Agatha menerobos air hujan untuk sampai ke kontrakannya. Dia ngotot tak ingin diantar sampai rumahnya, karena tidak ingin Louis mengganggu kehidupannya bersama sang anak.
Sebelum mengizinkan Agatha keluar dari dalam mobil, Louis sempat beradu debat dengannya, karena mendengar suara anak kecil yang memanggilnya mommy. Agatha tetap mengelak dan tidak membenarkan bahwa suara anak kecil itu adalah anaknya yang ditinggalkan di rumah.
"Akhirnya mommy pulang juga."
Si kembar merasa lega setelah mendapati ibunya kembali.
Mereka berdua tidak bisa tenang sebelum Ibunya kembali. Suasana begitu sepi di saat hujan deras mengguyur daerahnya. Mereka takut, karena hanya berdua saja tanpa adanya orang dewasa yang menemaninya.
"Kenapa nggak pulang dari tadi mom? Hujannya sama deras, kami khawatir kalau mommy tidak bisa pulang. Kenapa mommy basah-basahan seperti ini, nanti kalau sakit bagaimana? Kenapa mommy nggak pakai payung, harusnya mommy beli payung di luar biar nggak kehujanan."
Agatha sangat bersyukur karena mendapatkan perhatian dari si kembar.
Dia tak butuh lagi perhatian dari suami perhatian dari anak-anaknya saja sudah cukup membuatnya bahagia.
"Terima kasih sayang, karena kalian sangat peduli sama mommy. Mommy tadi langsung pulang nggak sempat untuk membeli payung, tapi nggak apa-apa, kan sekarang mommy udah nyampe di rumah."
Agatha mengajak kedua anaknya masuk ke dalam rumah dan dia segera bergegas menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya yang sudah basah, setelah itu dia menuju kamar mandi dan membersihkan diri setelah seharian bekerja.
Si kembar mengikuti ibunya sampai ke kamar mereka masih mengkhawatirkan ibunya takut terkena flu setelah berlama-lama di luar kehujanan.
"Mommy Serius nggak apa-apa habis hujan-hujanan? Apa kita beliin tolak angin aja ya biar nggak masuk angin celetuk Kenzie dengan menghenyakkan panggulnya di sofa.
Walaupun usianya masih belum genap 5 tahun tapi si kembar benar-benar sangat pintar dan luar biasa. Dia berpikir dewasa dan selalu memperhatikan kesehatan ibunya.
Begitupun juga dengan Kenzo, dia langsung menuju lemari dan mengambilkan baju hangat untuk ibunya. Dia tahu apa yang harus dia lakukan untuk membuat ibunya tidak kedinginan.
"Mami perlu Antangin kayaknya ya? Biar aku beliin aku sebelah ya?"
"Nggak perlu sayang. Nggak papa kok," jawab Agatha sewaktu keluar dari dalam kamar mandi.
Kenzo langsung memberikan baju hangat itu kepada momnya untuk segera digunakan.
Agatha menurut dan langsung memakai baju hangat itu lalu duduk bersama kedua anaknya.
"Apakah tadi kalian sudah makan?" tanya Agatha dengan menoleh kepada kedua anaknya.
Sudah terbiasa dia selalu menanyakan keseharian anak-anaknya karena ia tidak bisa memantaunya secara langsung.
Sebenarnya sedih setiap hari meninggalkan mereka berdua sendirian di rumah. Memang dia menitipkan pada tetangga tapi tidak mungkin juga tetangga mau mengawasinya.
"Kami tadi sudah makan di rumahnya Lusi. Di sana dikasih makan enak, dikasih kue juga," jawab mereka berdua dengan serempak.
Di acara ulang tahun Lusi mereka mendapatkan kebahagiaan yang tiada tara, walaupun sempat ada insiden yang membuat mereka menangis.
Diana, Ibu Lusi memberikan banyak hadiah pada si kembar dia merasa kasihan pada si kembar karena selalu dicap buruk oleh orang-orang di sekitarnya padahal si kembar tidak punya salah dan tidak pantas untuk dihujat buruk oleh siapapun.
"Oh ya? Tapi kalian baik-baik saja kan di rumahnya Lusi? Kalian nggak nakal dan bikin keributan dan di sana kan?"
Dengan cepat si kembar menggeleng. "Tidak mom, kami tidak membuat keributan, tapi ibunya teman-teman itu sangat jahat, mereka menyalahkan Mommy dan juga bilang katanya kami katanya kami ini anak haram."
Dengan polosnya si kembar menjelaskan pada ibunya tentang apa yang dilakukan ibu-ibu dari temannya itu ketika berada di ulang tahun Lusi.
Mendengar cerita dari si kembar, membuat Agatha terkejut dan marah. Begitu jahatnya tetangga-tetangganya hingga mengatai anaknya sebagai anak haram.
"Siapa yang sudah mengatakan kalian itu anak haram? Mommy harus temui mereka. Mereka tidak berhak untuk mengatai kalian sebagai anak haram. Memangnya mereka tahu apa tentang diri kalian?"
Agatha langsung tersulit emosi, dia benar-benar marah kepada orang yang sudah ikut campur urusan pribadinya. Bahkan selama ia tinggal di kontrakan itu ia tidak pernah menggunjing buruk orang lain.
Iya rela dicaci atau dikucilkan, tapi tidak untuk anak-anaknya. Dia tidak akan pernah bisa menerima jika anaknya diperlakukan buruk oleh orang lain.
"Mommy sudahlah, nggak usah marah-marah. Biarkan saja mereka mau bilang apa saja, nggak usah didengerin. Tadi Tante Diana juga udah menegurnya, Tante Diana belain kami mom, dan setelah Tante-tante itu pulang, kami dikasih banyak hadiah oleh Tante Diana."
Si kembar melarang ibunya untuk membalas kekejaman tetangganya. Selama mereka tidak bermain fisik, tidak harus membalas kejahatan, apapun alasannya.
Buru-buru Kenzie menunjukkan oleh-oleh yang diberikan Diana padanya, tujuannya hanya ingin mengalihkan pembicaraan agar ibunya tidak emosi.
"Hadiah apa yang Tante Diana berikan pada kalian?" tanya Agatha.
Kenzie membuka kotak yang berisi mobil-mobilan.
Sebuah mobil remote diberikan pada si kembar agar anak itu tidak sedih setelah diperlakukan dengan buruk oleh warga +62.
"Ini mobil-mobilan mom. Bisa jalan sendiri nggak harus dipegang. Semoga saja nanti kalau mommy sudah punya banyak uang, kita bisa beli satu lagi."
Agatha mengulas senyumnya dengan mengusap kepala si kembar.
Hatinya terenyuh karena belum bisa memberikan mainan yang layak buat si kembar.
"Mobil-mobilan ini menggunakan baterai sayang, ini remote-nya. Kalau baterainya mati, mobilnya nggak bisa jalan, jadi harus diganti sama baterai yang baru. Doain mommy ya, semoga mommy punya banyak rezeki dan bisa beliin kalian mobil-mobilan seperti ini. Tapi kalian tadi udah bilang terimakasih kan, sama Tante Diana?" tanya Agatha dengan mengusap air matanya yang tak berhenti meleleh.
Dengan cepat si kembar mengangguk. "Sudah dong. Kami tadi udah bilang terimakasih. Kami nggak cuma dapet mobil-mobilan aja mom, tapi dapet kue juga."
Kenzo dan juga Kenzie menunjukkan kue pemberian Diana yang ditaruhnya di dalam paperbag.
Sangat baik Diana memperlakukan si kembar. Bahkan kado ulang tahun buat Lusi tak sesuai dengan harga mobil-mobilan yang diberikan pada si kembar.
"Wah, baik banget Tante Diana. Kalian juga harus bersikap baik pada Lusi. Kalian harus bisa jagain Lusi di sekolah. Jangan nakal sama Lusi ya, Mamanya Lusi sudah sangat baik pada kalian."
Agatha bersyukur, setidaknya ada yang masih mempedulikannya anak-anaknya. Walaupun begitu, ia merasa tidak enak hati, karena takut tidak bisa membalas kebaikan Diana.
"Enak ya, jadi Lusi. Punya rumah yang bagus, orang tua yang sayang, bahkan acara ulang tahunnya sangat mewah. Andai saja kita punya Daddy ~~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
C2nunik987
kalian punya Daddy sayang cm saat ini Daddy kalian msh sakit jiwa🤣🤣
2024-08-24
2
Ani Ani
anak yangpintar
2024-07-28
1
💞 NYAK ZEE 💞
lah masih bisa mengelak rupanya dan pinternya Louis percaya begitu saja
2024-06-27
0