Bab 19. Kartu Kredit Untuk Agatha

Agatha mondar-mandir di ruang kerjanya. Pikirannya tengah kacau, belum mendapatkan uang gaji, padahal ulang tahun si kembar tinggal beberapa hari lagi.

Ia berpikir untuk meminjam pada atasannya, dan tak masalah kalaupun harus memotong gajinya, asalkan dia bisa menuruti keinginan putranya yang tidak pernah mengadakan pesta ulang tahun.

"Pagi Pak," sapanya saat Louis masuk ke dalam ruangannya.

Louis melihat kegelisahan yang terpancar di wajah Agatha, ia yakin Agatha memiliki masalah yang membuatnya tidak tenang.

Karena rasa penasarannya, Louis memutuskan untuk mencaritahu, apa penyebab wanita itu dirundung kegelisahan.

"Kamu kenapa? Kok gelisah gitu?" tanya Louis dengan berjalan dan melepaskan jas kerjanya di kursi kerjanya.

Louis memutuskan untuk duduk sembari mengeluarkan laptopnya dari dalam tas kerjanya dan meletakkannya di atas meja.

Sesekali ia melirik ke arah Agatha yang masih berdiri di sebelah meja kerjanya.

"Emm, anu Pak, saya mau pinjam uang," ucapnya begitu lirih, namun masih bisa didengar oleh Louis.

Louis memicingkan tatapannya. Agatha ragu-ragu untuk membalas tatapan pria yang berubah dingin dan menyebalkan.

"Pinjam uang? Buat apa? Saya nggak kasih pinjaman kalau tujuannya nggak jelas. Lagian gajian tinggal seminggu lagi, kenapa nggak nunggu sampai gajian. Memangnya kamu buat apa meminjam uang?"

Benar-benar menjengkelkan. Untuk meminjam uang saja harus memberikan penjelasan.

Louis tak pernah berpikir, selama ini ia tidak pernah mendapatkan nafkah darinya, dan ia tak pernah menuntutnya, tapi kini pria itu enggan meminjamkan uang kalau ia tak memberikan penjelasan secara detail.

"Bapak Louis yang terhormat, saya meminjam uang tentunya ada kebutuhan yang mendesak, jika saya nggak ada kebutuhan yang mendesak, saya nggak bakalan minjam sama Bapak. Bapak bisa potong gaji saya, kalau tidak percaya sama saya," bantah Agatha.

Entah sampai kapan Louis akan membuatnya menderita. Ia benar-benar tersiksa oleh sikap pria arogan dan tak berperasaan itu.

Louis tak pernah memikirkan bagaimana nasibnya setelah berpisah darinya. Pria itu bahkan tidak mau menandatangi surat perceraiannya, lantas apa yang tengah ada di pikiran pria itu? Bukankah dia terlalu egois?

"Ya udah, kamu kasih tahu aja kebutuhan kamu itu buat apa! Kalau kebutuhan kamu jelas tujuan uangnya ke mana, aku akan kasih, tapi kalau nggak aku nggak bakalan kasih."

Pria itu kembali menunduk dan menyalakan laptopnya. Ia tak mau Agatha kembali membohonginya.

"Tapi aku butuh uang untuk ulang tahun ~~

Agatha mengatupkan bibirnya saat ia hendak menyebut nama anaknya. Ia tidak ingin Louis mengetahui anak-anaknya, karena percuma saja, semenjak bertemu kembali, pria itu bahkan tidak pernah menanyakan bagaimana bayi yang tidak pernah dianggapnya  5 tahun yang lalu.

Kembali pria itu mendongak dengan alisnya tertaut. "Ulang tahun? Ulang tahun siapa? Bukannya ulang tahun kamu masih kurang tiga bulan lagi?"

Agatha tidak menyangka, ternyata pria itu masih mengingat tanggal kelahirannya, tapi ia juga tak akan memberitahu siapa yang tengah berulang tahun.

"Ulang tahunnya anak panti maksudnya. Kasihan, mereka masih punya Ayah, tapi sayang sekali Ayahnya sudah gila tidak mau bertanggung jawab. Kalau saya tidak membantu untuk merawatnya dengan baik, siapa lagi yang akan membantunya. Saya punya tanggung jawab untuk merawatnya, karena saya sendiri juga dibesarkan di dalam panti asuhan."

Untung saja Agatha memiliki alasan agar kebohongannya tidak curigai oleh Louis.

Louis tidak akan mempermasalahkan jika ia memberikan bantuan pada anak-anak yang ada di panti asuhan.

"Oh, Jadi kamu ikut merawat anak-anak yang ada di panti asuhan? Mereka masih punya orang tua, terkecuali kalau mereka yatim piatu kamu bisa membantu untuk merawatnya. Kalau mereka masih punya Bapak, sudah menjadi tanggung jawab Bapaknya, walaupun Bapaknya gila."

Mendengar cerita dari Agatha membuat Louis ikut geram.

Kok masih ada orang tua yang pegangan telantarkan anaknya sendiri sedangkan ia masih mampu untuk menafkahi.

Dia bisa melihat bagaimana Agatha tumbuh besar di panti asuhan. Karena cinta dan kasih sayangnya pada Agatha, dia memutuskan untuk mengambil Agatha dan menikahinya, dan sekarang Agatha juga memperlakukan anak-anak di panti asuhan dengan baik dan menganggap mereka sebagai tanggung jawabnya.

"Walaupun orang tuanya stres, setidaknya dikasih pengertian, karena membesarkan anak itu sudah menjadi kewajiban orang tuanya, terkecuali kalau mereka memang sudah tidak memiliki orang tua. Orang tua yang tidak bisa menjaga anaknya dengan baik kenapa nggak mati aja sekalian, apa sekalian aja dikasih racun serangga gitu, bikin kesel."

'Shit'

Agatha mengumpat dalam hati. Seharusnya ia memberikan pelajaran pada orang yang tidak bertanggung jawab dan menelantarkan darah dagingnya sendiri.

Louis benar-benar bodoh, walaupun sudah dicibir tak membuatnya sadar jika dirinya lah yang dimaksud.

"Jadi gimana Pak? Apakah Bapak akan meminjam uang pada saya? Nanti kalau saya gajian Bapak bisa memotong gaji saya, saya rela. Saya kasihan sama mereka, saya juga pernah hidup menderita tanpa adanya orang tua yang menyayangi saya, saya bisa merasakan apa yang dirasakannya."

Louis membuka dompet dan mengeluarkan salah satu kartu kredit miliknya.

Pria itu menyodorkan kartunya di atas meja. "Ambilah."

Agatha menautkan alisnya dan ragu untuk menerimanya.

Dia hanya minta uang sedikit, tapi malah dikasih kartu ATM oleh Louis.

"Loh Pak, apa ini? Saya hanya pinjam dikit, cuma satu juta aja. Saya nggak butuh kartu kredit Bapak. Saya butuh uang cash."

Agatha menolak untuk diberikan kartu kredit oleh Louis, karena ia tidak ingin dipermainkan oleh pria itu.

Jika ia mengambilnya yang ada Louis akan semakin menindasnya.

Agatha yakin sekali Louis akan merendahkannya dan menganggapnya sebagai perempuan materialistis.

"Saya nggak ada uang cash Agatha, kamu ambil kartu itu. Pin-nya hari ulang tahun kamu."

"Hah?"

Agatha membulatkan bola matanya. Ia terkejut saat hari ulang tahunnya digunakan sebagai pin oleh suami bodohnya.

Ragu-ragu Agatha mengambilnya, ia hanya takut diprank oleh pria menyebalkan itu.

"Ini seriusan buat aku? Tapi kan~~

Agatha menarik nafasnya mencoba untuk berpikir positif.

Ia benar-benar membutuhkan uang untuk membeli perlengkapan ulang tahun si kembar, jika ia menolak untuk memakai kartu itu, acaranya akan gagal, dan bagaimana dengan nasib si kembar? Pasti mereka bakalan kecewa berat.

"Baiklah kalau begitu saya akan pakai, tapi cuma satu juta aja, sisanya akan segera saya kembalikan. Terimakasih atas kebaikan Bapak."

Agatha langsung mengambil kartu kecil itu dan menaruhnya ke dalam dompet.

Ia agak lega, karena sepulang dari kantor, ia akan belanja untuk keperluan si kembar.

"Ngomong-ngomong kapan acara ulang tahunnya? Apakah kamu nggak ada niatan untuk mengundang saya?"

Agatha kebingungan untuk menjawab, ia tidak ingin Louis datang untuk menghadiri acara ulang tahun si kembar.

Pria Arogan itu memang tidak pantas untuk mengetahui bahkan mengenali si kembar.

"Anu Pak, tanggal lima belas, tapi acaranya tidak meriah, hanya tiup lilin saja, nggak ada pesta. Jadi maaf, Bapak nggak perlu hadir."

Louis diam dengan mengerutkan keningnya. Ia teringat ucapan seseorang yang juga mengundangnya ke acara ulang tahunnya.

'Tanggal lima belas? Kok perasaan sama dengan hari kelahiran si kembar?'

Terpopuler

Comments

C2nunik987

C2nunik987

anak elo yg ulang tahun konyolll 😡😡😡

2024-08-24

1

Ani Ani

Ani Ani

APA kah meraka berjumpa

2024-07-28

0

Rasunah Unah

Rasunah Unah

lanjut seru

2024-06-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pergilah dari Sini
2 Bab 2. Bertemu Bocah Kembar
3 Bab 3. Rencana Cari Ayah Baru
4 Bab 4. Bertemu Mantan Suami
5 Bab 5. Kebodohanmu Menyengsarakan Dirimu Sendiri
6 Bab 6. Kembali Bertemu Si Kembar
7 Bab 7. Perhatian dari si Kembar
8 Bab 8. Memangnya Kau Siapa, Berani Mengusirku
9 Bab 9. Atau Aku Sendiri yang Akan Mencaritahu Kebenarannya
10 Bab 10. Entah Sampai Kapan Penderitaan ini Akan Berakhir
11 Bab 11. Hati yang Pedih
12 Bab 12. Kado Ulang Tahun
13 Bab 13. Dia Pacarku
14 Bab 14. Kehadiran Soraya
15 Bab 15. Cepat Tandatangani Surat Cerainya
16 Bab 16. Suami Macam Apa
17 Bab 17. Andai Saja Kita Punya Daddy
18 Bab 18. Undangan Untuk Om Baik Hati
19 Bab 19. Kartu Kredit Untuk Agatha
20 Bab 20. Ulang Tahun si Kembar
21 Bab 21. Kami Minta Daddy
22 Bab 22. Bodohnya Kelewatan
23 Bab 23. Siapa Ayah si Kembar?
24 Bab 24. Aku Bahkan Bisa Membuatmu Masuk Rumah Sakit Jiwa
25 Bab 25. Kebersamaan Louis Dengan Si Kembar
26 Bab 26. Apakah itu Aku?
27 Bab 27. Macam Jelangkung
28 Bab 28. Kau Tak Pernah Berubah
29 Bab 29. Positif Subur
30 Bab 30. Louis Jatuh Sakit
31 Bab 31. Jangan Sakiti Mommyku
32 Bab 32. Menangis di Alam Kubur
33 Bab 33. Perdebatan Anak dan Bapak
34 Bab 34. Aku Akan Pergi Jika Kau Ikut Bersamaku
35 Bab 35. Om Adalah Daddy Kalian
36 Bab 36. Benar-benar Dibuat Gila
37 Bab 37. Ingin Menghindar
38 Bab 38. Sakit Tak Berdarah
39 Bab 39. Kami Nggak Butuh Penghianatan
40 Bab 40. Orang Tua tak Pengertian
41 Bab 41. Kami Berpikir Untuk Memaafkan
42 Bab 42. Datang Ke Panti
43 Bab 43. Dia Orang Tuamu
44 Bab 44. Gagal Memadu Cinta
45 Bab 45. Atau Daddy Punya Wanita Lain?
46 Bab 46. Hanya Bisa Pasrah
47 Bab 47. Diremehkan
48 Bab 48. Jangan Marahi Mommy
49 Bab 49. Aku tidak Akan Memaafkan Kalian
50 Bab 50. Ingat Hukum Karma
51 Bab 51. Aku Selalu Ada Buat Kamu
52 Bab 52. Tamu Tak Diundang
53 Bab 53. Kalian tidak Adil
54 Bab 54. Saling Memaafkan
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1. Pergilah dari Sini
2
Bab 2. Bertemu Bocah Kembar
3
Bab 3. Rencana Cari Ayah Baru
4
Bab 4. Bertemu Mantan Suami
5
Bab 5. Kebodohanmu Menyengsarakan Dirimu Sendiri
6
Bab 6. Kembali Bertemu Si Kembar
7
Bab 7. Perhatian dari si Kembar
8
Bab 8. Memangnya Kau Siapa, Berani Mengusirku
9
Bab 9. Atau Aku Sendiri yang Akan Mencaritahu Kebenarannya
10
Bab 10. Entah Sampai Kapan Penderitaan ini Akan Berakhir
11
Bab 11. Hati yang Pedih
12
Bab 12. Kado Ulang Tahun
13
Bab 13. Dia Pacarku
14
Bab 14. Kehadiran Soraya
15
Bab 15. Cepat Tandatangani Surat Cerainya
16
Bab 16. Suami Macam Apa
17
Bab 17. Andai Saja Kita Punya Daddy
18
Bab 18. Undangan Untuk Om Baik Hati
19
Bab 19. Kartu Kredit Untuk Agatha
20
Bab 20. Ulang Tahun si Kembar
21
Bab 21. Kami Minta Daddy
22
Bab 22. Bodohnya Kelewatan
23
Bab 23. Siapa Ayah si Kembar?
24
Bab 24. Aku Bahkan Bisa Membuatmu Masuk Rumah Sakit Jiwa
25
Bab 25. Kebersamaan Louis Dengan Si Kembar
26
Bab 26. Apakah itu Aku?
27
Bab 27. Macam Jelangkung
28
Bab 28. Kau Tak Pernah Berubah
29
Bab 29. Positif Subur
30
Bab 30. Louis Jatuh Sakit
31
Bab 31. Jangan Sakiti Mommyku
32
Bab 32. Menangis di Alam Kubur
33
Bab 33. Perdebatan Anak dan Bapak
34
Bab 34. Aku Akan Pergi Jika Kau Ikut Bersamaku
35
Bab 35. Om Adalah Daddy Kalian
36
Bab 36. Benar-benar Dibuat Gila
37
Bab 37. Ingin Menghindar
38
Bab 38. Sakit Tak Berdarah
39
Bab 39. Kami Nggak Butuh Penghianatan
40
Bab 40. Orang Tua tak Pengertian
41
Bab 41. Kami Berpikir Untuk Memaafkan
42
Bab 42. Datang Ke Panti
43
Bab 43. Dia Orang Tuamu
44
Bab 44. Gagal Memadu Cinta
45
Bab 45. Atau Daddy Punya Wanita Lain?
46
Bab 46. Hanya Bisa Pasrah
47
Bab 47. Diremehkan
48
Bab 48. Jangan Marahi Mommy
49
Bab 49. Aku tidak Akan Memaafkan Kalian
50
Bab 50. Ingat Hukum Karma
51
Bab 51. Aku Selalu Ada Buat Kamu
52
Bab 52. Tamu Tak Diundang
53
Bab 53. Kalian tidak Adil
54
Bab 54. Saling Memaafkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!