Eps 3

Hari sudah sore. Jam menunjukan jam pulang untuk karyawan. Rangga membereskan berkas kerjanya dan dia dengan cepat menuju parkiran motor.

Hari ini jalanan tidak bergitu ramai sehingga membuat Rangga tidak terlalu lama untuk menempuh perjalanan pulang.

Sesampainya di rumah. Rangga segera pergi ke dapur, dia menahan lapar sedari jam makan siang. Dia tidak ingin membeli makan siang di kantin kantornya karna berfikiran bahwa Jia akan memasak di rumah.

Tetapi dugaan dia salah. Setelah sampai di dapur dia membuka tudung makanan di atas meja makan. Dia kaget karena hanya ada nasi putih itu pun sudah tidak hangat lagi.

Segera dia berjalan keluar menemui Mamanya yang sedang duduk bersantai di teras bersama Mayang menantu kesayangannya.

"Ma, belum memasak juga ya?" Tanya Rangga ketika sampai di hadapan Bu Arum.

Bu Arum menoleh ke arah Rangga, dia mengerutkan keningnya menatap heran ke arah Rangga.

"Bukannya biasanya istrimu yang memasak Ga?" Bukannya menjawab Bu Arum malah bertanya balik pada Rangga.

"Tapi tidak ada makanan sama sekali, yang ada hanya nasi putih itu pun sudah tidak hangat lagi." Ucap Rangga.

"Suruh saja Jia masak. Dan jangan lupa suruh dia untuk segera belanja keperluan dan membayar tagihan listrik." Jawab Bu Arum santai.

Tanpa memikirkan ucapan sang Mama Rangga segera melangkah pergi menuju kamar Amira.

“Kamu belum masak?” Tanya Rangga tanpa basa-basi pada Jia.

Jia menoleh ke arah Rangga, lalu dia berdiri dan berjalan keluar. Dengan segera dia menutup pintu kamar Amira.

"Kenapa emangnya?" Tanya Jia dengan singkat.

"Kamu kenapa sih? Bukannya itu tugas kamu untuk memasak? Kenapa hari ini tidak memasak. Bahkan untuk membereskan rumah saja kamu tidak." Ucap Rangga dengan nada tinggi

"Mama mu belum bilang sama kamu? Ada uang ada makanan. Kalau aku tidak di beri uang, maka jangan berharap aku akan masak untuk kalian." Jawab Jia tak mau kalah.

"Alesan saja kamu." Jawab Rangga menahan amarahnya agar tidak memuncak.

"Mas, selama kita menikah pernah kamu memberi ku uang? Semua uang kamu, kamu berikan sama Mama kamu. Aku tidak mendapat jatah nafkah sepeser pun. Bahkan anak mu sendiri tidak kau beri nafkah." Ucap Jia tetap tidak mau kalah.

"Gak usah bahas tentang itu. Sekarang segera pergi ke dapur dan masak untuk keluarga ku. Jangan lupa kamu bayar tagihan listrik bulan ini." Ucap Rangga seenaknya.

Jia menatap heran kearah Rangga. Segampang itu Rangga bicara!!

"Kamu seharusnya bicara seperti itu sama Mama kamu. Bukan sama aku." Jawab Jia penuh penekanan.

"Bukankah selama ini sudah menjadi tanggung jawab mu?" Tanya Bu Arum yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar. "Kenapa sekarang kamu protes? Ingat Jia kamu hanya wanita miskin harusnya tahu diri jika kamu menikah dengan putra ku yang seorang karyawan di sebuah perusahaan besar." Lanjut Bu Arum lagi.

"Cukup selama 5 tahun ini aku bertahan dengan tindakan kalian. Semua keperluan rumah aku yang tanggung dengan uang ku sendiri. Kalau kamu berkata, Mama kamu yang mengatur keuangan dan kebutuhan rumah lalu dia akan memberi ku uang ketika aku membutuhkannya itu hanya omong kosong." Ucap Jia sambil menunjuk ke arah Rangga.

"Dan Ma sekali lagi maaf. Aku tetap dengan pendirian ku, aku tidak akan masak untuk kalian atau bahkan membereskan rumah lagi. Aku muak ." Ucap Jia yang kini menatap ke arah Bu Arum.

Plakkk...

"Berani kamu biacara seperti itu sama Mamaku?" Ucap Rangga setelah menampar pipi kiri Jia.

"Kenapa sekarang kamu membantah ucapan ku? Kamu istri ku seharusnya kamu mengikuti apa yang aku ucapkan, bukan malah membantah dan berkata tidak sopan terhadap Mama ku." Lanjutnya.

"Justru karna aku istrimu seharusnya uang nafkah mu jatuh ke aku. Bukan ke Mama kamu." Ucap Jia menantang.

Rangga dan Jia sama-sama diselimuti emosi. Mereka berdua kini saling memandang dengan tatapan tajam satu sama lain.

"Ada apa ini?" Tanya Rendi yang baru saja sampai di rumah.

"Ini Mas, Jia sudah tidak mau memasak lagi untuk keluarga kita." Ucap Mayang mengompori suaminya.

“Kenapa kamu tidak mau memasak Jia?” Tanya Rendi pada Jia.

"Mana uang belanjanya, Mas. Mas Rendi kasih aku uang untuk belanja maka akan aku masak untuk satu keluarga. Atau suruh Mbak Mayang saja yang belanja nanti biar aku masak." Jawab Jia sembari menyodorkan tangannya meminta uang pada Rendi.

"Berani sekali kamu minta uang sama suami ku. Kamu kan juga punya suami sendiri." Ucap Mayang menepis tangan Jia.

"Yasudah silahkan lanjutkan rasa lapar kalian." Jawab Jia santai.

"Bukannya selama ini kamu yang belanja?" Tanya Rendi tak kalah santai.

"Lalu?" Jawab Jia singkat.

"Ya kamu belanja sana. Pakai uang mu sendiri seperti biasanya." Jawab Rendi dengan entengnya.

Jia menganggukan kepalanya sembari melangkah berjalan keluar.

Semua melongo melihat tingkah laku Jia yang seakan-akan menurut pada Rendi.

"Tahu gitu dari tadi Rendi saja yang menyuruh Jia. Jadi kita tidak akan menahan rasa lapar dari tadi." Ucap Bu Arum yang diangguki oleh Mayang.

Setelah sampai teras ternyata Jia malah duduk di kursi teras sambil menunggu seseorang datang.

Dalam waktu 5 menit akhirnya seorang kurir makanan datang lalu Jia segera menghampiri kurir tersebut.

"Atas nama Mbak Jia ya?" Tanya kurir tersebut.

Jia menganggukkan kepalanya.

"Iya saya Jia. Berapa totalnya mas?" Tanya Jia sembari menerima delivery makanan yang dia pesan.

"32.500 mbak." Jawab Kurir tersebut.

"Nih, kembaliannya ambil saja." Jawab Jia memberi uang sebanyak 3 5.000 pada kurir tersebut.

"Terima kasih banyak ya Mbak." Ucap kurir tersebut sebelum pergi.

"Iya sama-sama mas." Jawab Jia dan langsung melenggang masuk ke dalam rumah.

"Wahh kamu beli makanan Jia? Jadi alasan kamu tidak masak itu karna ingin memesan makanan? Kalau gitu ayo kita makan bersama." Ucap Rangga yang di angguki oleh Bu Arum, Mayang dan Rendi.

Jia menatap heran kearah mereka.

"Aku emang gak memasak, dan aku juga emang beli makanan. Tapi aku bukan beli untuk kalian. Aku hanya beli 2 bungkus dan hanya cukup untuk aku dan Amira." Jawab Jia seadanya.

"Hah? Cuma 2 bungkus. Kamu lupa jika di rumah ini ada 7 orang?" Tanya Rangga.

"Aku ngga lupa kok, tapi uang ku cukupnya hanya untuk beli 2 saja. Gimana dong?" Jawab Jia tanpa rasa bersalah.

"Ya sudah kalau gitu biar aku saja yang makan. Aku sudah lapar, belum makan dari tadi siang." Ucap Rangga dengan pedenya.

“Buat kamu mas?” Tanya Jia heran, namun tetap di angguki oleh Rangga.

Jia tersenyum ketika melihat anggukan kepala Rangga.

"Tapi sayangnya cacing di perutku dan Amira lebih penting dari pada memikirkan penyakit magh kamu Mas." Jawaban Jia membuat semuanya kaget.

Saat Jia akan melangkah menuju kamar Amira. Tiba-tiba saja tangannya di cekal oleh Rangga.

"Berani sekali kamu bicara seperti itu padaku." Ucap Rangga dengan penuh tekanan dan mata melotot.

Jia menghempaskan tangannya yang digenggam oleh Rangga.

"Kenapa aku harus takut, cukup selama ini aku diam. Dan sekarang aku tidak akan tinggal diam lagi. Uang makan, uang listrik, uang air semua aku yang tanggung. Tapi apa ada kata terima kasih dari keluarga mu terhadap ku? Tidak sama sekali. Dan puncaknya kamu dengan gampangnya menganak tirikan anak mu sendiri Mas. Kamu lebih memilih Azura yang jelas-jelas mempunyai orang tua yang bekerja dengan gaji yang lebih besar dari pada kamu. Harusnya itu kamu mikir " Jawab Jia dengan lantang.

Tanpa menunggu jawaban dari Rangga, Jia segera melangkah menuju ke kamar sang anak dari pada harus berdebat lagi nantinya.

Rangga sempat tertegun dan terdiam ketika mendengar ucapan Jia.

"Gak usah di dengerin, Ga. Mungkin itu hanya emosi Jia sesaat saja." Ucap Rendi yang berusaha menenangkan pikiran Rangga.

"Iya Mas." Jawab Rangga singkat.

"Bodoh sekali anak sendiri di telantarkan sedangkan anak orang lain di manjakan. Tapi, tidak apa-apa lanjutkan saja peran mu sebagai Om yang baik hati Rangga." Batin Rendi yang berusaha menahan senyum agar tidak terlihat mencurigakan di depan keluarganya.

*******

*******

Terpopuler

Comments

Rahma

Rahma

haduuuh ini cerita ko bikin darah tinggi naik, pgin lanjut takut darah tinggi g di lanjutin penasaran 😔😔

2024-12-13

0

RossyNara

RossyNara

kenapa aku jadi naik darah.... dasar keluarga edan

2024-12-01

1

aiviemarcelinaa

aiviemarcelinaa

idih keluarga macam apa tau ini ih kesel bangt

2024-11-26

0

lihat semua
Episodes
1 Eps 1
2 Eps 2
3 Eps 3
4 Eps 4
5 Eps 5
6 Bab 6
7 Eps 7
8 Eps 8
9 Eps 9
10 Eps 10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14
15 Eps 15
16 Eps 16
17 Eps 17
18 Bab 18
19 Eps 19
20 Eps 20
21 Eps 21
22 Eps 22
23 Eps 23
24 Eps 24
25 Eps 25
26 Eps 26
27 Eps 27
28 Eps 28
29 Eps 29
30 Eps 30
31 Eps 31
32 Eps 32
33 Eps 33
34 Eps 34
35 Eps 35
36 Eps 36
37 Eps 37
38 Bab 38
39 Eps 39
40 Eps 40
41 Eps 41
42 Eps 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Eps 46
47 Eps 47
48 Eps 48
49 Eps 49
50 Eps 50
51 Eps 51
52 Eps 52
53 Eps 53
54 Eps 54
55 Eps 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Eps 1
2
Eps 2
3
Eps 3
4
Eps 4
5
Eps 5
6
Bab 6
7
Eps 7
8
Eps 8
9
Eps 9
10
Eps 10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14
15
Eps 15
16
Eps 16
17
Eps 17
18
Bab 18
19
Eps 19
20
Eps 20
21
Eps 21
22
Eps 22
23
Eps 23
24
Eps 24
25
Eps 25
26
Eps 26
27
Eps 27
28
Eps 28
29
Eps 29
30
Eps 30
31
Eps 31
32
Eps 32
33
Eps 33
34
Eps 34
35
Eps 35
36
Eps 36
37
Eps 37
38
Bab 38
39
Eps 39
40
Eps 40
41
Eps 41
42
Eps 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Eps 46
47
Eps 47
48
Eps 48
49
Eps 49
50
Eps 50
51
Eps 51
52
Eps 52
53
Eps 53
54
Eps 54
55
Eps 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!