Hubungan Dina dan Rendra sebetulnya belum terlalu baik, meskipun sudah saling bercakap beberapa kali, namun tetap saja rasanya berbeda.
Kini Rendra berjalan menuju halaman belakang rumahnya, ada kolam ikan yang airnya langsung mengalir. Beberapa ikan memang sengaja ia pelihara, sedangkan untuk ikan mahal seperti ikan koi ia masukan ke aquarium yang ia pajang di ruang tengah.
Rendra mengambil makan ikan di pinggir kolam, ia menaburkannya dan benar saja ikan-ikan tersebut langsung berebutan memakannya dan membuat hatinya tenang, ukiran senyum di wajahnya kembali.
"Dina juga mau kasih makan," ucap Dina tiba-tiba datang.
Rendra yang tidak menyadari keberadaan Dina langsung menoleh ke arahnya dan melihat gadis itu sedang tersenyum manis padanya sambil menadahkan tangannya meminta makanan ikan.
"Kamu belum pulang?"
Bukannya memberikan bungkus makanan, Rendra malah seperti mengusirnya secara halus. Biasanya lelaki itu tidak pernah begitu, yang ada jika Dina main ke rumahnya bisa-bisa ia pulang setelah magrib.
"Ya sudah deh kalau gitu Dina pulang aja, kayaknya a'Rendra nggak mau di ganggu," ucap Dina sambil tersenyum kecut.
Hatinya merasa perih, mengapa Rendra berubah padanya. Apakah perkataan Dimas tempo hari itu yang membuatnya ingin menjauhinya?
"Enggak, Aa cuma nanya aja. Nih kamu kasih makan anak-anak kita," ucap Rendra sambil tersenyum memberikan makanan ikan tersebut.
Dina mengambilnya dengan mata berbinar, ia tahu Rendra tak mungkin benar-benar mengusirnya meskipun ia tahu kini Rendra sedikit menjaga jarak dengannya.
"Mereka kok udah gede-gede aja, padahal baru juga tiga bulan nggak di tengok," Dina jongkok sambil memberi makan ikan.
"Tiga bulan udah kayak bang toyib nggak pulang-pulang," sahut Rendra yang berdiri di pinggir Dina sambil melipat tangan ke dada.
Dina menatap ke arah Rendra sambil memutar bola mata malas yang di balas Rendra dengan alis yang di naik turunkan.
"Sebenernya Dina takut lihat A'Rendra," ucap Dina yang masih berjongkok memberi makan ikan.
"Ngapain takut, Aa kan nggak gigit" ucap Rendra.
"Takut lihat Aa marah tadi bener-bener seram."
Rendra tak menjawab ucapan Dina, ia memilih mencuci tangan di keran air yang ada di dekat kolam kemudian duduk menepi meneduh.
Dina yang melihat Rendra pergi memilih menyimpan makanan ikan setelah itu mencuci tangannya dan duduk di dekat Rendra yang kini menatap lurus ke depan.
"Aa nggak tahu apa tindakan tadi kelewat batas, selama ini Aa nggak pernah marah sama Andin mungkin sekarang dia juga takut," ucap Rendra merasa bersalah.
"Biasanya orang yang jarang marah sekalinya dia marah lebih menyeramkan dari pada singa yang menguap," ucap Dina.
"Kamu mau nyamain Aa sama singa?" tanya Rendra menatap Dina.
"Enggak, tapi ya takut aja singa nguap aja kita takut padahal dia belum terntu nerkam kita kan?"
"Makanya jangan ke ge-eran, singa nguap itu karena ngantuk, lagian singa juga mikir kalau mau nerkam kamu daging aja nggak ada tulang semua," ucap Rendra yang mendapat pelototan dari Dina.
"Ih A'Rendra kejam banget, lagian Dina juga masih punya daging di badan," ucap Dina tak terima.
"Ciye ngambek nih," goda Rendra.
"Nggak! siapa yang ngambek Dina mau pulang," ucap Dina ketus.
"Lho kok pulang, nggak mau nengok si odoth?"
Odoth adalah hewan peliharaan Rendra yang baru di adopsi saat kuliah dulu. Awalnya ia tidak mau mengadopsinya terlebih hewan itu tidak bisa di adopsi sembarang, tapi karena merasa kasihan dan ia juga merasa senang akhirnya ia mengadopsinya sampai sekarang.
Dan kalian tahu hewan apa odoth itu? Ia adalah hewan yang bisa dekat dengan manusia siapa lagi kalau bukan "Simpanse" tapi odoth sangat lucu ya dia bahkan lebih terlihat lucu di banding Rendra jika di ajak bermain.
Dina terpaksa mengikuti Rendra ke arah kandang simpanse yang sudah di buat sedikit besar. Odoth menyegir saat Rendra berjalan ke arahnya.
"Odoth, Ayah udah bawa bunda kamu nih," ucap Rendra pada hewan tersebut.
"Bunda-bunda, enak aja!" sahut Dina tak terima.
"Mau di keluarin nggak odothnya?" tanya Rendra.
Dina tampak berpikir ia ingin memeluk hewan yang diberi nama Odoth tersebut karena memang sejak Rendra merawatnya Dina yang awalnya takut menjadi suka juga. Hanya ia takut hewan tersebut belum terawat dan di periksa.
"Tenang aja, si odoth udah disuntik kemarin," ucap Rendra seolah tahu apa yang dipikirkan Dina.
Rendra membuka kandang Odoth tersebut dan benar saja hewan itu langsung memeluk Rendra mengantungkan kedua tangannya di leher Rendra.
"Mau gendong nggak?" tanya Rendra.
Dina mengangguk merentangkan tangannya namun bukannya memberikan Odoth yang masih bergelantung padanya, Rendra malah memeluk Dina terlihat seperti keluarga bahagia.
"A'Rendra ih, Dina mau meluk odoth bukan Aa!" ucap Dina melepas pelukan Rendra.
"Lha barusan kan udah meluk odoth," jawab Rendra.
Dina memilih diam sambil mengambil odoth dari pelukan Rendra, untung saja hewan itu sangat penurut membuat kekesalan Dina pada Rendra menghilang.
Bagi Dina memelihara hewan itu menyenangkan, selain menghilangkan rasa jenuh, bisa juga mengobati kekesalan dan kekecewan. Hanya saja sampai saat ini di rumahnya belum bisa merawat hewan, walaupun ada kucing tapi Ibu nya sangat alergi pada bulu kucing sehingga Dina tak jadi memelihara kucing.
"Odoth umurnya sekarang udah tua, Aa juga rencana mau bawa dia ke tempat aslinya," ucap Rendra yang ikut duduk di rumput bersama Dina dan odoth.
"Jadi nanti odoth di kembaliin lagi?" tanya Dina.
"Iya, Aa cuman adopsi dia 10 tahun sesuai perjanjian. Dia juga akhir-akhir ini sering sakit sampai nggak mau makan, Aa bisa bawa dia berobat tapi belum siap kalau sewaktu-waktu nanti kehilangan dia," ucap Rendra sambil mengelus odoth yang terus menyengir.
Dina tahu perasaan Rendra, ia sangat menyayangi periharaannya apapun itu, bahkan ikan cupang yang ia pelihara saat itu mati karena lupa mengganti airnya dua hari saat itu Rendra datang ke rumahnya menangis pada Dimas karena merasa bersalah bahkan mengajak Dimas agar ikut menguburkannya di belakang rumahnya.
Apalagi jika odoth sewaktu-waktu meninggalkannya, bisa-bisa ia akan menangis lebih sedih terlebih odoth adalah hewan yang sangat dekat dengan manusia dan terbukti odoth dengan Rendra bahkan Dina juga.
"Kapan A'Rendra mau bawa odoth kembali?" tanya Dina.
"Bulan depan, setelah jadwal pemeriksaan dia nanti Aa langsung ngembaliin dia, makanya sekarang Aa jaga jarak dari dia biar Mamah atau Andin aja yang kasih makan dan rawat soalnya takut nggak tega di tinggalin sama dia," ucap Rendra tersenyum kecil.
"Odoth pasti bakalan inget sama A'Rendra, dia juga pasti bakal sedih kalau pisah sama Aa tapi Dina yakin dia akan selalu ingat sama orang yang ngerawatnya."
Rendra mengangguk, lagi pula memang Odoth harus kembali ke tempatnya semula lebih baik membiarkannya bersama teman-temannya.
Dina dan Rendra saling melempar senyum, keduanya kini kembali seperti biasa, seolah lupa jika mereka berdua sedang di perintah untuk menjaga jarak.
...°°°...
...Terimakasih yang sudah membaca kelanjutannya...
...Jangan lupa vote dan komentarnya. ...
...^_^...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments