"Kenzo, sebentar lagi kita akan berulang tahun, bagaimana kalau kita minta Om yang waktu itu buat main di rumah kita? Siapa tahu aja dia bakalan beliin hadiah buat kita, dia kan kaya."
Seminggu lagi si kembar akan merayakan ulang tahunnya.
Mereka sudah dijanjikan akan dibuatkan pesta kecil-kecilan oleh Agatha. Mereka senang bahkan mereka akan mengundang teman-temannya di sekolah.
"Hus! Sembarangan aja. Kita nggak boleh minta-minta sama orang lain. Lagian kita kan bukan anaknya, mana mungkin dia kasih hadiah. Bahkan Om juga nggak pernah datang lagi ke tempat ini, dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya."
Kenzo tidak setuju untuk mengundangnya bahkan tidak ingin pria itu datang di acara ulang tahunnya.
Dia tidak ingin menyusahkan orang lain yang bukan apa-apanya. Agatha selalu mengajarkannya agar tidak meminta-minta pada orang lain. Apapun alasannya sangatlah tidak dibenarkan.
"Iya, bener juga sih, dia tidak pernah lagi datang ke sini. Terakhir kalinya kita ketemu waktu dikasih kue banyak, tapi setelah itu nggak pernah lagi ketemu. Apa mungkin dia udah punya anak ya? Atau bahkan sibuk kerja, bahkan mungkin pergi ke luar negeri."
Sepulang dari sekolahnya Kenzie dan Kenzo berceloteh sepanjang jalan menuju rumah.
Ingatannya selalu tertuju pada pria yang sudah memberinya banyak kue, tapi sekarang sudah melupakannya. Bahkan mereka sudah nyaman berkenalan dengan pria itu.
"Bisa jadi dia sangat sibuk, atau sedang pergi ke luar negeri. Orang kaya mah bebas, bisa ke mana saja kapanpun, beda sama kita, jangankan pergi ke luar negeri, pergi untuk main di luar aja nggak pernah. Mommy selalu sibuk bekerja, bahkan tidak pernah ada waktu untuk menemani kita bermain di luar."
Sebenarnya si kembar menginginkan sekali ibunya selalu ada di rumah menemaninya bermain tapi permasalahan ekonomi selalu membuatnya jarang bisa bersama-sama.
Ibunya selalu menyibukkan diri untuk mencari uang demi menyambung hidup. Sedangkan Ayahnya tidak pernah diketahui di mana keberadaannya, bahkan mereka menganggap Ayahnya sudah mati.
"Enggak apa-apalah kalaupun kita nggak main di luar, seenggaknya kita mengurangi beban mommy. Mommy kan sibuk mencari uang sendirian, kalau kita main di luar yang ada kita akan menghabiskan uangnya mommy. Sekarang kan Mommy menabung untuk acara ulang tahun kita. Sebenarnya kasihan juga sih, meminta ulang tahun sama Mommy. Sekarang mommy harus bekerja keras untuk buat kita bahagia, padahal kan uangnya nggak banyak, kasian juga mommy."
Terbesit ada rasa kasihan di benak mereka. Mereka terlalu memaksa ingin berulang tahun seperti Lusi, tapi kondisi ibunya tidak sekaya orang tuanya Lusi.
Dalam diam mereka berpikir, apa benar jika berulang tahun akan membuatnya bahagia? Sedangkan ibunya pasti sedih karena uang yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari hanya digunakan untuk berpesta.
"Apa kita batalkan saja ya, nggak usah ulangtahun-ulangtahunan, biarkan Mommy nggak banyak pikiran. Kasihan kan, mommy bekerja setiap hari hanya untuk acara ulang tahun kita, kan seharusnya uangnya dikumpulin buat makan sehari-hari. Kalau Lusi berulang tahun karena orang tuanya kaya, Ayahnya ada di luar kota, lah kalau kita? Kita nggak punya Daddy, bahkan mommy nggak tahu di mana Daddy kita berada, atau mungkin Daddy kita memang sudah mati."
Terlalu pusing ikut memikirkan beban orang tuanya. Seharusnya mereka bersenang-senang tanpa harus memikirkan penderitaan orang tuanya, tapi mereka tidak bisa mengabaikan ibunya yang berkorban sendirian.
"Sudahlah, enggak usah mikirin Daddy terus, kita berpikir aja tentang masa depan kita sendiri bersama mommy. Toh Daddy kita sudah nggak peduli sama kita, ngapain juga harus dipikirkan. Soal ulang tahun, mommy udah berjanji, bahkan mommy sudah menyiapkan bahan untuk membuat kue ulang tahun, jadi sayang kalau dibatalkan. Nanti kalau kita punya banyak kado, kita jual sebagian, terus uangnya kita kasih ke mommy untuk mengganti biayanya, gimana menurutmu?"
Aneh bin ajaib, balita berumur lima tahun sudah bisa berpikir dewasa, dan hanya Agatha yang memilikinya.
***
Setibanya di depan rumahnya, tiba-tiba saja ada seseorang yang berdiri di luar pagar.
Mereka terbengong saat mendapati seseorang yang tengah digibahinya. Pria itu datang lagi menyambutnya dengan penuh semangat.
"Halo brother, baru pulang kalian?"
Si kembar membalasnya dengan senyuman dan langsung menyalim punggung tangannya.
Mereka tidak menyangka pria itu kembali lagi untuk menemuinya.
"Iya Om, kami baru pulang. Tapi ngomong-ngomong Om kok ada di sini? Apakah Om menunggu kami?" tanya si kembar dengan serempak.
Pria itu mengangguk. Dia memang sengaja menyempatkan waktunya untuk menemui mereka.
Cukup lama tidak bertemu dengan mereka, ada kerinduan yang mendalam, padahal mereka bukanlah sanak saudaranya.
"Iya, om lumayan lama ada di sini. Tadi om datengin rumah kalian, tapi nggak ada orang di dalam rumah. Memangnya ibu kalian nggak ada di rumah?"
Pria itu benar-benar bersyukur karena bisa meluangkan waktunya untuk si kembar. Dia terenyuh melihat nasibnya yang kurang mampu. Bahkan ia sempat melihat uang jajan si kembar yang hanya dua ribu rupiah saja.
Hatinya tergugah untuk membantunya. Sengaja ia datang ingin berkunjung ke rumahnya, dan ingin berkenalan langsung dengan ibunya.
"Sebenarnya Om datang ke sini ingin mencari kami atau mencari mommy? Kalau mencari kami, ya kami masih baru pulang sekolah, tapi kalau mau mencari mommy, jam segini tidak pernah ada di rumah, mommy masih kerja dan pulangnya sore. Apakah Om masih ingin main ke rumah kami?"
Pria itu benar-benar tersanjung oleh kedua bocah kembar itu.
Diusianya yang terbilang masih dini, mereka sudah pintar dan mandiri.
"Tujuan pom datang ke sini memang ingin mencari kalian tapi Om juga ingin bertemu sama ibu kalian takutnya Ibu kalian mencuriga karena Om kemarin sudah membelikan jajan buat kalian. Emangnya Ibu kalian nggak marah saat kalian pulang bawa jajan dari om?"
Si kembar langsung mengangguk, memang mereka sempat dimarahi oleh ibunya setelah menerima jajan dari orang yang tidak begitu dikenalinya.
Ibunya selalu mewanti-wanti agar tidak terlalu percaya pada orang lain, karena tidak semua orang yang bersikap baik, lahir batinnya juga baik.
"Marah sih, tapi nggak papa kok, jajannya juga udah habis."
Dengan cepat pria itu menjawab. "Kalian tenang saja aku mendatang ke sini bawain jajan lagi buat kalian itu ada di mobil. Ayo kita ambil?"
Kedua bocah kembar itu saling tatap menatap dengan wajah sumeringahnya.
Mereka kembali mendapatkan makanan dari pria yang sama dan tidak menunjukkan kejahatannya.
"Oh, ya Om, minggu depan kami akan berulang tahun. Kalau Om ada waktu, bisakah Om datang menemui kami di sini? Om gak usah bawain apa-apa, Om cukup datang dan ucapin selamat ulang tahun saja pada kami, kami sudah senang."
Si kembar berencana ingin mengenalkan pria itu pada ibunya.
Dia berharap ibunya tidak salah paham terus mengenai pria yang sudah berbaik hati selalu memberikan jajanan buat mereka.
Begitupun juga dengan pria itu, dengan dia datang ke rumah mereka, tentunya ia bisa bertemu secara langsung dengan orang tua si kembar. Dia ingin tahu seperti apa latar belakang mereka.
"Oh ya? Jadi kalian akan segera berulang tahun? Kira-kira tanggal berapa kalian ulang tahunnya?"
Dengan cepat si kembar langsung menjawab. "Tanggal lima belas Om. Kami ingin om datang ya?"
Pria itu mengangguk dengan mengulas senyum. Tak ada salahnya jika ia datang untuk memberikan sedikit kebahagiaan buat mereka. "Oke, Om janji akan sempatin waktu buat datang ke acara ulang tahun kalian. Memangnya kalian minta hadiah apa dari om?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ririn Nursisminingsih
daddy yg bego udah 5 thun kok belun nemuin bukti mlah berbuat seenaknya sama agatha
2024-10-04
1
C2nunik987
kalian udh ketemu Daddy kalian yg somplak ga ada gt kontak bathin ma anak sendiri Louis 🤣🤣🤣
2024-08-24
1
Ani Ani
jumpa IBU kamu mesti kenal nanti
2024-07-28
0