Bab 5

Aku bosan, apa lagi yang harus aku kerjakan setelah ini, aku memang tidak bisa berdiam diri di rumah, aku harus bekerja. Ya ... Besok aku harus kembali ke kantor, selain aku bingung di rumah di kantor pasti pekerjaanku banyak, jika tidak begitu pasti di kerjakan oleh staf lain kasihan mereka.

Erica mencoba mencari hal yang dapat ia kerjakan sekarang , dia bolak balik keluar masuk kamar hanya untuk memastikan sesuatu .

"Haruskah aku masuk ke ruang kerjanya , tapi ... dia akan marah jika tahu "

Erica terdiam hanya tinggal selangkah lagi dia akan melihat ruang kerja yang selama ini menjadi tempat tidur Henry .

"tidak bisa, aku sangat penasaran ... "

Erica melangkah dan kini di hadapanya terlihat ruangan yang tersembunyi di antara kamar tidur yang di pisahkan kamar mandi dan ruang ganti , ruang kerja itu sangat rapi tak ada satu dokumen atau apapun itu di meja hanya ada 1 laptop disana , lalu ada sofa panjang yang selama ini di pakai Henry tidur. Erica mencoba untuk duduk disana .

"Sofa ini tidak senyaman tempat tidurnya , aku jadi merasa bersalah membuatnya tidur di tempat seperti ini setiap malam"

Erica mengambil vacum lalu dengan cepat dia mem vacum lantai dan mengelap semua yang ada disana tak terkecuali ada satu foto yang di letakan di rak buku , Erica mengambilnya,  ada foto keluarga disana , Henry dan kedua orang tuanya .

Setelah di ingat-ingat Erica belum bertemu dengan ayahnya sejak hari pernikahan itu. Erica mengembalikan foto itu ke tempat semula , saat sedang menunduk tanpa sengaja Erica melihat foto Theresa yang sudah di sobek oleh Henry foto itu di buang begitu saja di tempat sampah.

"sebenarnya mereka pasangan yang serasi , kasihan Henry "

Erica tak membuang sampah di dalam ruang kerja itu, dia membiarkannya karena tak ingin ketahuan oleh Henry jika dia baru saja membersihkan ruanganya .

Baru jam 6 sore tapi Henry sudah bersiap untuk pulang, dia membereskan meja kerjanya lalu memasukan laptopnya ke dalam tas ,

Ben menghampirnya untuk makan malam bersama salah satu klien .

"kau sudah siap ?" tanya Benny

"hm, aku akan segera pulang "

"pulang ?? kau lupa hari ini ada makan malam dengan klien ?"

"hari ini ?" Henry mengernyitkan keningnya

"kau sendiri yang menentukan harinya kan ?" ujar Ben mulai meninggikan suaranya.

"bisa kau revisi jadwalnya?" pinta Henry

"tidak , mereka sudah tiba di sana "

Sayang sekali padahal Henry ingin segera pulang untuk memastikan keadaan Erica , tadi pagi saat berangkat kerja, Henry tidak melihat Erica di rumah, dia berpikir jika Erica sedang berjalan pagi di komplek untuk mendapat angin segar , jadi malam ini dia harus melihatnya .

"Hen !!" panggil Ben

"hm"

"kenapa melamun , ayoo..."

Henry mengikuti Ben yang sudah berjalan lebih dulu , mau tidak mau dia harus menghadiri makan malam yang sudah dia janjikan pada klien .

Sepanjang makan malam Henry tidak tenang dia ingin menghubungi Erica namun tidak tahu harus bagaimana ,

Beberapa kali dia menatap ponselnya dengan nama Erica di sana , dia  tinggal menekan panggilan saja jika ingin mengetahui keadaannya sayangnya harga dirinya tidak merelakan dia melakukan itu .

Syukurlah Henry tiba di rumah jam 8 malam, lebih cepat sejam dari jadwal yang sudah di buatnya, Henry langsung meninggalkan restoran bahkan ketika klien mengajaknya untuk mengunjungi bar dia menolak dengan tegas, dia harus memastikan kondisi Erica.

Henry segera masuk ke dalam rumah namun rumah dalam ke adaan kosong , Henry mencari Erica di kamar tapi tak menemukanya , mau tidak mau dia pun menghubungi Erica .

Drttt .. Drrrttt

Suara getaran membuat Henry melihat ke arah meja di depan tv , dia pun mengambilnya ponsel tersebut.

"kemana dia ? kenapa tidak membawa ponselnya ?"

Henry mulai cemas , kemudian dia mendengar ada suara di halaman depan , dia segera keluar rumah , melihat Erica di halaman sedang bermain bersama seekor kucing .   Henry menarik nafas lega tanpa menghampiri Erica.

Sepertinya Henry sudah di rumah , tumben sekali dia jam segini sudah pulang , apa dia sudah makan ? tunggu... kenapa aku harus mengkhawatirkan hal itu ? dia pasti sudah makan seperti biasanya kan ? sudahlah ...

Setelah memberi makan kucing yang dia temui tanpa sengaja tadi pagi , Erica segera masuk ke rumah , Henry sedang duduk di sofa depan tv , dia nampak sibuk dengan laptopnya . Erica pun membiarkannya dia mencuci tanganya lalu pergi ke kamar .

Erica memeriksa ponselnya yang baru saja dia ambil dari meja, tanpa bicara sepatah katapun pada Henry.

Ck apa yang aku harapkan? ahh sial !

Henry berharap jika saja Erica akan menanyakan sesuatu padanya atau apapun itu setidaknya mereka bicara, tapi Erica tak mengatakan apa-apa dan langsung pergi ke kamar seolah dia tak terlihat .

Henry beranjak dari tempat duduknya menuju kulkas untuk mengambil minuman dingin, biasanya dia tidak pernah memperhatikan isi kulkasnya tapi kali ini mata Henry terus menatap setiap rak kulkas itu.

"dia tidak menyimpan banyak bahan makanan"

Henry kembali menutup kulkas itu lagi lalu kembali ke tempat dimana dia duduk sebelumnya.

Erica kembali keluar kamar saat menemukan panggilan tak terjawab di ponselnya.

"kau, menelponku?" tanya Erica

Henry tertangkap, dia melihat Erica yang sedang menatapnya.

"apa ada sesuatu?"

"tidak ada " jawab Henry cepat sebelum Erica menyelesaikan ucapanya

"ya, baiklah. Aku hanya memastikan"

Erica kembali ke dalam kamar, sedangkan Henry menarik nafas panjang lalu duduk dengan keras di sofa , seolah menyesali ucapannya.

Saat akan pergi tidur Erica mendapat telpon dari nomor tak di kenal, dia pikir bisa saja teman kerjanya karena dia tidak datang ke kantor sejak kemarin.

"hallo "

"dengan Erica?"

"ya , saya "

"Saya sekertarisnya Tuan Paul. Tuan mengundang anda untuk makan malam besok di hotel "

"apa ? besok ?"

"apa anda keberatan ?"

"tidak , saya akan datang besok "

"baik , jam 7 malam , saya akan kirimkan sopir untuk anda"

"baik. terima kasih"

Erica menutup telpon , perasaannya menjadi tidak tenang , dia melihat ke arah pintu kamarnya , dia harus mengatakanya pada Henry , tapi mungkin saja Henry juga di undang  oleh Tuan Paul . Erica berjalan kesana kemari sambil mengigit kuku jemarinya.

"sedang apa ?"

Erica melihat Henry memasuki kamar, dia menatapnya sebentar lalu membuang muka ,

"kau masih sakit ?" tanya Henry mendekat

"tidak, aku sudah lebih baik. Besok aku akan ke kantor"

"sebaiknya minggu depan saja , Mama juga sudah memberikan cuti untukmu kan?"

"aku bosan di rumah saja , aku juga sudah sembuh "

Henry semakin mendekat , di sentuhnya kening Erica perlahan .

"benar kan ? aku sudah tidak apa-apa " ujar Erica sambil menatap Henry

"ya sudah terserah kau saja "

Erica tersenyum senang , besok dia akan menemui Paul setelah pulang dari kantor , dia juga memikirkan harus memberikan apa pada Ayah mertuanya itu , lebih tepatnya mertua palsu .

"istirahatlah "

"hm, kau juga "

Henry melangkah menuju ruang kerja , Erica juga melangkah ke tempat tidur tapi kemudian dia memutar badannya , dia melihat Henry yang baru saja akan merebahkan badanya di sofa , Erica mengetuk meja yang ada di sampingnya.

"apa aku boleh masuk ?"

Henry mengangguk , Erica lalu menghampiri Henry dan duduk disana .

"baru saja sekertaris Ayahmu menelponku , Ayahmu ingin menemuiku saat makan malam , apa dia juga menelponmu ?" tanya Erica

"tidak "

Kenapa Papa tiba-tiba ingin bertemu Erica , apa yang akan mereka bicarakan , kenapa tidak menelponku , apa mereka akan bertemu berdua saja ?

"Henry "

"Huh?"

"aku hanya ingin tanya apa kesukaan Ayahmu "

"Uang " jawab Henry singkat

"apa ?? jelas-jelas kalian sangat kaya kenapa masih membutuhkan uang dari orang sepertiku  "

"kau tidak menyukai uang ?" Henry bertanya sambil menatap Erica di depanya

"hah, memang ada yang tidak suka dengan uang ? aku tidak bisa menemui ayahmu dengan tangan kosong , aku harus membawakan sesuatu untuknya" jelas Erica mulai kesal

"dimana kalian akan makan malam ?" tanya Henry melunak

"di hotel "

"kau bawakan saja ubi manis untuk papa"

"ubi ? hanya ubi ?" tanya Erica tak percaya

"hm, papa suka dengan ubi manis , kau bisa berikan setelah makan malam "

"baiklah , aku akan memasaknya besok pagi "

"kau tidak perlu memasaknya , beli saja "

"kenapa ? aku bisa "

"terserah kau saja " Henry menyerah pada Erica yang keras kepala

"Menurutmu apa Ayahmu akan membicarakan sesuatu padaku ? " tanya Erica lagi

"entahlah "

"atau mungkin dia akan memarahiku "

" kenapa Papa harus memarahimu ?" Henry tak mengerti dengan pemikiran Erica

"bisa saja kan , bisa saja Papamu tidak suka dengan pernikahan kita "

"kalau begitu jangan temui dia "

Erica menarik nafas panjang lalu pergi , seperti yang pernah di katakan Nathalie bahwa hubungan ayah anak itu tidak baik dan sudah berlangsung cukup lama jadi wajar jika Henry bersikap seperti itu tadi .

"baiklah , aku akan menemui Tuan Paul besok , sekarang sebaiknya aku tidur "

Erica beranjak ke tempat tidur membungkus dirinya dengan selimut dan tidur , sementara Henry dia mencoba mencari tahu apa maksud dan tujuan ayahnya menemui Erica tiba-tiba seperti itu, dia menghubungi sekertaris pribadi ayahnya menanyakan bagaimana suasana hati ayahnya akhir-akhir ini .

"Tuan Paul sedang dalam suasana hati baik, anda jangan khawatir "

"baik , terima kasih "

Henry menutup telponnya , dia menjadi lebih tenang setelah menghubungi orang terdekat yang paling tahu tentang ayahnya .

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!