Keras Hati

Maaf baru muncul awokawok. Aku update dua bab

"Apa maksudmu, Helena?" Tanya Austin yang menatap Helena dengan bingung. Lelaki itu terlalu kalut karena takut, Shireen mengatakan semuanya jadi dia malah bertanya seperti itu pada Helena.

"Tidak ada yang menyuruhmu untuk bertanggung jawab pada anakmu, kami semua tidak akan menuntutmu untuk bertanggung jawab tentang apa yang kau lakukan. Pergilah, biarkan Shireen dan anakmu tenang."

Tubuh Austin dia mematung ketika mendengar ucapan Helena, sekarang lelaki itu mengerti kenapa barusan adiknya mengatakan hal seperti itu.

"Kalian sudah tau?" Tanya Austin yang semakin mengeraskan rahangnya karena berpikir Shiren yang memberitahukan keluarganya.

"Hmm, Shiren tidak memberitahu kami. Mommy dan Daddy sudah melihat sendiri wajah anakmu. Hanya sekali melihat saja, mereka sudah tahu itu darah dagingmu. Jangan menyalahkan lagi Shireen, pergilah. Kami benar-benar tidak akan memintamu bertanggung jawab." Helena berusaha menyadarkan kakaknya, dia tidak ingin Austin bertindak buruk lagi pada adik angkatnya.

Tapi sepertinya dipikiran Austin berbeda, lelaki itu malah semakin merasa emosi pada Shireen. Dia langsung menghempaskan tangan Helena yang sedang memegang tangannya kemudian berniat masuk.

"Austin!" Sepertinya Helena merasakan kesal bukan main pada kakaknya. Padahal dia sudah jelas-jelas memberikan peringatan pada Austin, tapi sekarang Austin sepertinya malah ingin menghampiri Shireen.

Teriakan Helena menyadarkan Shireen Camila dan juga Philips, hingga semua menoleh ke arah luar. Dan ketika mendengar suara Austin, Shiren langsung melepaskan pelukannya dari Philips. Raut Wajah Shireen langsung terlihat ketakutan, hingga Philips dengan cepat pergi keluar untuk menghampiri putranya.

"Jangan membuat ribut di sini Austin, pergilah!"

"Dad, jangan percaya apapun yang diucapkan olehnya!"

"Hmm, tidak akan. Pergilah!" Alih-alih menjelaskan pada Austin, Philips lebih memilih untuk mengiyakan ucapan putranya. Dia tau betul bagaimana sikap Austin, jadi Philps rasa menyuruh Austin pergi adalah pilihan terbaik.

"Pergilah, jangan pikirkan apapun dan jangan merasa terbebani dengan apapun. Daddy percaya padamu." Philips menepuk pundak putranya, lalu dia menoleh ke arah Helena.

"Kau itu sedang sakit, bagaimana mungkin kau keluar dari ruang rawatmu!" Protes Philips, dia langsung pergi untuk mengambil kursi roda yang berada di ruang rawat Helena, hingga kini di sana hanya ada Austin dan Helena saja.

"Pergilah Austin, aku mohon."

Helena kembali berbicara, melihat raut wajah Helena pada akhirnya Austin memutuskan untuk pergi, dia akan berbicara dengan keluarganya nanti dan akan menegaskan bahwa dia tidak akan bertanggung jawab untuk apapun yang berhubungan dengan Shireen.

"Dad, aku takut aku terkena karma atas apa yang Austin lakukan." Helena berbicara ketika Philips datang sambil membawa kursi roda.

"kita berdoa saja tidak akan ada yang terjadi, sekarang Daddy akan mengantarmu ke ruangan setelah itu istirahat.”

***

Shireen mendudukan diri di kursi yang berada di dekat brankar, kemudian wanita itu langsung menggenggam tangan putrinya. Seberapa kuat pun Shiren menahan tangisnya, tangis Shiren kembali luruh ketika menggenggam tangan putrinya.

Rasanya begitu menyakitkan, ketika membayangkan apa yang Ilona alami sampai Ilona harus seperti ini. Seandainya saat itu Austin mau membantunya, pasti Ilona bisa diselamatkan lebih cepat.

Camila mengelus punggung anak angkatnya, dia mengerti betul bagaimana perasaan Shireen, beberapa kali dia menghapus sudut matanya yang berair karena tentu saja tangisan Camila membuat dia juga ingin menangis.

Banyak sekali pertanyaan di benak Camila dan juga Philips tentang apa yang terjadi pada Shireen, tapi tentu saja mereka tidak bertanya, karena Mereka ingin Shireen tenang terlebih dahulu.

"Istirahatlah, biar momi yang menunggu Ilona," ucap Camila. Waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 dini hari, dari tadi Shireen terus memegang tangan Ilona, tentu saja Philips dan Camila pun ada di ruangan itu menemani Shireen. Kedua orang itu sama sekali tidak bisa beristirahat memikirkan apa yang terjadi pada cucu pertama mereka.

"Tidak apa-apa, Nyonya. Aku baik-baik saja." Shireen menjawab dengan suara yang sangat pelan, bahkan nyaris tidak terdengar karena suaranya sudah habis akibat menangis dengan waktu yang lama.

****

Beberapa hari kemudian

Ilona mengerjap, pada akhirnya setelah dinyatakan, selama beberapa hari gadis kecil itu pun membuka mata. Namun, ketika membuka mata Ilona malah menatap lurus ke depan seperti orang linglung.

Beberapa hari lalu, Ilona dinyatakan koma oleh dokter, dan selama beberapa hari ini pula tentu saja Philip dan Camila menemani Shireen di rumah sakit, dan sampai hari ini Philips maupun Camila belum berbicara dengan Austin, dan Shireen juga belum menceritakan tentang kehidupannya. Karena tentu saja, semenjak Ilona dirawat Shireen tidak banyak bicara.

Shiren masuk ke dalam ruang rawat putrinya, wanita itu baru saja pergi dari kantin untuk membeli makanan. Sedari kemarin, Shireen tidak mau makan apapun. Tentu saja karena dia tidak nafsu makan, dan barusan Camila Philips mengajak Shireen untuk makan di bawah tapi Shiren memutuskan untuk membawa makanannya ke ruang rawat Ilona.

"Iona!" Shiren terpekik, wanita itu bahkan menjatuhkan makanan yang dia pegang karena begitu terkejut saat melihat Ilona membuka mata.

"Ilona .... Ilona!” Shiren terus memanggil nama putrinya, tiba-tiba nafas Shiren tercekat ketika Ilona sama sekali tidak merespon ucapannya bahkan hanya menatap kedepan dengan tatapan kosong.

Hingga dengan cepat, Shiren langsung berbalik kemudian keluar dari ruang rawat putrinya untuk memanggil dokter.

****

"Bagaimana keadaan cucuku?" Tanya Philips ketika Ilona baru saja di periksa oleh dokter.

"Sepertinya pasien mengalami traumatik yang besar, psikisnya dan mentalnya sedikit terganggu."

Tubuh Shireen ambruk ke bawah ketika mendengar ucapan dokter. Rupanya ketika dibawa oleh Axel, Ilona juga sempat mengalami penyiks4an dari lelaki itu. Ilona hanya gadis kecil, yang tidak mempunyai tenaga dan tidak berdaya lalu disiksa oleh Axel seorang lelaki dewasa denga penuh tenaga. Belum lagi setelah berhasil Kabur dari Axel, Ilona bersembunyi di tempat yang gelap dan sangat menakutkan, tentu saja hal itu membuat Ilona trauma.

"Tolong sembuhkan cucuku, aku tahu rumah sakit ini mempunyai dokter-dokter terbaik," ucap Philip. Sekarang mereka harus berjuang untuk menyembuhkan mental Ilona. Setelah mengatakan itu pada dokter, Philips langsung beralih pada Shireen yang sedang menangis di lantai kemudian dia membantu Shireen untuk berdiri.

"Sekarang kita bicara di luar, jelaskan pada Daddy apa yang sebenarnya terjadi pada kalian." Philips rasa dia harus mengetahui awal dari semuanya, hingga walaupun keadaan Shiren sedang kacau tapi dia akan memaksa putrinya berbicara.

Terpopuler

Comments

Muji Lestari Tari

Muji Lestari Tari

kuatlah llona kasihan ibumu

2025-01-08

0

tata

tata

sampe sini udh nangis kejer sih. paling ga bisa denger anak kecil disiksa

2024-10-12

2

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

Mungkin Austin perlu disantet...

2024-08-25

1

lihat semua
Episodes
1 Derita Shiren
2 Sepotong Roti Sisa
3 Bekerja
4 Ketahuan
5 Keputusan
6 Pergi
7 Berhasil Kabur
8 Melihat
9 Tolong, Ibuku!
10 Tak Peduli
11 Tidak berubah
12 Rahasia Tersimpan
13 Flashback
14 nasib yang Malang
15 Pertolongan
16 Amarah
17 Jangan lukai dia lagi
18 Keras Hati
19 Membawa Pergi
20 Besok
21 Duka lara
22 Kekecewaan
23 Ide
24 Dia sudah tau
25 Takut
26 Feeling
27 sesal tak berguna
28 Pulang
29 terbongkar
30 Amuk4a
31 Balasan
32 update bsok
33 Hukuman
34 Ketulusan Shiren
35 Hati Yang patah
36 Membawa pergi
37 Surat Terakhir
38 Sadar
39 Menebus kesalahan
40 Harapan
41 Sikap Shiren
42 Sikap Ilona
43 Alasan Ilona
44 Berhenti mengaturku
45 Saingan Berat
46 Suasana Aneh
47 Saingan berat
48 Memaksa
49 Menuntut
50 Bertemu Sahabat
51 Hilang
52 sisa cinta
53 Besok
54 Sesal Tak berguna
55 Mengerjai Austin
56 Pernikahan yang tidak diinginkan
57 Kebohongan Terbongkar
58 Gagal
59 Hukuman
60 Terhalang Gengsi
61 Kritis
62 Pintu maaf
63 Hukuman
64 Ayah vs anak
65 Ilona
66 Mencoba
67 Keputusan Ilona
68 Menegaskan
69 Dion
70 Lepaskan Dia, Ilona
71 Jangan egois
72 Keputusan Ilona
73 Cemburunya Neo
74 Bunga
75 Kesal
76 Penenang
77 Sadar
78 Menjadi J4nda
79 Ingin kabur walau sebentar
80 Manis
81 Suamikuu
82 Say goodbye
83 I LOVE YOU PAPA DARIUS
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Derita Shiren
2
Sepotong Roti Sisa
3
Bekerja
4
Ketahuan
5
Keputusan
6
Pergi
7
Berhasil Kabur
8
Melihat
9
Tolong, Ibuku!
10
Tak Peduli
11
Tidak berubah
12
Rahasia Tersimpan
13
Flashback
14
nasib yang Malang
15
Pertolongan
16
Amarah
17
Jangan lukai dia lagi
18
Keras Hati
19
Membawa Pergi
20
Besok
21
Duka lara
22
Kekecewaan
23
Ide
24
Dia sudah tau
25
Takut
26
Feeling
27
sesal tak berguna
28
Pulang
29
terbongkar
30
Amuk4a
31
Balasan
32
update bsok
33
Hukuman
34
Ketulusan Shiren
35
Hati Yang patah
36
Membawa pergi
37
Surat Terakhir
38
Sadar
39
Menebus kesalahan
40
Harapan
41
Sikap Shiren
42
Sikap Ilona
43
Alasan Ilona
44
Berhenti mengaturku
45
Saingan Berat
46
Suasana Aneh
47
Saingan berat
48
Memaksa
49
Menuntut
50
Bertemu Sahabat
51
Hilang
52
sisa cinta
53
Besok
54
Sesal Tak berguna
55
Mengerjai Austin
56
Pernikahan yang tidak diinginkan
57
Kebohongan Terbongkar
58
Gagal
59
Hukuman
60
Terhalang Gengsi
61
Kritis
62
Pintu maaf
63
Hukuman
64
Ayah vs anak
65
Ilona
66
Mencoba
67
Keputusan Ilona
68
Menegaskan
69
Dion
70
Lepaskan Dia, Ilona
71
Jangan egois
72
Keputusan Ilona
73
Cemburunya Neo
74
Bunga
75
Kesal
76
Penenang
77
Sadar
78
Menjadi J4nda
79
Ingin kabur walau sebentar
80
Manis
81
Suamikuu
82
Say goodbye
83
I LOVE YOU PAPA DARIUS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!