Sepulang dari sekolah, si kembar langsung mendatangi kediaman Lusi yang tidak jauh dari rumahnya.
Di sana sudah banyak teman-teman sekolahnya ditemani oleh orang tuanya datang untuk mengucapkan selamat ulang tahun pada Lusi yang ke-5 tahun.
Si kembar berharap di saat ulang tahunnya akan banyak teman-temannya yang datang dan mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya.
"Wah, enak banget jadi Lusi, teman-temannya datang semua membawakan kado. Kapan kita bisa dirayakan seperti ini? Kita nggak pernah dirayakan seperti ini sebelumnya."
Kedua bocah kembar itu memasuki rumah Lusi dan mendapati Lusi yang didandani begitu cantik dengan memakai gaun Cinderella.
"Wah, pacarku datang," ucap Lusi sangat antusias menyambut kehadiran si kembar.
"Ayo sayangku, mari silakan masuk. Rumah ini akan selalu terbuka buat kalian."
Jari tangan mungil Lusi menggandeng kedua si kembar masuk ke dalam rumahnya. Bahkan Lusi juga mengenalkan pada teman-temannya bahwa si kembar adalah kekasihnya yang sangat baik.
"Teman-teman semua, perlu kalian ketahui saja ya, di sini Kenzo dan juga Kenzie adalah pacarku, dan kalian tidak boleh menyukai mereka berdua. Mereka hanyalah milikku," tegas Lusi memperingatkan teman-temannya agar tidak dekat-dekat dengan si kembar.
Ucapan Lusi sontak membuat seisi rumah bahkan ibu-ibu yang tengah mengantarkan anaknya melepas tawa.
"Selamat ulang tahun Lusi. Ini, kami ada sedikit hadiah buat kamu, semoga kamu suka ya, dengan hadiah dari kami."
Agatha membelikan boneka kucing dan juga Mickey mouse sebagai hadiah si kembar untuk diberikan pada Lusi.
Agatha tidak ingin anak-anaknya menjadi bahan ejekan teman-temannya jika ia tidak bisa memberikan hadiah yang pantas untuk Lusi.
"Wah, terima kasih banyak sayang, aku terima hadiahnya ya? Tentu saja aku sangat senang dengan hadiah yang kalian berikan. Kan kalian ini pacarku, jadi aku yakin sekali pacarku ini memberikan hadiah yang istimewa untukku."
Diana, Ibu Lusi hanya geleng-geleng kepala dengan melepas tawa. Andai saja Agatha mengetahui kedua putranya dijadikan candaan oleh anak-anak kecil itu, ia yakin pastinya akan ikut senang.
"Kalian ini masih kecil, nggak boleh pacar-pacaran. Anak kecil itu tugasnya belajar yang benar, nanti kalau sudah dewasa boleh pacaran, tapi untuk sekarang jangan dulu ya, bersahabatlah yang baik dan rukun."
Diana memberikan teguran pada putrinya agar tidak terkesan buruk di mata ibu-ibu yang lain.
Sudah terbiasa warga +62 biasanya suka menggibah bahkan anak kecil saja dijadikan bahan omongan.
"Tapi nanti kalau sudah besar maukah Kenzo sama Kenzie menerima cintaku? tanya Lusi dengan polosnya.
Lusi berharap di antara mereka berdua mau dijadikan pacarnya, kelak kalau mereka tumbuh besar. Untuk sekarang dia akan menjadikan mereka sahabatnya, tapi kalau nanti sudah besar dia berharap si kembar mau menjadi pasangannya.
Diana sendiri juga kesulitan untuk memberikan jawaban yang tepat dan tidak menyakiti putrinya. Dia menganggap celotehan anak kecilnya itu hanyalah bahan candaan dan tidak benar-benar menganggap si kembar sebagai pacarnya karena seumuran mereka belum mengerti apa makna dari pacaran.
"Emm, Mommy kurang mengerti, masa iya kedua-duanya mau kamu jadikan pacarmu? Lebih baik kalian sahabatan saja, nggak usah main pacar-pacaran, nggak baik. Ayo sini Kenzo, Kenzie, duduk di sini."
Diana mengajak si kembar untuk duduk di tempat yang sudah disediakan.
"Mommy kalian kok nggak ikut?" tanya Diana.
Walaupun Diana sudah tahu Agatha tidak mungkin datang karena dia sibuk dengan pekerjaannya, tapi setidaknya dia harus berbasa-basi agar si kembar tidak canggung saat berada di tempatnya.
"Enggak Tante, Mommy sekarang kan lagi bekerja, katanya mommy akan bekerja keras agar kami bisa berulang tahun seperti Lusi," balas Kenzo.
Diana membalasnya dengan senyuman dan mengusap kepala si kembar.
Dia cukup memahami kesulitan yang dialami oleh Agatha dan juga si kembar selama ini. Dia berharap agar tak bisa memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya tentunya bisa memberikan kejutan di saat hari ulang tahun si kembar.
"Kalian anak yang pintar, semoga saja Mommy bekerja dengan lancar dan mendapatkan rezeki yang banyak agar bisa memberikan kejutan ulang tahun di hari kelahiran kalian. Kalian yang sabar ya, walaupun ditinggal mommy bekerja, kalian nggak boleh nakal dan nggak boleh bikin Mommy sedih, doakan saja yang terbaik buat Mommy agar bisa membahagiakan kalian."
Tatapan ibu-ibu itu tertuju pada si kembar. Sejak si kembar dan ibunya tinggal di kontrakan yang tidak jauh dari kediaman mereka, mereka belum pernah mengetahui siapa suami dari Agatha.
"Sebenarnya suaminya nyonya Agatha itu ada di mana sih, kok dari dulu kita nggak pernah mengetahui suaminya, apakah dia masih hidup atau sudah mati atau mungkin memang Nyonya Agatha tidak pernah memiliki suami."
Diana cukup geram menatap ibu-ibu itu yang kurang suka terhadap Agatha padahal Agatha sangatlah baik kepada tetangga, tapi tetap saja tak membuat mereka suka walaupun sudah diperlakukan baik oleh Agatha.
"Kalau soal itu Aku tidak begitu tahu. Mbak Agatha sendiri bilang katanya suaminya pergi dan masih belum kembali, tapi nggak tahu juga. Ya biarkan saja, toh sekarang Mbak Agatha sudah hidup mandiri dengan anak-anaknya. Doakan saja yang terbaik buat Mbak Agatha, semoga dia bisa melewati ujian kecil bersama dengan anak-anaknya.
Diana kasihan dengan si kembar, ibunya menjadi bahan gibahan, dan mereka hanya bisa diam dengan wajah menunduk.
Dia yakin si kembar bisa merasakan apa yang tengah dirasakan oleh ibunya, sudah hidup susah, banting tulang sendirian, masih juga mendapatkan cacian dari warga yang tidak menyukainya.
"Iya, tapi kan setidaknya mereka itu punya identitas yang jelas. Mungkinkah mereka sudah berpisah atau mungkin suaminya sudah mati, itu harus jelas. Selama dia tinggal di sini bahkan tidak pernah satu kali pun suaminya pernah datang ke rumahnya. Terus bagaimana dengan anak-anaknya ini? Apakah mereka juga tidak ingin bertemu dengan Ayah kandungnya?"
Kenzo dan juga kenzi geram saat ibu-ibu itu tak berhenti berceloteh buruk mengenai orang tuanya padahal orang tuanya tidak pernah menceritakan mereka dengan buruk atau bahkan berniat menggibai mereka.
Tak ingin orang tuanya dicap buruk oleh warga, Kenzo pun membantah, tak peduli kalaupun dirinya akan dimarahi oleh ibu-ibu itu.
"Tante, kami tidak perlu ditemani Daddy, kami sudah bahagia bersama mommy. Mommy itu sangat baik dan bijaksana, kami sudah bahagia walaupun tidak ada kehadiran Daddy di kehidupan kami. Jadi Tante nggak usah mikirin kehidupan kami," bantah Kenzo.
Ibu-ibu itu sangat terkejut saat balita berumur 5 tahun berani melawannya.
Mereka sudah punya keberanian untuk membela ibunya dan tidak terima di saat Ibunya dicap buruk, tidak memiliki suami.
"Tapi Kenzo, setidaknya kamu mengetahui siapa Ayahmu. Kalaupun Ayahmu sudah meninggal, kamu harus tahu di mana letak kuburnya, kalaupun Ayahmu sudah pergi dan menikah lagi, setidaknya kamu juga tahu di mana tempat tinggal Ayahmu. Kalau begini kan kesannya buruk banget, kalian bisa dianggap sebagai anak haram yang tidak memiliki Ayah."
Tak punya kesabaran lagi akhirnya Diana angkat bicara.
Dia tidak peduli kalaupun pesta ulang tahun anaknya hancur, yang terpenting ia bisa melindungi si kembar saat dicela buruk oleh orang lain.
"Nyonya! Jangan katakan hal-hal yang buruk terhadap mereka. Memangnya mereka punya salah apa sama Nyonya, sampai Nyonya bicara begitu kasarnya terhadap mereka. Mereka bukan anak haram nyonya, mereka punya Ayah. Nyonya belum tahu rasanya ditinggalkan seorang suami dan hidup sebatang kara membesarkan anak sendirian. Sebelum karma itu datang pada Nyonya, sebaiknya jaga ucapan nyonya!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
C2nunik987
hmmm ibu ibu rempong sibuk bgt ngurusin hdp org 😡😡😡
2024-08-24
2
Ani Ani
ya lahkurang arar
2024-07-27
1
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
2024-06-24
1