"Nyonya Agatha, mari silakan mengisi formulir pendaftaran ini. Anda baca dulu, setelah itu anda bisa menandatangi kontrak kerja di sini."
Seorang wanita dewasa meminta Agatha mengisi formulir pendaftaran. Sebenarnya dia sudah melamar di perusahaan itu dan diterima, tapi kini ia diminta untuk mengisi ulang formulir kesepakatan kontrak kerja dengan perusahaan garmen.
Agatha yang sangat membutuhkan pekerjaan, ia tak berpikir untuk mundur, tanpa membaca sepenuhnya, ia langsung menandatangani kontrak kerja dengan perusahaan PT. Artha Croup.
"Anda serius ingin bekerja sama dengan perusahaan ini nyonya Agatha? Apa anda sudah memikirkannya matang-matang?"
Wanita itu kagum dengan Agatha yang tidak ragu masuk dan menjadi karyawan di perusahaan itu.
Biasanya banyak dari pelamar pekerja yang meragukan untuk menandatangani kontrak kerja dengan perusahaan itu karena melihat sisi lain dari pemimpin perusahaan itu yang memiliki watak keras dan juga sombong.
"Saya membutuhkan pekerjaan, dan saya berjanji akan bekerja dengan baik. Saya akan lakukan apa saja sesuai dengan peraturan perusahaan, dan saya akan menjalani sebagaimana mestinya tugas seorang karyawan di sini," jawab Agatha.
Setelah menandatangani berkas-berkasnya, Agatha menyerahkan berkas-berkasnya pada wanita itu.
Kini dia hanya tinggal menunggu kapan ia diminta untuk bekerja.
"Mulai hari ini Anda bisa bekerja di sini, Nyonya Agatha, tapi untuk mengetahui kedudukan anda, Anda harus menemui kepala pimpinan kami yang ada di ruangan CEO, tepatnya ada di lantai 3. Mari, saya akan mengantar anda ke ruangan pimpinan kami."
Agatha tidak keberatan untuk menemui pimpinan barunya. Dia bahkan siap kalaupun pimpinannya jutek ataupun galak, asalkan tidak sampai melakukan tindakan fisik kepadanya.
Dia langsung beranjak dari tempat duduknya dan mengikuti langkah wanita itu menuju lantai 3 di mana ruangan CEO berada.
"Apakah Nyonya Agatha sebelumnya memiliki pengalaman bekerja di perusahaan lain?" tanya wanita itu berbasa-basi sebelum memasuki lift menuju ruangan CEO.
Agatha mengangguk, dia memang pernah memiliki pengalaman bekerja di sebuah pabrik sepatu dan dia cukup lama berada di sana, namun setelah melahirkan si kembar, dia harus resign dari pabrik karena harus merawat bayinya.
Setelah memiliki anak, Agatha memutuskan untuk bekerja serabutan yang bisa dia kerjakan di rumah. Mencuci pakaian orang ia lakukan untuk mengais pundi-pundi rupiah untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
"Dulu saya pernah bekerja di sebuah pabrik sepatu, tapi sudah lama resign karena melahirkan," jawab Agatha.
Tiba di sebuah ruangan CEO, wanita itu mengetuk pintunya.
Degub jantung Agatha mulai tak beraturan. Insecure dan nervous menjadi satu, karena ini pertama kalinya ia dipertemukan dengan seorang pemilik perusahaan yang kini menjadi bosnya.
"Permisi Pak. Karyawan baru telah tiba, bisakah sekarang menemui Bapak?" tanya wanita bernama Asri.
Cukup lama menunggu jawaban dari dalam ruangan CEO. Asri sudah cukup paham dengan sikap jutek bosnya, sudah bekerja lebih dari satu tahun, cukup ia mengenali bosnya yang super jutek dan galak.
Tidak kunjung mendapatkan jawaban dari dalam membuat Agatha berpikir kalau bosnya tidak benar-benar membutuhkannya. Mungkin ia memang tercipta untuk dipermainkan oleh orang-orang yang memiliki keunggulan dalam hal apapun.
"Kurasa bosnya tidak ada di dalam Bu. Kalau boleh, bagaimana jika besok pagi saya datang kemari untuk menemui bosnya, kita udah cukup lama menunggu, tapi tidak ada respon dari dalam, mungkin beliau memang tidak bisa diganggu."
"Suruh dia masuk."
Tiba-tiba saja Agatha mendengar suara yang sangat familiar baginya.
Suara bariton pria yang pernah didengarnya, namun Agatha segera menyangkalnya, tidak mungkin pemilik suara itu adalah orang yang sengaja ingin dihindarinya.
"Alhamdulillah nyonya, akhirnya bos meminta nyonya untuk masuk. Mari nyonya, silahkan masuk, saya akan kembali ke tempat kerja saya."
Asri hanya mengantarnya sampai di depan pintu, setelahnya, ia tak lagi memiliki urusan dengan bosnya.
"Terimakasih banyak atas bantuannya ya, Bu ...,"
"Panggil saja saya Asri nyonya, biar lebih akrab."
Asri tidak suka dipanggil Bu oleh teman-temannya yang lain. Baginya ia memiliki kedudukan yang sama sebagai karyawan.
Setelah kepergian Asri, kini tinggal Agatha yang hanya seorang diri.
Dia memberanikan diri untuk memasuki ruangan bosnya.
Kriet
Suara pintu terbuka, dan ia masuk perlahan lalu menutupnya kembali.
Ia mendapati seorang laki-laki bertubuh jangkung dengan perawakan yang tinggi menghadap ke jendela yang terbuka.
Degub jantungnya seakan tak bisa dikendalikan, berpacu begitu cepat. Rasa nervous tak bisa ditutupi, kini ia dihadapkan dengan pimpinan perusahaan.
"Permisi Pak," ucap Agatha dengan suaranya serak bergetar.
Pria itu masih tak menjawab, terlihat begitu arogan dan tidak bisa menghargainya, namun Agatha masih tetap bertahan dan bersabar menghadapi pria dingin itu.
"Duduklah."
Tanpa menoleh, pria itu memintanya untuk duduk di kursi yang berhadapan dengan meja kerjanya.
Agatha mengangguk menurutinya, namun tak berhenti dia mengumpat dalam hati karena merasa dicueki.
"Nyonya Agatha Prameswari. Benar itu namamu?"
Bola mata Agatha langsung terbelalak lebar saat pria itu membalikkan badan dengan membuka kaca mata hitamnya.
Bibirnya menganga dengan jemari tangannya diremas kuat mendapati pria yang tidak ingin ditemuinya.
"Kamu!"
Degub jantung Agatha mulai tidak terkontrol. Berasa ingin pingsan saat pria itu berjalan mendekati tempat duduknya.
"Iya, ini aku nyonya Agatha. Bagaimana kabarmu?"
Louis, pria itu menatap dingin dengan kedua tangannya diletakkan diantara bahu Agatha.
Agatha tak mau bertanya muka dengannya, tatapannya begitu datar mengarah pada jendela.
"Apakah kamu sudah bahagia dengan kehidupanmu saat ini? Atau kau jauh lebih menderita setelah berpisah dariku?"
Agatha tidak bisa berkutik. Pria itu semakin membuatnya kehilangan nyali untuk bisa menghindar.
Tubuh mungilnya terkunci oleh lengan kekar milik mantan suaminya.
"Aku baik-baik saja, bahkan aku jauh lebih bahagia setelah berpisah denganmu."
Satu alis Louis terangkat dengan seringaian Devilnya.
Ia tak percaya, Agatha lebih bahagia setelah berpisah darinya. Dilihat dari penampilannya dan juga tubuhnya yang kurus, pastinya wanita itu mengalami penderitaan setelah pergi dari kehidupannya.
"Bohong! Kau bohong Agatha. Aku tidak percaya kalau kau sudah bahagia jauh dariku. Aku sangat yakin hidupmu lebih menderita setelah pergi dari kehidupanku. Lihatlah, tubuhmu tak seindah dulu, kurus tak berisi."
Louis menatap penampilan Agatha yang jauh dari sebelumnya.
Dulu Agatha dimanjakan oleh uang yang bisa bebas mempercantik penampilannya, tapi kini, siapa yang bisa memanjakannya?
"Apa kau memintaku untuk datang ke sini hanya ingin menghinaku Tuan Louis? Kalau tidak ada yang lebih penting, izinkan aku untuk pergi dari sini. Tunjukkan saja pekerjaan apa yang harus aku kerjakan, tidak perlu berbasa-basi seperti ini."
Agatha masih belum bisa melupakan rasa sakit yang disebabkan oleh mantan suami dan juga keluarganya. Begitu banyak hinaan dan cacian yang diterimanya, bahkan ia dituduh selingkuh tanpa mengetahui kebenarannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Narti ali
ceo kok bodoh
2024-12-29
0
C2nunik987
Louis km seorg CEO tapi otakmu kerdil 😡😡😡
2024-08-24
0
Ani Ani
siapa tak sakit hati
2024-07-26
0