Sampai saat ini rasa canggung masih jadi alasan kami tidak dekat, aku tidak mengharapkan banyak dari Henry , hanya sebuah obrolan .
Jika bukan sebagai istrinya aku ingin kami bisa berteman, sifat nya yang dingin itu berbanding terbalik dengan sikapku , sulit untuk mendekatinya. Padahal jika di pikir-pikir Henry itu pria yang baik, meski dingin dan bicara seperlunya dia berusaha agar membuatku tidak kesulitan tinggal dengannya.
Di sebuah rumah seorang wanita bergaun merah sedang menikmati teh hangat sambil menyaksikan ikan-ikan di kolam berenang kesana kemari, saat itu seorang gadis menghampirinya dengan tergesa-gesa.
"Mah... ada berita heboh, temanku baru saja memberitahuku kalau si anak manja itu menikah " ujar Yasmine pada Maria
"Apa !"
"Iya si Erica , anak tiri mama itu. Dia sudah menikah"
"Dari mana kamu dengar kabar seperti itu ?"
"Temanku yang bekerja di gedung pernikahan mengantakannya padaku"
"Biarkan saja " Maria acuh tak peduli
"Mah... Ada apa denganmu? Biasanya mama akan marah "
"Mama tidak peduli lagi denganya , biarkan saja"
"Apa mama akan diam saja setelah tau siapa pria yang di nikahinya itu ? Henry Kenneth Mah, dia itu pewaris perusahaan Kenneth storage , perusahaan properti terbaik saat ini, lalu yang aku baca ibunya juga pemilik perusahaan desain interior terbaik. Mereka bukan orang sembarangan ... Aku iri dengan Erica, ck ..andai aja itu aku , sayang sekali"
"Iri ? Kau bilang iri ? Lihat dulu pergaulanmu, kamu hanya bersenang-senang selama ini, seharusnya kamu bergaul dengan orang-orang kaya tapi kamu malah bergaul dengan gelandangan tidak jelas"
"Ihh mama , kenapa jadi marah sama aku "
Mereka berdua adalah ibu dan anak yang sudah membuat kehidupanku berantakan, aku sangat membencinya, begitu juga papa yang sama sekali tidak peduli padaku. Hubungan kami sudah terputus sejak 10 tahun lalu , dimana aku memilih jalanku sendiri hingga sekarang.
Hari ini sebelum kembali ke kantor Erica mendapat pesan dari salah satu temanya agar mampir untuk mengambil cake, yang sudah di pesan untuk di berikan pada klien ,Erica sedang berjalan sambil membawa sekotak kue di tanganya, saat akan masuk ke dalam mobil langkah di hentikan oleh wanita yang kini berdiri tak jauh darinya.
"Hai kak .."
Seketika raut wajah Erica berubah, ia tak menyangka akan bertemu orang yang seharusnya dia hindari, tanpa memperdulikannya Erica meletakan kue di kursi penumpang lantas berjalan menuju kursi kemudi.
"Kakak ... Kak Erica "
"Ada apa ? Apa maumu?" Tanya Erica dengan enggan
"Wahh ... Bukankah kita sudah lama tidak bertemu. Aku dengar kakak baru saja menikah, aku hanya ingin mengucapkan selamat padamu"
"Terima kasih "
Erica membuka pintu mobilnya namun segera di tahan hingga melukai tanganya.
"Ahh... Yasmine !"
"Ops, sorry, kenapa kakak main pergi gitu aja. Aku kan belum selesai bicara" ujar Yasmine
"Aku sedang tidak ingin bicara denganmu"
Mereka berdua saling beradu mulut, beberapa kali Erica berusaha membuka pintu mobilnya namun di halangi oleh Yasmine.
"Katakan apa maumu ?"
"Bukankah tidak adil jika kakak menikah tetapi aku tidak"
"Apa maksudmu ? Yasmine tolong... Aku harus segera pergi"
Yasmine lagi-lagi memandangi Erica dengan tatapan mata kasar, dia mendorong pundak Erica .
"Aku akan ikut kakak pulang ke rumah suamimu"
Yasmine masuk ke dalam mobil tapi Erica tidak menuruti permintaan Yasmine dan memilih meninggalkan mobilnya, Yasmine pun mengejarnya lalu dengan kasar menjambak rambut Erica yang tergerai.
"Ahhh... Yasmine lepaskan , sakit ! Ahhh... Yasmine " Teriak Erica
Bukan melepasnya Yasmine semakin kuat mencengkeram rambut dan mencakar tangan Erica, hal itu mencuri perhatian beberapa orang yang kebetulan lewat tak terkecuali Henry,yang pada saat itu ada disana bersama Benny.
"Hen... Istrimu "
Benny menunjuk ke arah Erica yang sedang meronta, tanpa pikir panjang Henry langsung berlari di ikuti Benny.
"Lepaskan Yasmine, sakit !! Apa begini caramu memperlakukan orang dewasa ?"
"Aku hanya minta di ajak ke rumah suamimu kenapa tidak boleh, sombong sekali .. nih rasakan "
"Akhhhh.... "
Henry yang tiba saat itu langsung meraih tangan kiri Yasmine dengan sekali tarik Yasmine pun terjatuh.
"Siapa kau ???"
Henry berdiri di hadapan Erica sambil menggenggam tangan Erica dengan erat.
"Apa masalahmu sampai berbuat kasar seperti itu?" Tanya Benny tak kalah kesal
"Siapa kalian?? Beraninya mendorongku ... Jangan ikut campur masalah kami "
Yasmine berdiri dan mendekat, seketika Erica langsung bersembunyi di balik punggung Henry.
"ada masalah apa kau dengan istriku ?"
Mendengar Henry menyebut istri seketika jantung Erica berdegup kencang.
"Ahh kamu suaminya . Bagaimana bisa kamu menikahi wanita seperti ini ? Seharusnya kamu pilih yang lebih baik”
Yasmine memperhatikan Henry dari ujung rambut hingga kaki ,begitu juga dengan Benny yang berada tepat di samping Henry turut melindungi Erica.
“bicara apa kau ini ?” tanya Benny kesal
“ ingat ya kak urusan kita belum selesai "
Yasmine berlalu meninggalkan mereka dengan kesal. Henry membalikan badanya , dengan cepat Erica melepaskan tangan Henry yang sejak tadi menggenggamnya.
"Kamu tidak apa-apa ?" tanya Henry
Erica menggelengkan kepalanya pelan, ia merapihkan rambutnya yang di buat acak-acakan oleh Yasmine.
"Kamu sedang apa disini?" tanya Henry lagi
"Aku sedang mengambil pesanan cake dari kantor, ahhh sepertinya aku harus cepat “
Erica bersiap pergi tapi di tahan oleh Henry
"Dengan kondisimu seperti ini ? Sebaiknya kamu pulang saja "
"Tapi ..."
"Aku akan mengantarmu pulang, Ben bisa bantu aku bawa mobilnya Erica kan ?" tanya Henry pada Ben
"Hmm tentu saja"
"Tapi aku harus…"
"Jangan khawatir aku akan membawanya ke kantor tante Nathalie"ujar Benny
"Benny benar, aku juga akan nelpon mama, ayo..."
Erica memberikan kunci mobilnya sebelum tanganya kembali di genggam oleh Henry, entah kenapa rasanya dia bahagia sekali di perlakukan seperti itu oleh Henry, apalagi dengan tegas dia menyebut dirinya Istri.
Selama perjalanan Henry tak menanyakan apapun, begitupun Erica yang memilih diam hingga mereka berdua sampai di rumah.
"Duduklah aku akan ambilkan obat "
Erica duduk menunggu sambil menatap kosong, tak lama Henry kembali dengan 1 kotak obat , dia meraih tangan Erica yang terkena cakaran Yasmine.
"Ah..aku akan melakukanya sendiri"
Erica berusaha mengambil obat yang di pegang Henry.
"Setelah ini istirahat saja di rumah "
Seolah tak mendengarkan Erica , Henry terus mengoleskan obat di tangan Erica dengan lembut.
"Ada lagi yang terluka ?" tanya Henry
Erica menggelengkan kepalanya kecil.
"Terima kasih "
"Aku akan kembali ke kantor , istirahat saja di rumah "
"Hmm" Erica mengangguk
Henry kembali berlalu meninggalkan rumah sambil menghubungi Nathalie , dengan senang hati Nathalie memberikan ijin Erica cuti bahkan jika perlu beberapa hari ke depan.
Aku sangat bersyukur Henry datang menyelamatkanku, sejak dulu Yasmine memang sangat kasar dan aku tidak bisa melawanya , pernah di waktu itu aku melawanya namun pada akhirnya aku harus mendapat hukuman dari papa, sejak kejadian itu aku memilih menghindari Yasmine.
Malam ini Erica tidur dengan gelisah, ia beberapa kali terbangun dengan keringat dingin ,rupanya pertemuanya dengan Yasmine membuat dirinya mengalami mimpi buruk.
Henry pulang seperti biasa, rumah sangat sepi hanya ada lampu dapur yang menyala, ia bergegas ke kamar memeriksa Erica jika terjadi sesuatu.
Rupanya dia tidur, tapi ini masih jam 9, dia tidak biasanya tidur jam segini. Wanita tadi , siapa dia ? Nampaknya Erica sangat tertekan bertemu dengannya.
Saat akan kembali menutup pintu, Henry mendengar suara isakan , dengan hati-hati dia mendekati Erica.
"Erica ..Erica !!!"
Henry membangunkan Erica karena kondisinya yang tidak stabil, tubuhnya demam dan mengeluarkan keringat dingin memenuhi wajahnya.
"Erica !"
Sekali lagi Henry menepuk pundak kecil itu perlahan, Erica membuka matanya, dia terdiam menatap Henry.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Henry
Erica lantas bangun memeluk erat Henry. Buliran air matanya mengalir deras di pundak pria itu. Meskipun canggung Henry memberikan tanganya untuk sekedar menepuk pelan punggung Erica.
Hangat, kenapa tubuh ini sangat hangat, rasanya semua ketakutanku hilang saat ini. Apa yang terjadi denganku, seharusnya aku tidak melakukan ini, tapi memeluknya ... Ini nyaman sekali . Aku tidak ingin melepasnya .
"Ah... Maafkan aku "
Erica dengan cepat melepas pelukanya, ia juga menghapus air matanya.
"Maaf " ujarnya sekali lagi
"kamu tidak apa-apa?" tanya Henry
"Hmm"
Erica menjawab sambil menggelengkan kepalanya, dia tidak mungkin bilang jika baru saja dia bermimpi buruk , ada batasan yang tidak boleh di langgar olehnya . tiba-tiba saja Erica merasakan sentuhan di keningnya ,
"Kamu demam, mau pergi ke rumah sakit?"Tanya Henry
"Tidak perlu, aku tidak apa-apa tadi sudah minum obat"
"Kamu yakin ?"
"Hmm, terima kasih "
Erica bangun dari tempat duduknya, saat ia berdiri tiba-tiba badanya lemas, dan terjatuh.
"Ah... wah kenapa denganku?" ujar Erica bingung
"Kita ke rumah sakit sekarang "
Aku sudah menolaknya , tapi Henry memaksa apa boleh buat , tidak ada salahnya aku menerima perhatian darinya , sejujurnya aku sangat senang di perlakukan seperti ini.
Tak lama merekapun tiba di rumah sakit, dokter memeriksa keadaan Erica dan menyampaikan jika Erica hanya mengalami kelelahan, dia di haruskan istirahat yang cukup, tidak perlu rawat inap karena kondisinya membaik.
“Terima kasih Dok “
Henry kembali mendekati Erica setelah bicara dengan seorang dokter, Henry duduk di samping tempat tidur dan terus memperhatikan Erica yang menjadi salah tingkah.
“aku boleh pulang sekarang ?” tanya Erica sambil menatap Henry di hadapanya
“setelah infusnya habis. Tidur saja dulu”
Aku lirik jam tanganku sudah jam 11 , lalu aku lihat Henry yang hanya duduk di sampingku sambil menyilangkan kedua tanganya , ini sangat canggung. Kenapa dia tidak pergi saja … tidak , tunggu sebaiknya dia tinggal disini , aku bisa menatapnya dalam diam.
“kau pasti lelah ?" tanya Erica tak enak hati
“ya “ jawab Henry pendek
“maaf” ucap Erica lirih
Henry tak menjawab dia hanya diam menatap Erica.
“sudah istirahat saja “
Baiklah , aku pejamkan mataku , ahhh… aku sudah berusaha tapi tidak bisa , aku berulang kali menatap Henry sampai aku lihat dia mulai mengantuk , ini tidak boleh terjadi.
Henry hanya akan mengijinkannya pulang jika infusnya sudah habis, tapi sekarang Henry mulai lelah dan mengantuk,cara satu-satunya adalah membuat cairan infus itu masuk ke dalam tubuhnya, lebih cepat dari yang sebelumnya , benar saja Erica melakukan hal itu, hingga dirinya merasa mual tapi di tahannya . tak berapa lama infus pun habis , mereka bersiap untuk pulang .
Aku tidak melihat sosoknya yang dingin hari ini, diam-diam dia terus memperhatikanku, senangnya... Apa itu artinya aku punya kesempatan untuk lebih dekat dengannya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Tini Timmy
lanjut....
2024-06-11
0