Shireen masuk ke dalam kamar mandi, wanita itu merasa tubuhnya terasa lemas. Jangan ditanyakan betapa kacaunya Shireen saat ini, pasti dia benar-benar kacau. Kemarin-kemarin dia bekerja dengan tenang, tanpa ada beban dan hanya memikirkan bekerja dengan benar agar bisa terus terpakai di perusahaan itu.
Tapi hari ini, Shireen harus merasakan dunianya kembali runtuh kala mengingat bahwa perusahaan tempat ia bekerja adalah perusahaan milik kakak angkatnya, lelaki yang sedari dulu tidak pernah menyukainya, apalagi semenjak kejadian sebelum dia diusir, Shiren dan Austin juga terlibat konflik yang cukup hebat, lebih tepatnya Austin pernah mengancam Shiren karena kejadian tersebut, dan masalah mereka semakin memburuk ketika Shiren ketahuan hamil.
Dan sekarang Shireen yakin, jika Austin tahu dia bekerja di perusahaan ini, sudah dipastikan kakaknya tidak akan membiarkan dia berada di sini, satu-satunya cara untuk dia tetap berada di sini adalah menghindari Austin. Jangan sampai Austin melihat dia, dan jangan sampai Austin menyadari keberadaannya.
"Kau di dalam?" Tiba-tiba terdengar suara orang dari arah luar, membuat Shiren tersadar, wanita itu bergegas untuk bangkit dari duduknya kemudian keluar dari kamar mandi.
"Ia, memangnya ada apa, apa ada pengumuman?” tanya Shireen, kenapa Feeling-nya mengatakan akan ada yang terjadi.
"Kita semua disuruh untuk berkumpul di aula karena pemilik perusahaan akan memberikan sambutan."
Shireen menelan saliva, wajah wanita itu lebih pucat dari sebelumnya, baru saja dia berpikir untuk menghindar agar Austin tidak melihatnya, tapi lihatlah sekarang mereka malah disuruh berkumpul.
"Apa semua harus ikut?" tanya Shireen yang berusaha untuk tetap menormalkan ekspresinya, karena dia tidak mau, wanita di depannya ini mengetahui bahwa dia sedang ketakutan.
"Hmm, Semua harus ikut," jawab wanita tersebut hingga pada akhirnya mau tak mau Shireen pun mengangguk, tiba-tiba Shiren mempunyai sebuah ide,.beruntung dia membawa masker di tasnya dan dia berpikir bisa untuk ngelabui Austin dengan memakai masker yang dia kenakan, jadi Austin tidak akan mengetahui tentang keberadaannya.
Dengan cepat Shiren pun langsung berjalan ke arah ruangannya, kemudian dia memakai masker lalu setelah itu dia kembali ke aula di mana banyak sekali orang yang berkumpul di sana.
Austin naik ke podium, lelaki itu menatap satu persatu para karyawan dan stafnya.
Beberapa karyawan dan staf menatap Austin dengan kagum, tentu saja karena wajah Austin yang tampan dan perawakannya yang gagah, tapi tentu saja ada beberapa yang tidak memperdulikan Austin dan ada yang menunduk karena ketakutan, dan tentu saja yang menunduk itu adalah Shireen.
Sedari tadi Austin naik ke podium, Shireen yang sudah memakai masker sama sekali tidak berani menatap Austin. Padahal dia sangat yakin Austin tidak akan melihatnya, tapi tetap saja dia ketakutan.
Dan pada akhirnya acara penyambutan pun selesai, Austin sudah meninggalkan aula membuat Shireen menghela nafas lega, setelah Austin pergi seluruh nyawa Shiren seperti kembali pada raganya, dan sekarang dia mempunyai ide yaitu dia harus terus bekerja memakai masker.
Waktu menunjukkan pukul 06.00 sore, akhirnya Shireen keluar dari perusahaan. Sebenarnya jam kerja Sudah selesai 1 jam lalu, tapi karena masih takut bertemu dengan Austin, Shireen sengaja tidak keluar dari perusahaan dan menemani teman-teman yang lembur
***
Shireen tersenyum ketika melihat Ilona sedang menunggu sambil memakan roti, seharusnya, tadi Ilona pulang jam 04.00, tapi sepertinya Ilona memilih untuk menunggu ibunya, karena memang Ilona tidak berani sendiri, dia takut pada ayahnya begitupun dengan Shireen yang juga tidak mengizinkan Ilona untuk pulang tanpanya.
"mommy!" Raut wajah Ilona begitu berbinar ketika melihat ibunya, gadis kecil itu langsung bangkit dari duduknya kemudian dia berlari ke arah ibunya.
"Mommy sudah makan? Jika belum aku punya roti, tadi aku beli dua, satu roti lagi untuk Mommy," jawab Ilona.
"ayo kita makan saja di rumah, nanti Mommy akan memasak, sepertinya orang itu tidak akan pulang," ucap Shireen, karena kemarin Axel mengatakan tidak akan pulang selama beberapa hari, dan tentu saja itu suatu kelegaan untuk Ilona dan juga untuk Shireen, mereka bisa melakukan hal bebas karena jika ada Axel di rumah, mereka tidak pernah bebas bahkan untuk makan saja mereka harus sembunyi-sembunyi, karena Axel akan merebut makanan keduanya.
1 bulan kemudian
Shireen tersenyum Dengan mata yang berkaca-kaca ketika melihat ponselnya, dia tersenyum ketika melihat nominal gaji yang baru saja masuk ke dalam rekeningnya. Selama 8 tahun, mungkin ini pertama kalinya Shiren mendapatkan uang sebanyak ini dan sungguh dia tidak sabar untuk segera mengajak Ilona berbelanja, karena kemarin dia berjanji pada Ilona akan membelikan Ilona pakaian dan sepatu karena sepatu Ilona sudah tidak layak pakai.
Lamunan Shireen buyar kala terdengar suara derap langkah, hingga Shireen menoleh sesosok wanita muda yang Shireen tahu adalah HRD perusahaan yang membuat Shiren bingung, kenapa HRD itu berjalan ke arahnya dan menatap padanya.
"Kau ikut aku ke ruanganku. Ada beberapa hal yang harus kita bahas."
Sungguh Shiren tidak mengerti dengan apa yang akan dibahas karena seingatnya tidak ada yang perlu dibahas, kinerjanya pun di perusahaan juga cukup baik, tapi mau tak mau Shireen pun bangkit dari duduknya kemudian mengikuti Helda.
"Silakan masuk!" Helda langsung mempersilahkan Shireen untuk masuk ke dalam ruangannya. membuat Shireen bingung.
"Kenapa Madam tidak masuk?" tanya Shireen menatap Helda dengan bingung.
" ada yang ingin bertemu denganmu, jadi kau masuk saja."
Jantung Shiren berdegup sangat kencang ketika mendengar itu, secara tiba-tiba dia malah mengingat Austin.
" ayo masuk!" Helda kembali berbicara hingga Shireen tersadar, dan pada akhirnya mau tak mau suka tak suka, Shireen pun langsung memutar gagang pintu dan benar saja ketika dia masuk Austin sudah duduk di sofa menatapnya dengan tajam.
Rupanya sedari awal Austin masuk ke dalam perusahaan, Austin sempat melirik Shireen sekilas jadi dia mengetahui bahwa adik-angkatnya bekerja di perusahaannya, tapi saat itu Austin memutuskan untuk membiarkan Shiren bekerja selama 1 bulan di sini, setidaknya sampai wanita itu mendapatkan gaji pertama, dan ketika sudah sebulan berlalu, akhirnya Austin memutuskan untuk datang ke perusahaannya dan memecat Shireen secara langsung, dia tidak mau wanita itu bekerja di perusahaan miliknya.
"kak-kakak!” panggil Shireen dengan terbata, jangan ditanyakan betapa terkejutnya Shireen bahkan wajah Shireen lebih dari sekedar memucat cenderung memutih.
" Aku bukan kakakmu panggil aku yang benar!” suara Austin menggelegar raut wajah kebencian tercetak jelas dari wajah Lelaki itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Muji Lestari Tari
siren hrs kuat demi llona
2025-01-08
0
🍒⃞⃟🦅Rivana84
msh bertanya2 apa alasan Austin membenci Shireen?
2024-09-27
1
🍒⃞⃟🦅Rivana84
kira2 apa ya alasan Austin membenci Shireen?
2024-09-27
0