Chapter 2

Di kediaman Abah Umar, semua anggota keluarga berkumpul di ruang tengah menunggu kepulangan anak bungsu Abah Umar.

Mereka semua kaget saat mengetahui kabar yang di beritahukan oleh Abah Umar jika putri bungsunya itu sudah salah pergaulan.

Memang Fifia selama ini tidak pernah memakai jilbab namun pakaiannya sangat tertutup jika berada di rumah maupun di luar rumah. Namun saat Abah Umar tak sengaja berpas-pasan di lampu merah tadi. Ia merasa murka dengan pakaian yang di pakai oleh putri bungsunya.

Bagaimana tidak, putri bungsunya itu memakai celana hitam panjang. Serta jaket kulit berwarna hitam dan mengendarai motor sport. Apalagi Abah Umar tidak pernah membelikan motor seperti itu. Selama ini Fifia jika berpergian sering menggunakan sepeda motor bermerk Scoopy.

Abah Umar merasa terkejut melihat putrinya malah salah pergaulan. Pakaian tomboy serta motor sport berwarna hitam yang di kendarai Fifia. Membuat Abah Umar merasa geram dengan tingkah putri bungsunya itu.

Sekitar pukul 21.35 Fifia baru sampai di rumah. Ia menggunakan rok panjang serta hoodie berwarna hitam putih. Rambutnya di kuncir layaknya ekor kuda.

"Assalamu'alaikum," ucap Fifia saat masuk rumah.

"Wa'alaikumsalam warohmatullah wabarokatuh." Mereka semua yang ada di ruang tengah menjawab dengan kompak.

Fifia mengernyit heran saat melihat semua keluarganya berada di ruang tengah.

Fifia menyalami semua yang ada di sana. "Lohh, kok tumben pada kumpul semua di sini. Ada acara apa nih?" Fifia duduk di samping kakak iparnya.

"Lihat ini, Dek" Utsman Al Buchori kakak Fifia menyodorkan ponsel Abah Umar pada Fifia.

Fifia pun menerima ponsel tersebut dan betapa terkejutnya ia saat mendapati fotonya yang tengah bersama teman-temannya waktu di lampu merah. Tak hanya itu, ada juga fotonya yang tengah memasuki apartemen barunya bersama teman-temannya tadi.

Kenapa ponsel Abah nya ada foto dirinya bersama teman-teman geng nya? pikirnya.

"K-kenapa Abah punya foto ini? Abah dapat dari mana?" tanya Fifia.

"Itu tidak penting! Kamu sadar dengan apa yang kamu lakukan, Fia.? Jika di lingkungan ini ada yang tahu jika putri bungsu Abah ternyata orang yang ugal-ugalan. Mau di taruh mana muka Abah, Fia!" murka Abah Umar.

Fifia hanya diam menunduk tak berani menatap Abah Umar yang tengah murka.

"Besok, Abah akan memasukkan mu ke pesantren. Abah tidak ingin kamu menjadi orang yang nggak bener."

"Nggak mau! Fia nggak mau masuk pesantren. Pesantren itu banyak aturannya, nggak bisa keluar kemana-mana. Fia nggak mau, Bah!" mohon Fifia.

"Itu sudah keputusan Abah, Fia. Mau nggak mau kamu akan tetap Abah masukkan ke pesantren"

"Tapi Abah...." Fifia tak melanjutkan ucapannya karena Abah Umar sudah beranjak pergi.

Fifia menangis tergugu. "Sudah, Dek. Jangan menangis. Mungkin di pesantren itu lebih baik untuk, Adek" ucap Utsman menenangkan adiknya.

"Abang nggak ngerasain apa yang aku rasain. Di pesantren itu banyak aturannya, Bang. Nggak bisa bebas. Fia nggak suka masuk pesantren"

"Adek dengerin, Abang. Pesantren itu tempatnya lebih indah dari pergaulan Adek yang bebas itu. Di sana banyak kegiatannya dan banyak pahalanya. Di pesantren juga banyak temannya, lebih seru. Lagian di dunia ini hanya sementara, Dek. Kita harus menyiapkan bekal untuk akhirat kelak. Jika Adek suka bergaul dengan teman-teman yang nggak jelas. Kelak Adek mau jadi apa? Bekal Adek di akhirat kelak apa? Jika Adek masuk pesantren. Insyaa allah Adek pasti akan mendapatkan bekal yang cukup untuk akhirat kelak"

"Iyaa, Fi. Apa yang di katakan Bang Utsman itu benar. Mungkin Fia akan lebih baik berada di pesantren dan memiliki bekal yang cukup untuk akhirat kelak" timpal Zafirah istrinya Utsman.

Ummah Kulsum mendekati sang putri dan memeluknya. "Benar Sayang. Ummah juga nggak mau kamu salah pergaulan. Ummah ingin kamu menjadi anak yang sholehah dan berbakti sama orang tua. Kamu masuk pesantren yaa, Sayang."

Dengan berat hati Fifia pun mengangguk pelan. Mau menolak pun pasti keputusan Abah Umar akan tetap sama, tidak bisa di ubah.

Ummah Kulsum menghapus sisa air mata yang membasahi pipi putri bungsunya. "Sekarang kamu istirahat, besok Ummah bantu kamu beres-beres barang untuk di bawa ke pesantren."

"Iyaa Ummah." Fifia pun pergi masuk ke dalam kamarnya.

"Kenapa jadi begini sih? Gua jadi nggak bisa bebas. Mana lusa ada pertandingan balap motor lagi. Mau bujuk Abah pasti juga nggak bakal merubah keputusannya. Aahhh.... Sial." Fifia mengusap wajahnya gusar.

Fifia menelpon Tania memberi kabar padanya bahwa lusa ia tidak bisa tanding.

( Hallo Tania. Lusa gua nggak bisa tanding. Loe batalin pertandingannya yaa. )

( Lohh, kok tiba-tiba loe batalin, Fi. )

( Bokap gua tau kalau gua suka kumpul bareng kalian. Gua mau di masukin ke pesantren besok. )

( What? Loe mau masuk pesantren? Loe nggak bakal bisa ketemu lagi dengan kita-kita dong? Loe juga nggak bisa balap motor lagi? Apa loe nggak bisa bujuk bokap loe, agar loe tidak di masukin pesantren? )

( Sudah keputusan Abah mutlak nggak bisa di ubah, Tan. Mau nggak mau gua harus masuk pesantren. )

( Yang sabar yaa, Fi. Maaf gua nggak bisa bantu loe apa-apa. )

( Hmmm... tolong loe cariin orang untuk ngurus apartemen dan juga mobil gua. Gua nggak mau apartemen dan mobil gua nggak terawat. )

Terpopuler

Comments

Thahira Ira

Thahira Ira

jalani saja fia itu resiko buatmu yg nggak patuh sama Abah...tapi aku yakin itu juga demi kebaikan fia kelak ...

2024-12-09

0

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

Nah lho..rasain anak badung...

2024-10-08

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Bab 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Draft
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142
143 Chapter 143
144 Chapter 144
145 Chapter 145
146 Chapter 146
147 Chapter 147
148 Chapter 148
149 Chapter 149
150 Chapter 150
151 Chapter 151
152 Chapter 152
153 Chapter 153
154 Chapter 154
155 Chapter 155
156 Chapter 156
157 Chapter 157
158 Chapter 158
159 Chapter 159
160 Chapter 160
161 Chapter 161
162 Chapter 162
163 Chapter 193
164 Chapter 194
165 Chapter 165
166 Chapter 166
167 Chapter 167
168 Chapter 168
169 Chapter 169
170 Chapter 170
171 Chapter 171
172 Chapter 172
173 Chapter 173
174 Chapter 174
175 Chapter 175
176 Chapter 176
177 Chapter 177
178 Chapter 178
179 Chapter 179
180 Chapter 180
181 Chapter 181
182 Chapter 182
183 Chapter 183
184 Chapter 184
185 Chapter 185
186 Chapter 186
187 Chapter 187
188 Chapter 188
189 Chapter 189
190 Chapter 190
191 Chapter 191
192 Chapter 192 TAMAT PART BONUS
Episodes

Updated 192 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Bab 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Draft
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142
143
Chapter 143
144
Chapter 144
145
Chapter 145
146
Chapter 146
147
Chapter 147
148
Chapter 148
149
Chapter 149
150
Chapter 150
151
Chapter 151
152
Chapter 152
153
Chapter 153
154
Chapter 154
155
Chapter 155
156
Chapter 156
157
Chapter 157
158
Chapter 158
159
Chapter 159
160
Chapter 160
161
Chapter 161
162
Chapter 162
163
Chapter 193
164
Chapter 194
165
Chapter 165
166
Chapter 166
167
Chapter 167
168
Chapter 168
169
Chapter 169
170
Chapter 170
171
Chapter 171
172
Chapter 172
173
Chapter 173
174
Chapter 174
175
Chapter 175
176
Chapter 176
177
Chapter 177
178
Chapter 178
179
Chapter 179
180
Chapter 180
181
Chapter 181
182
Chapter 182
183
Chapter 183
184
Chapter 184
185
Chapter 185
186
Chapter 186
187
Chapter 187
188
Chapter 188
189
Chapter 189
190
Chapter 190
191
Chapter 191
192
Chapter 192 TAMAT PART BONUS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!