Eps 4

"Nak ini makanannya udah datang. Kita makan yuk!" Ajak Jia pada Amira saat sampai di kamar Amira.

Amira menatap bingung ke arah Bundanya. Pasalnya tadi Bundanya keluar bersama Ayahnya sekarang tiba-tiba saja masuk dan membawa makanan untuknya.

"Kita cuma makan berdua, Bunda?" Tanya Amira yang membuat Jia menghentikan aktivitasnya dari membuka bungkus makanan tadi.

Jia menoleh ke arah sang Anak dia menganggukan kepalanya.

"Iya sayang kita makan berdua saja." Jawab Jia dengan nada lembut.

Amira mengangguk tersenyum. "Waaahhh sepertinya makanan ini enak sekali, Bunda." Ucap Amira yang kagum dengan aroma makanan yang di belikan oleh Jia.

Pasalnya Amira tidak pernah memakan makanan yang enak selain makan dengan lauk tempe dan tahu goreng saja.

Jia tersenyum mendengar ucapan Amira, entah kenapa hatinya terasa tercubit. Selama ini memang dia jarang memenuhi keinginan sang anak untuk hal yang lebih.

"Mulai sekarang kalau Amira mau meminta apapun jangan pernah di pendam ya sayang. Bilang aja sama Bunda ya!" Ucap Jia seraya mengusap lembut rambut Amira.

"Memangnya Bunda punya uang? Amira takut Bunda, kalau minta ke Ayah pasti di marahi. Katanya tidak ada uang. Tetapi kalau yang meminta Azura Ayah selalu menurutinya." Jawab Amira dengan polosnya.

Lagi dan lagi Jia di buat tertegun oleh ucapan Amira. Dia tidak menyangka jika sikap Rangga selama ini tersimpan dalam memori Amira.

Amira memang baru saja berumur 4 tahun, tetapi dia memiliki pemikiran yang pintar yang mungkin menurun dari Bundanya.

Jia tersenyum menutupi sakit hatinya. Lalu menatap ke arah Amira dengan sendu.

"Bunda memang punya uang, tapi Amira harus tahu batas, karena tidak setiap saat Bunda punya uang sayang." Jawab Jia.

Padahal kalau mau Jia sangat mampu membelikan apa saja yang Amira minta. Tetapi sebelum terlambat Jia selalu mengajari Amira untuk hidup seadanya saja.

Ya... Benar kalau keluarga Rangga memandang rendah Jia sebagai orang miskin yang tidak mempunyai perkerjaan. Namun, kenyataannya itu semua salah besar.

Jia adalah putri sulung dari bapak Alan Abimana. Pengusaha kaya dan terkenal sebagi investor di sebuah perusahaan besar di kota mereka.

Memilik berbagai cabang perusahaan tidak membuat mereka hidup berlagak mewah. Justru malah sebaliknya, kalau orang itu tidak mengenal dekat Pak Alan, mereka pasti akan menanggap keluarganya adalah keluarga kelas menengah dengan kesederhanaannya yang selalu mereka terapkan.

Jia memiliki adik bernama Jio. Dan sekarang Jio berprofesi sebagi pengacara handal di kota mereka. Maka dari itu Jia lah yang akan menjadi penerus perusahaan Papanya.

Selama menikah Jia masih ingin fokus kepada keluarganya, dia belum ingin menghabiskan waktunya untuk kesibukan di perusahaan. Tetapi ekspetasi yang selama ini dia rancang malah gagal semua.

Realitanya dia hanyalah di jadikan babu yang tak di upah oleh keluarga sang suami, Rangga.

Jia bertemu dengan Rangga bukan karena sengaja. Jia yang waktu itu berpura-pura ikut kerja di caffe milik temannya, tidak sengaja bertemu Rangga yang sedang mengunjungi caffe tersebut.

Seiring berjalannya waktu, Rangga dan Jia semakin dekat. Jia yang terkecoh dengan semua ucapan serta tindakan dari Rangga, akhirnya jatuh cinta kepada laki-laki yang berprofesi sebagi karyawan kantor biasa itu.

Hampir satu tahun kedekatan mereka, akhirnya Rangga memberanikan diri untuk meminta Jia menjadi istrinya. Jia pun menerima ajakan Rangga untuk menikah

Jia yang memang berniat menyembunyikan identitasnya dari awal pun tidak mempermasalahkan dengan resepsi yang sederhana di pernikahan mereka.

Genap usia 4 bulan menikah, mereka di percaya Tuhan untuk segera mendapatkan momongan.

Pernikahan mereka tidaklah berjalan mulus. Dari awal Jia sudah berfikir buruk akan keadaan pernikahan mereka.

Dia yang tidak mendapat jatah nafkah sama sekali dari sang suami dan harus rela mengikuti semua apa yang di ucapkan oleh sang ibu mertua.

Menurutnya itu semua tidak masalah. Ia fikir jika nanti sang anak sudah tumbuh besar suami serta keluarganya akan berubah.

Tapi semuanya salah besar. Rangga dan keluarganya serta ipar-iparnya malah berulah semakin menjadi.

***

"Pa, Papa udah tanya tentang keadaan Jia?" Tanya Bu Dinda, Mamanya Jia.

Pak Alan menoleh ke arah sang istri sembari tersenyum.

"Tadi pagi waktu Papa telepon Jia, Jia sedang menemani Amira ke taman bermain, Ma." Jawab Pak Alan dengan lembut.

"Syukurlah." Jawab Bu Dinda yang merasa sedikit lega walaupun masih ada perasaan yang mengganjal.

"Lagian kenapa sih Ma? Tumben Mama sepanik itu kepikiran Kak Jia." Ucap Jio yang mendengarkan penuturan orang tuanya tadi.

"Mama juga tidak tahu Jio. Sudah beberapa hari terakhir ini Mama tidak tenang. Tiba-tiba saja kepikiran Kakak mu. Memang tidak seperti biasanya, apalagi feeling Mama selalu benar jika terhadap keluarga." Jawab Bu Dinda dengan perasaan yang sedih.

Jio yang mendengarnya pun segera memegang tangan sang Mama. Di usapnya perlahan dengan lembut.

"Mama jangan khawatir, Jio akan menyuruh beberapa orang suruhan Jio untuk membantu memantau dan mengawasi Kak Jia dan Amira. Nanti Jio coba cari tau ya Ma." Jawaban Jio, membuat kedua orang tuanya menganggukkan kepala setuju dengan usul Jio.

Bukan karna tidak percaya, takutnya jika Jia selama ini menutupi apa yang terjadi dan dia enggan untuk bercerita kepada keluarganya.

"Papa setuju, siapa tahu saja Kakak mu gak mau terbuka sama kita. Kalau kita mendapat kabar yang buruk, kita akan langsung menjemput Kakak mu dan Amira untuk segera di bawa pulang." Jawab Pak Alan.

"Iya nanti Jio usahakan secepatnya mendapat kabar tentang Kak Jia, dan semoga memang benar Kak Jia di perlakukan baik oleh keluarga Mas Rangga." Jawab Jio.

***

Pagi harinya.

Keluarga Rangga di buat jengkel kembali oleh Jia yang tidak memasak sarapan lagi.

"Kamu tidak masak Dek?" Tanya Rangga yang baru saja berjalan kedepan untuk menemui Jia yang sedang memantau Amira bermain.

Jia menoleh ke arah Rangga lalu menggelengkan kepalanya dan kembali menatap ke arah sang anak.

"Kenapa? Terus aku gimana, kan aku juga mau berangkat kerja. Mas Rendi juga, Litta juga mau berangkat ke kampus. Kalau kamu masaknya siang-siang kita mana sempat menunggu." Ucap Rangga saat mendapat gelengan kepala dari Jia.

"Makan aja di kantin." Jawab Jia singkat.

"Makan di kantin akan mengeluarkan uang lagi Jia. Lagi pula kalau aku, Mas Rendi dan Litta bisa makan di kantin. Lalu Mama, Mbak Mayang dan Azura gimana?" Ucap Rangga yang membuat Jia semakin geram.

Jia seketika berdiri di hadapan Rangga dan menatap Rangga dengan tatapan tajam.

"Aku di depan mu, dan dia dia anak mu Amira." Ucap Jia, menunjuk ke arah dirinya dan Amira yang masih fokus dengan mainannya. "Kamu tidak memikirkan kita berdua yang notabene istri dan anak mu. Tapi kamu malah memikirkan Mbak Mayang dan Azura yang mana mereka masih punya suami yang sehat tanpa kekurangan apapun. Kamu waras ngga sih Mas?" Ucap Jia dengan nada yang di tekan-tekan di beberapa kalimat yang dia lontarkan.

"Kamu kenapa sih tiba-tiba marah ngga jelas seperti ini. Ini masih pagi aku butuh sarapan bukan butuh ocehan kamu." Jawab Rangga yang membuat Jia semakin jengkel.

Jia menatap Rangga tidak percaya, sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"Lagi pula kalau kamu dan Amira lapar, ya kamu dan Amira segera makanlah. Tapi sebelum itu silahkan kamu masak untuk keluarga ku. Biasanya juga seperti itu kan?" Ucap Rangga yang membuat Jia semakin tidak percaya mendengarnya.

"Terserah, kalau kalian mau aku masak. Maka beri aku uang dan nafkah yang layak dan aku akan menjadi Jia yang seperti kalian inginkan. Jia yang menjadi BABU di rumah mu." Jawab Jia, menekankan kata babu di akhir kalimatnya.

********

********

Terpopuler

Comments

aiviemarcelinaa

aiviemarcelinaa

Udah Jia mending lu keluar dari rumah itu

2024-11-26

0

Ulfayanty Syamsu Rajalia

Ulfayanty Syamsu Rajalia

Udh tw cuma di jadikan babu knp masih bertahan knp gk langsung pergi aj biar suami dan keluarganya mampus

2024-09-23

3

M Nurhalimah

M Nurhalimah

suami gak punya akal s rangga itu dah tinggalkan aja laki lagi kaya gitu buat apa di pertahankan

2024-09-18

0

lihat semua
Episodes
1 Eps 1
2 Eps 2
3 Eps 3
4 Eps 4
5 Eps 5
6 Bab 6
7 Eps 7
8 Eps 8
9 Eps 9
10 Eps 10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14
15 Eps 15
16 Eps 16
17 Eps 17
18 Bab 18
19 Eps 19
20 Eps 20
21 Eps 21
22 Eps 22
23 Eps 23
24 Eps 24
25 Eps 25
26 Eps 26
27 Eps 27
28 Eps 28
29 Eps 29
30 Eps 30
31 Eps 31
32 Eps 32
33 Eps 33
34 Eps 34
35 Eps 35
36 Eps 36
37 Eps 37
38 Bab 38
39 Eps 39
40 Eps 40
41 Eps 41
42 Eps 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Eps 46
47 Eps 47
48 Eps 48
49 Eps 49
50 Eps 50
51 Eps 51
52 Eps 52
53 Eps 53
54 Eps 54
55 Eps 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Eps 1
2
Eps 2
3
Eps 3
4
Eps 4
5
Eps 5
6
Bab 6
7
Eps 7
8
Eps 8
9
Eps 9
10
Eps 10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14
15
Eps 15
16
Eps 16
17
Eps 17
18
Bab 18
19
Eps 19
20
Eps 20
21
Eps 21
22
Eps 22
23
Eps 23
24
Eps 24
25
Eps 25
26
Eps 26
27
Eps 27
28
Eps 28
29
Eps 29
30
Eps 30
31
Eps 31
32
Eps 32
33
Eps 33
34
Eps 34
35
Eps 35
36
Eps 36
37
Eps 37
38
Bab 38
39
Eps 39
40
Eps 40
41
Eps 41
42
Eps 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Eps 46
47
Eps 47
48
Eps 48
49
Eps 49
50
Eps 50
51
Eps 51
52
Eps 52
53
Eps 53
54
Eps 54
55
Eps 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!