasih ke Mama, dan separuhnya lagi aku pegang agar setiap jalan dengan Manda aku tidak malu." Jawab Rangga dengan santainya.

"Oh iya bagaimana kabar hubungan mu dengan Manda Ga?" Tanya Bu Arum yang memang sudah mengetahui hubungan terlarang anaknya itu.

"Aku masuk dulu ya Ma, Ga. Mau mandi sekalian." Pamit Rendi pada Mama dan adiknya.

Tanpa mendengar jawaban dari keduanya Rendi pun melangkah masuk ke dalam rumah.

"Ga, kamu harus pintar menahan Manda agar dia selalu cinta sama kamu. Karna Mama yakin kalau Manda itu adalah anak orang kaya. Kamu jangan sampai salah untuk kedua kalinya saat mencari pendamping. Masa iya kamu akan selalu bertahan dengan Jia yang miskin itu." Ucap Bu Arum pada Rendi.

"Aku tau itu Ma, makanya aku selalu berusaha membuat Manda percaya dan semakin jatuh cinta pada ku dengan cara memenuhi apapun yang dia minta. Setelah itu aku akan menceraikan Jia dan segera menikahi Manda. Setelah itu kita akan hidup nyaman dan tinggal di rumah Manda yang luas dari pada di rumah yang sangat sempit ini.” Balas Rangga yang membuat Bu Arum senang.

"Awas ya kamu jangan sampai jatuh cinta pada Jia. Dia itu wanita miskin tidak tahu diri. Sekarang saja sudah berani bertingkah apalagi nanti, ulahnya pasti akan semakin menjadi." Ucap Bu Arum.

Rangga menganggukkan kepalanya.

"Aku gak pernah cinta Jia, Ma. Aku menikahinya pun karna terpaksa, gara-gara tantangan dari teman-teman kerja ku itu. Tapi tidak masalah aku memenangkan tantangan itu dan mendapatkan motor yang sekarang sering aku pakai. Lumayankan dari pada beli sendiri." Jawaban Rangga membuat Bu Arum kaget dengan penuturan anak keduanya itu.

"Jadi selama ini kamu menikahi Jia sampai punya anak hanya karena taruhan sama teman-teman kamu? Dan hadiahnya motor itu?" Tanya Bu Arum yang baru saja mengetahui fakta ini.

Rangga pun menganggukkan kepalanya. Sedangkan Bu Arum yang baru mendengar fakta ini pun tersenyum simpul.

Berarti selama ini tidak ada rasa jatuh cinta antara Rangga dan Jia. Hanya Jia saja yang merasa jatuh cinta terhadap Rangga. Bagus!! Ia menggunakannya sebagai senjata untuk memperbudak Jia. Pikir Bu Arum di balik senyumannya.

Tanpa mereka berdua sadari, perbincangan antara keduanya telah di dengar oleh Jia yang baru saja keluar dari kamar sang anak.

Jia mengepalkan tangannya ketika mendengar penuturan Rangga pada Bu Arum. Dia marah sekaligus kecewa. Namun, dia berusaha untuk menahan semuanya untuk sementara waktu.

Dia akan mengumpulkan bukti yang kuat agar dia bisa menang dalam sidang perceraiannya nanti.

“Aku gak akan menunggu kamu untuk menggugatku Mas. Tapi, aku yang akan menggugat kamu lebih dulu dan akan membuat kamu menyesali perbuatanmu dan keluargamu padaku.” Batin Jia setelah mendengar semua ucapan Rangga.

Jia melangkah keluar rumah, dia berpura-pura tidak mengetahui semua pembicaraan mertua dan suaminya itu.

Sesampainya di teras Jia berpura-pura meregangkan tubuhnya seperti orang yang baru bangun tidur.

Bu Arum dan Rangga pun langsung pura-pura diam ketika melihat Jia keluar dari rumah.

"Eh kamu sudah pulang Mas? Sejak kapan?" Tanya Jia basa basi.

Rendi mengangguk lalu menatap ke arah Jia. " Baru saja, terus lihat Mama duduk disini sendirian, jadi aku gak langsung masuk ke rumah." Jawab Rangga dengan alibinya.

Jia menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Lalu dia lebih memilih diam lagi tanpa berucap sepatah kata pun.

"Kata Mama tadi kamu pergi ke taman bermain sama Amira.?" Tanya Rangga memulai pembicaraan mereka berdua.

Jia menganggukkan kepalanya, mengiyakan pertanyaan Rendi.

"Kamu ajak Azura juga kan?" Tanya Rangga, dan kali ini di jawab gelengan kepala oleh Jia.

Rangga mengerutkan keningnya lalu menatap ke arah Jia.

"Kenapa?" Tanya Rangga dengan pedenya.

"Azura punya Mama sendiri, kenapa harus aku ajak? Merepotkan saja." Jawab Jia santai, membalikan beberapa kata yang sering di ucapkan Rangga ketika mengajak keluarganya liburan tanpa mengajak Amira.

"Kok merepotkan sih, dia itu keponakan kamu, Jia." Jawab Bu Arum yang merasa kesal karena ucapan Jia.

"Ya sudah besok aku ajak dia. Tapi jangan lupa untuk di beri uang saku, takutnya nanti Azura minta dibelikan makanan. Kan jadi rugi di aku." Jawab Jia yang sebenarnya tak menginginkan perdebatan.

*********

*********

Terpopuler

Comments

Ismi Yui

Ismi Yui

duit duit dy kenapa kamu yg sewot,,kalau makan keluarin uang dunk

2024-11-11

0

Hariyanti Katu

Hariyanti Katu

gasss jia😆

2024-11-05

0

AXYs

AXYs

Yg suaminya Jia itu Rangga kan ya thor..
Tapi knp sering Rendi yg tertulis ya thor

2024-10-31

0

lihat semua
Episodes
1 Eps 1
2 Eps 2
3 Eps 3
4 Eps 4
5 Eps 5
6 Bab 6
7 Eps 7
8 Eps 8
9 Eps 9
10 Eps 10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14
15 Eps 15
16 Eps 16
17 Eps 17
18 Bab 18
19 Eps 19
20 Eps 20
21 Eps 21
22 Eps 22
23 Eps 23
24 Eps 24
25 Eps 25
26 Eps 26
27 Eps 27
28 Eps 28
29 Eps 29
30 Eps 30
31 Eps 31
32 Eps 32
33 Eps 33
34 Eps 34
35 Eps 35
36 Eps 36
37 Eps 37
38 Bab 38
39 Eps 39
40 Eps 40
41 Eps 41
42 Eps 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Eps 46
47 Eps 47
48 Eps 48
49 Eps 49
50 Eps 50
51 Eps 51
52 Eps 52
53 Eps 53
54 Eps 54
55 Eps 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Eps 1
2
Eps 2
3
Eps 3
4
Eps 4
5
Eps 5
6
Bab 6
7
Eps 7
8
Eps 8
9
Eps 9
10
Eps 10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14
15
Eps 15
16
Eps 16
17
Eps 17
18
Bab 18
19
Eps 19
20
Eps 20
21
Eps 21
22
Eps 22
23
Eps 23
24
Eps 24
25
Eps 25
26
Eps 26
27
Eps 27
28
Eps 28
29
Eps 29
30
Eps 30
31
Eps 31
32
Eps 32
33
Eps 33
34
Eps 34
35
Eps 35
36
Eps 36
37
Eps 37
38
Bab 38
39
Eps 39
40
Eps 40
41
Eps 41
42
Eps 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Eps 46
47
Eps 47
48
Eps 48
49
Eps 49
50
Eps 50
51
Eps 51
52
Eps 52
53
Eps 53
54
Eps 54
55
Eps 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!