"Perempuan tadi siapa ya? Apa dia itu calon istrinya? Tapi kan hubungannya sama aku belum berakhir. Bahkan dia tidak mau memberikan surat cerainya, dan dia juga tidak mau menandatangani surat cerai itu denganku, lantas aku ini dianggap apa? Kok tega-teganya dia ngegantungin hidupku seperti ini. Kenapa dia sejahat itu sama aku, aku pikir dia masih peduli sama aku, tapi nyatanya~~
Sembari menunggu angkutan umum di halte, Agatha menggerutu sendiri dengan menangis. Dia begitu sedih setelah melihat suaminya bergandengan tangan dengan wanita lain. Dia tidak tau pemikiran suaminya. Dianggap sebagai suami tapi tak pernah ada ataupun memberinya nafkah lahir batin, dianggap mantan tapi statusnya masih sah sebagai istrinya.
Agatha benar-benar bingung, harus berbuat apa untuk bisa melawan Louis yang memiliki kekuasaan, sedangkan dia hanyalah rontokan gorengan yang tidak mungkin sanggup untuk bisa menang melawan pria itu.
"Tidak, Aku pokoknya nggak boleh lemah seperti ini. Aku harus bisa tegas, aku harus kuat demi anak-anak. Di sini aku sudah berjuang sendirian, aku nggak boleh terlihat lemah seperti ini. Jika dia melihatku seperti ini, aku yakin sekali, dia akan memanfaatkan kelemahanku."
Sudah lima tahun Agatha mencari nafkah sendiri untuk bertahan hidup bersama kedua anaknya. Ia tak mau terlihat lemah kembali setelah bertemu kembali dengan suaminya.
Baginya suaminya sudah mati. Bahkan tak sekalipun Louis memberi nafkah kepadanya.
"Aku harus meminta surat perceraian itu segera ditandatangani. Dia ingin seenggaknya sendiri, sudah menggantungku seperti ini dan ingin bersenang-senang dengan wanita lain. Pria tidak tahu diri itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, kalau tidak, aku terpaksa akan melaporkannya."
Agatha menghela nafasnya yang terasa sesak di dada. Untuk bisa melupakan masa lalu dan move on dari kehidupan suaminya rasanya sulit, tapi ia harus bisa melakukannya, demi kebahagiaannya sendiri.
"Ayolah Agatha, kamu jangan mempersulit dirimu sendiri. Buat apa kamu menangisi pria yang tidak pernah memperdulikanmu. Dengan kamu bersedih, maka dia akan merasa menang karena sudah berhasil membuatmu menderita."
Agatha menyemangati dirinya sendiri untuk bisa bangkit dari keterpurukan.
Kini sudah ada si kembar yang akan dijadikan kekuatannya dan ia tidak membutuhkan orang lain untuk bersandar.
Louis sudah memilih jalan hidupnya, dan ia juga harus bisa melepaskannya.
Tin ... Tin ...
Suara klakson mobil telah membuatnya tersadar dari lamunannya. Dia menoleh dan mendapati mobil Pajero berhenti di depan halte.
"Ayo masuk."
Seorang pria muda dengan memakai kaca mata hitam membuka kaca mobil dan memintanya untuk masuk ke dalam mobil itu.
Awalnya Agatha tidak tahu siapa pemilik mobil itu, setelah kaca mobilnya terbuka, ia baru sadar ternyata pemilik mobil itu tak lain adalah suaminya.
Agatha tersentak terkejut melihat kedatangan Louis yang tiba-tiba saja sudah ada di depan matanya Dia segera menyeka air matanya yang tak berhenti menetes.
"Kamu duluan aja, aku bisa nunggu angkutan umum," jawab Agata menolak untuk diajak pulang bersamanya.
Di saat ia kalut dengan masalahnya, kini kehadiran suaminya mengganggu ketenangannya.
Bahkan Louis tak menunjukkan rasa bersalahnya setelah bersama wanita lain.
"Apa kau tidak lihat ini mulai turun hujan. Apa kau ingin tetap menunggu angkutan umum lewat? Belum tentu ada angkutan umum lewat sini di jam-jam segini. Ayo ku antar pulang."
Agatha melihat mendung yang tebal dengan rintik hujan yang mulai turun. Sebenarnya dia takut tetap berada di tempat itu karena tempatnya lumayan sepi, tapi ia juga tidak ingin diantarkan oleh Louis.
Ia masih sakit hati oleh kedatangan wanita lain yang mengganggu suaminya, tapi di situ ia tidak bisa menegur, karena posisinya di kantor bukanlah nyonya Louis, tapi hanya sebatas karyawan biasa.
"Kenapa masih berdiri di situ? Ayolah cepat masuk. Apa kau menunggu hujan turun dan diganggu oleh kawanan penjahat di sini. Ini jalanan cukup rawan, kalau kau tetap keras kepala seperti itu, aku biarkan kau celaka!"
Louis cukup jengkel dengan sikap keras kepala yang dimiliki oleh Agatha. Dari dulu wanita itu tidak pernah berubah.
Walaupun sudah dibujuk rayu oleh suaminya, tak membuat hati Agatha luluh. Lebih baik ia celaka daripada harus bersama orang yang tidak pernah peka dengan perasaannya.
"Aku sudah bilang, kalau aku bisa pergi sendiri. Kau tidak perlu peduli padaku," bantah Agatha.
Louis berusaha untuk tetap sabar menghadapi Agatha yang keras kepala.
Ia juga tidak tega meninggalkannya walaupun Agatha selalu menolak saat diajak pulang bersamanya.
"Aku peduli padamu karena kau adalah karyawanku. Aku tidak ingin karyawanku mendapatkan masalah, dan aku sendiri yang akan kerepotan. Lebih baik ikuti saja perintahku, masuklah ke dalam mobil atau jika perlu aku akan menggendongmu!"
Agatha langsung Dejavu teringat enam tahun yang lalu di mana Louis selalu memperhatikannya, di saat ia ngambek Louis langsung menggendongnya dan mengajaknya bercinta.
Tapi saat sadar, ia kembali kecewa, semua itu hanya terjadi di masa lalu, dan tidak lagi terjadi di masa mendatang.
"Menggendongku? Agatha tersenyum getir. "Kau pikir aku anak kecil yang bisa kau bujuk untuk mengikuti keinginanmu? Tidak Pak Louis, itu hanya terjadi di masa laluku, dan sekarang Agatha sudah mati."
Agatha kembali menitikkan air matanya. Hatinya benar-benar hancur mengingat kejadian di mana ia diusir dari rumah suaminya. Tak ada rasa peduli ataupun simpati dari suaminya. Begitu hinanya dia dituduh melakukan perselingkuhan.
Dengan menghapus air matanya, ia kembali berucap. "Sudahlah, lupakan saja aku. Tidak usah mengingatkanku pada kejadian di masa lalu, karena aku sudah mengubur kenangan-kenangan kita. Bukankah kau akan pergi bersama kekasihmu, kenapa kau malah menemuiku di sini. Temani saja kekasihmu, Dia adalah masa depanmu yang bisa membuatmu bahagia. Aku mah apa, aku hanya masa lalu yang kau buang seperti sampah, tidak mungkin juga kau akan memungut sampah itu kembali."
Agatha tersenyum getir, dengan tangannya tak berhenti mengusap air matanya yang selalu meleleh hingga membuat mukanya sembab.
Bersama dengan Louis tak membuatnya bisa tenang, yang ada ia tidak bisa mengontrol emosinya.
"Aku harap kau bisa menuruti satu permintaanku saja, permintaan yang tidak begitu sulit. Aku hanya meminta tolong cepat tanda tangani surat perceraiannya. Kita tandatangani bersama sama, dengan begitu kita akan sama-sama bebas. Kau bisa menikahi wanita manapun setelah resmi berpisah denganku. Begitupun juga denganku, aku juga bisa bebas memilih ~~
Semakin kesal saja mendengar celotehan Agatha. Ia pun memutuskan untuk segera mengajaknya pulang.
"Sudahlah, jangan banyak bicara, lebih baik ayo kuantar pulang!"
Pria itu langsung menarik tangan Agatha dan menggandengnya masuk ke dalam mobil tanpa menghiraukan ocehannya.
Dia langsung melajukan mobilnya dengan cepat menuju kediaman Agatha yang kini belum tahu di mana keberadaannya.
"Kenapa sih, kamu selalu menghindar jika aku meminta surat perceraian itu. Apa yang membuatmu enggan untuk menandatanganinya? Kita sudah lama berpisah, tapi ~~
Louis mendadak mengerem hingga membuat dahi Agatha hampir kejedot.
"Kubilang diam, atau aku~~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ani Ani
kenapa pulak marah
2024-07-27
0
Rohmi Yatun
double up dong Thor please,. 😘🙏
2024-06-26
0
Yurniati
terus update nya thorr
2024-06-25
0