Hari itu Agatha terlalu sibuk mendapatkan tugas yang tidak sedikit dari Louis. Ia berpikir Louis sengaja untuk membuatnya tidak beristirahat.
Louis menjelaskan padanya, jika ia tidak bisa menyelesaikan tugasnya dengan cepat, maka harus mengambil lemburan, tentunya ia tidak ingin lembur, bagaimana dengan nasib si kembar yang ditinggalkannya di rumah.
"Pak, kalau hari ini belum selesai, bolehkah saya melanjutkannya besok? Saya tidak ingin lembur, saya harus pulang," tegas Agatha.
Louis menoleh dengan satu alisnya terangkat. "Kenapa? Apa yang membuatmu tidak ingin lembur? Aku akan memberikan uang lembur padamu. Bukannya kau menginginkan uang?"
Semua orang pastinya menginginkan untuk, begitu arogannya Louis yang selalu saja merendahkannya gara-gara ia lemah finansial.
Apapun alasan Louis, ia tak ingin menurutinya, kalaupun pria itu memecatnya, ia juga tidak peduli, ia akan kembali mencari pekerjaan lain sembari membuat kue pesanan seperti biasanya.
"Saya menang orang miskin dan butuh banyak uang, tapi saya tetap tidak ingin lembur. Kalau Bapak mengizinkan saya buat menyelesaikan besok, saya akan selesaikan, tapi jika tidak, itu terserah Bapak, yang jelas saya akan tetap pulang."
Agatha gelisah, seharian itu ia tidak bisa berpikir tenang. Pikirannya selalu melayang ke rumah, di mana ia telah meninggalkan kedua anaknya.
Agatha memang menitipkan si kembar pada tetangga sekitarnya, tapi tetap saja ia tidak tenang meninggalkan mereka berdua. Kalau bukan karena butuh uang untuk biaya hidup, ia juga tidak akan meninggalkannya.
"Kau selalu saja tidak tenang saat bekerja, memangnya apa yang membuatmu tidak nyaman bekerja di sini? Hampir setiap hari kau banyak melamun, sepertinya kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku. Apa benar seperti itu nyonya Agatha?"
Louis selalu menaruh kecurigaan pada Agatha. Bahkan Agatha juga sering meminta izin untuk pulang lebih awal, alasannya ia harus menemui ibu panti, tapi alasan itu lama-lama membuatnya curiga.
Apapun alasannya, ia tidak akan membiarkan Agatha bisa hidup bebas menikmati udara segar di luar.
"Menyembunyikan sesuatu apa? Saya nggak pernah sembunyikan apapun dari anda. Saya sudah bilang kan, saya harus mengunjungi ibu panti yang lagi sakit, jadi saya tidak bisa lembur. Jarak rumah saya menuju panti juga nggak dekat Pak. Saya mohon pengertian anda. Saya nggak punya keluarga selain keluarga panti. Jika saya tidak mempedulikan mereka, lalu siapa yang akan mempedulikan hidup saya?"
Louis menghela nafas yang tertahan. Sebenarnya ada rasa iba pada Agatha, karena ia tahu Agatha selama ini tidak pernah memiliki keluarga yang sebenarnya, dari kecil ia dibesarkan di panti asuhan.
Bukan sehari dua hari saja ia mengenali wanita itu, jadi cukup paham bagaimana penderitaan yang dialaminya.
"Oke, baiklah. Sekarang berkemaslah, temui saja orang tua angkatmu."
Louis berdiri dari tempat duduknya, dan hendak mengeluarkan sesuatu dari tas kerjanya, namun tiba-tiba, seorang wanita memasuki ruangannya dan berjalan berlenggok mendekatinya.
"Halo sayang? Apakah aku menggangumu?"
Wanita dewasa itu mendekat pada Louis dan menggelayuti lengannya.
Seketika bola mata Agatha terbelalak lebar melihat mantan suaminya dipegang erat tangannya oleh wanita lain. Sungguh hatinya tersayat sakit. Di saat ia meminta surat perceraiannya, Louis tidak memberikannya, tapi kini ia sudah bermain-main dengan wanita lain.
"Soraya, ngapain kau datang ke sini? Sebentar lagi aku ada acara di luar," tegas Louis.
Agatha buru-buru meraih tasnya di atas meja dan langsung berpamitan pada Louis.
Agatha tidak ingin mendengar obrolan mereka, atau sampai melihat mereka bermesraan.
"Maaf Pak, saya mau pamit. Permisi."
Buru-buru Agatha bergegas keluar dari ruangan CEO, dengan perasaannya yang semakin gelisah.
Setelah kepergian Agatha, tinggalah Louis berdua saja dengan Soraya.
Soraya agak kesal, di situ Louis ternyata berada satu ruangan dengan pegawai wanitanya.
"Siapa wanita tadi?" tanya Soraya dengan nada juteknya.
Soraya adalah wanita yang digadang-gadang keluarga Louis untuk dijadikan pasangan Louis.
Sebenarnya Louis tidak begitu menanggapinya, hanya saja di depan keluarganya, ia pura-pura baik terhadap Soraya.
"Bukannya kau tau ini kantor? Kalau ada wanita ataupun pria di kantorku, berarti dia itu karyawanku," bantah Louis. "Lagian ngapain kamu datang ke kantorku, aku sudah tekankan agar jangan pernah menggangguku ketika aku sedang sibuk. Apakah kau tak mendengarnya?"
Louis sangat risih dengan kedatangan Soraya.
Bukan hanya sekali dua kali saja ia memperingatkan Soraya untuk tidak mengganggunya, tapi tetap saja wanita itu cuek dan tidak pernah menggubrisnya.
Kalau bukan karena masih menghormati orang tuanya, ia tak sudi berpura pura baik terhadap wanita itu.
"Louis sayang, aku datang ke sini bukan karena keinginanku sendiri, tapi ibumu yang memintaku untuk menjemputmu. Ibumu bilang, malam ini kita harus ikut acara makan malam bersama, jadi alangkah baiknya kalau kita berangkat ke sana bersama-sama."
Dengan tatapan elangnya, Louis langsung menolaknya. "Sorry Soraya, aku tidak bisa ikut ke acara makan bareng keluarga. Sudah kubilang barusan, hari ini aku lagi ada acara di luar bersama rekan kerjaku. Bilang saja pada keluargaku kalau malam ini aku nggak bisa datang ke sana, dan nggak usah ditunggu."
Louis kepikiran saat Agatha meninggalkan ruangannya, wanita itu pasti kecewa berat melihatnya bersama wanita lain.
Namun Louis memiliki cara yang jitu untuk sedikit memberikan pengajaran pada Agatha yang sudah tega menyelingkuhikunya.
"Kenapa begitu Louis? Kenapa kamu tidak bisa menghargai orang tuamu? Sebenarnya apa sih maumu? Ingat Louis, kita itu udah dijodohkan, dan kamu harus terima itu. Kau harus belajar untuk mencintaiku, dan lupakan masa lalumu!"
Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Soraya, rasanya sangat memuakkan.
Agatha selalu menganggapnya sebagai pasangan, padahal diantara mereka bahkan belum pernah bertukar cincin, atau bahkan merencanakan pernikahan.
"Soraya, aku tegaskan padamu, kau tidak punya hak untuk mengatur-atur hidupku. Aku mau melupakan masa laluku atau tidak, itu bukanlah urusanmu. Lebih baik pikirkan saja dirimu, jangan terlalu berharap aku akan menikahimu, karena itu tidak mungkin."
Louis meraih jas kerjanya yang tersampir di kursi kerjanya.
Berlama-lama bersama wanita itu hanya akan membuatnya semakin emosi. Lebih baik menghindari daripada menciptakan kekacauan.
"Kau jangan sesumbar Louis! Aku tidak akan pernah melepaskanmu. Aku akan melakukan apapun untuk bisa membuatmu jatuh kepelukanku! Lihat saja, aku yakin suatu saat nanti kau bakalan tunduk padaku."
Soraya sakit hati atas perlakuan Louis yang tidak bisa menghargainya.
Tak ingin lepas dari keluarga Fernando, Soraya berjanji akan melakukan apapun untuk bisa mendapatkan Louis dan juga kekuasannya.
"Terserah kau saja. Aku tidak peduli dengan ancamanmu. Bagiku, kau tidak ada harganya dibandingkan masalaluku. Sebelum emosiku tak terkendali, lebih baik kau pergi dari sini, atau aku ~~"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ani Ani
hiding tak macong pipi tersorong2 sorong
2024-07-27
0
💞 NYAK ZEE 💞
jadi gemes sama Louis, situ kan orang kaya mbok di selidiki, ....
kasihan anak u noh dirumah cuma berdua masih kecil semua mana dihina tetangga, bakal nyesel nanti kalau u tau anak u menderita malah mommy nya u suruh lembur....
2024-06-24
0
Yurniati
tetap semangat terus
2024-06-24
0