4. Kafe

"Nah ini loh jeung anakku yang tadi aku ceritain... gimana ? Ganteng kan? Sini dek.. kenalan sama temen mama" Titah Riana kepada Anthony yang baru saja datang dan menghampiri mamanya.

"Waaaahh ganteng nya anak sampean jeung.. cocok menjadi pendamping Nita anakku.. yang laki ganteng sedangkan yang perempuan cantik...."puji Elita yang tak sungkan memuji Anthony dan membanggakan Nita anaknya.

"Ayo duduk disebelah Nita dek.. Jangan cuma berdiri aja" titah sang mama kepada Anthony. Mau tak mau Anthony duduk di kursi kosong di sebelah gadis yang berdandan cukup tebal dengan rambut berpotongan Bob, yang memandang dirinya tanpa kelip.

"Perkenalkan namaku Nita Cantika Putri... Kamu bisa memanggilku Nita.. Aku lulusan Yale University. Kamu menyukai udang mayonnaise kan? Tadi Tante Riana memberitahuku.." cerocos Nita sambil menaruh udang di piring Anthony.

Anthony diam tak merespon dan tak menanggapi ocean Nita, apalagi memakan sajian makanan yang sengaja disuguhkan dan di taruh dipiringnya oleh Nita. Jangankan untuk menyapa sekedar tersenyum,memandang wajahnya Nita saja dia tak mau apalagi memakan hidangan di atas meja.

"Kenapa engga dimakan udang nya Nak Anthony? Bukannya itu makanan kesukaan Nak Anthony? Sengaja loh tante memesannya, selain kesukaan Nak Anthony udang mayonnaise juga makanan kesukaannya Nita loh" ujar Elita. "Cocok banget mereka ya jeung Riana jadi pasangan.. Sama sama doyan udang..jadi nanti jika menikah engga sulit untuk memasak makanan untuk berdua" sambungnya lagi.

Anthony dengan wajah dingin berkata dengan nada datar "Maaf saya tidak lapar" lalu menoleh ke arah Riana dan berkata " Ma.. mama memanggil adek kesini cuma buat denger obrolan engga berguna macam ini? Adek sengaja membatalkan meeting penting dengan client demi mama, karna adek pikir mama ingin makan siang berdua sama adek.." sambil berkata begitu Anthony menyingkirkan piring yang telah diisi udang oleh Nita.

"Dih ini anak.. Maaf loh jeung Lita.. Anthony ini anaknya memang begitu kalo dia engga suka pasti langsung di omongin langsung" kata Riana sambil memandang Elita dengan rasa malu di wajahnya. "Engga apa apa toh jeung .. wajar sih karena mungkin baru kenal jadi masih sungkan" Elita menenangkan Riana sambil menepuk nepuk pergelangan tangan Riana.

"Sengaja mama memanggil adek ke sini untuk mama kenalkan ke Nita.. Dia anaknya Tante Elita yang baru saja lulus dari Yale University..Sekarang dia mulai bekerja di perusahaan keluarganya, mama pikir kalian cocok berteman jadi mama memanggil adek kesini" terang Riana kepada anaknya.

Riana tahu dengan pasti jika Anthony tidak akan tega menolak permintaannya, walaupun Anthony dingin dan acuh kepada orang selain keluarga inti mereka sebenarnya Anthony memiliki hati yang lembut dan penuh perhatian kepada kedua orang tuanya juga kepada kedua saudaranya.

Sementara itu di kafe yang sama, Nana dan para sahabatnya dengan cepat menghabiskan pesanan mereka. Nana dengan acuh tak acuh berdiri dan menuju kasir untuk membayar semua pesanan mereka. Ketika hendak berbalik untuk mengambil dompetnya secara tidak sengaja matanya bertemu pandang dengan Anthony.

Sekian detik pandangan mereka saling mengunci, kemudian Nana mengalihkan pandangannya ke arah lain. Anthony juga segera mengalihkan pandangannya ke arah mamanya yang terus saja mengomelinya karena tidak mau memakan hidangan yang tersaji di piringnya.

"Ma... adek mau balik ke kantor ya.. nanti sore adek mampir ke rumah.." ujar Anthony sambil bangkit dari kursi yang didudukinya.

"Duduk dek.. mama belum selesai.. lagian adek juga kan baru datang masa mau langsung pergi lagi..?" Riana berkata kepada Anthony sambil memelototkan matanya.

Anthony pun tak jadi bangkit dan duduk kembali di kursi nya lalu mengangkat tangannya memanggil waitress dan meminta di ambilkan daftar menu.

Memerima daftar menu dari waitress, Anthony memesan makanan favorite nya yang lain, yaitu ayam goreng serundeng lengkap dengan sambal dan lalapannya juga ditambah nasi kencur. Dia juga memesan lemon tea dingin.

"Waaaahh.. mas Anthony seleranya selera rakyat ya.. engga nyangka loh Nita.. Kalo nanti mas Anthony kepengen makan ayam goreng lagi bisa kok Nita bikinkan.. Jangan sungkan ya mas.." ujar Nita sambil mengelipkan matanya.

Anthony hanya menatap dingin dan tak menjawab ataupun merepospon ucapan Nita.

Pesanan Anthony pun tiba..

Di sisi lain Dika yang tak menyadari keberadaan Nana beserta para sahabatnya, asik saling tatap dengan Mulan calon adik iparnya. Duduk saling berhadapan saling memandang dan menggenggam erat tangan menyalurkan rindu.

Sambil menunggu datangnya pesanan mereka, Mulan berkata " Bang Dika beneran jadi nikah sama perempuan udik

itu? engga bisa apa di batalin nikah nya bang? " tanya Mulan sambil merenggut mengucutkan bibirnya.

"Sayang...Abang nikah sama dia kan agar abang mendapatkan warisan dari kakek.. Kakek akan menyerahkan semua kekayannya termasuk perusahaan yang sekarang dipegang oleh om Arga demgan syarat abang harus menikah dengan Elena.. Entah apa yang ada dipikiran kakek hingga membuat syarat seperti itu.. Jika abang tidak menikahi Elena maka abang hanya akan menerima kurang dari satu persen dari total kekayaan yang kakek miliki.. Bahkan tidak mungkin jika abang tidak akan menerima sama sekali warisan kakek.." jawab Dika.

"Tenang saja sayangnya abang... begitu abang menerima warisan dari kakek.. abang akan segera menceraikan Elina dan menikah dengan kesayangan abang ini" sambung Dika sambil mencondongkan badan nya untuk mengelus pipi Mulan.

"Beneran ya bang.. kita menikah begitu abang menceraikan perempuan udik itu.. Perempuan udik yang tak berguna .. hanya menjadi parasit saja di keluarga kami.. masih untung mamaku mau mengurus dia setelah ibunya minggat dengan pria yang tak diketahui asal usulnya... cih dasar turunan darah kotor.. masih untung papa mau mengakui dan mengurus dia sebagai anaknya.. " umpat Mulan.

"Iya .. tenang saja sayang.. setelah selasai makan kita ke tempat biasa ya.. abang kangen.." kata Dika sambil menaik turunkan alisnya.

"Dih abang.." malu malu Mulan menjawab perkataan Dika.

Tanpa sepengetahuan mereka, Sasa yang sengaja menyelinap dan duduk di belakang mereka mendengar semua percakapan mereka. Tempat duduk yang di tempati mereka hanya di batasi oleh sekat bambu menghalangi pandangan orang yang duduk di belakang mereka cukup menguntungkan Sasa.

Mendengar percakapan mereka, Sasa tentu saja tercengang dan emosi ketika tau tujuan Dika menikahi Nana. Apalagi ketika Sasa mendengar kebohongan Mulan.,ingin rasanya Sasa menonjok wajah Mulan.