PEMAKAMAN RUDI

Keesokan harinya...

Langit mendung menyelimuti ibu kota, mengiringi kepergian Rudi Affandi ayah Gisella.

Siang hari seakan sudah senja. Ella di dampingi Leonard serta seluruh kerabat dan rekan-rekan keluarga mereka menghantarkan kepergian Rudi ke peristirahatan terakhir nya.

Langit yang biasanya di sinari cahaya matahari itu, tiba-tiba mendung tertutup awan hitam.

Wajah-wajah tampak berduka dari semua yang hadir. Gaun hitam dan kerudung hitam membalut tubuh Ella dan kepalanya. Gadis itu tidak dapat menutupi rasa sedih. Ia sangat terpukul atas kepergian sang ayah.

Semalaman Ella menangis sesenggukan, walaupun Meyda dan Leo sudah menenangkan nya tapi perasaan Ella tetap saja seperti diiris-iris kepedihan.

Meyda duduk di atas kursi menatap gundukan tanah yang sudah tertimbun. Sungguh kepergian suaminya secara tiba-tiba membuat wanita itu kehilangan separuh jiwa nya. Catherine menemani Meyda, berusaha menghibur besannya itu.

Kini Ella menaburkan bunga segar di atas makam ayahnya. Tubuhnya tiba-tiba limbung seperti mau pingsan. Beruntung Leonard memegang bahu Ella.

"Sebaiknya kita duduk. Kamu semalaman tidak istirahat. Tidak mau makan juga", ujar Leo kuatir dengan kondisi Gisella yang nampak begitu pucat. Ia menuntun Ella duduk di samping Meyda.

Leo menggenggam jemari tangan Ella. "Jika kamu ingin bersandar, bersandar lah pada bahu ku. Aku tidak ingin kamu sakit Ella", ucap Leo terdengar begitu lembut dan penuh perhatian. Seperti bukan Leonard yang Gisella kenal beberapa hari ini.

"Terimakasih kak. Aku tidak apa-apa", ucap Ella mendengarkan pembacaan riwayat ayahnya.

Ella tidak tahan juga, ketika adik papanya Beni menangis saat menyebut Rudi Affandi adalah sosok kakak yang baik dan mengayomi keluarga mereka.

Akhirnya air mata Ella tumpah lagi. Kali ini ia benar-benar membutuhkan tempat untuk bersandar. Ella menangis dan menyandarkan kepalanya pada bahu Leonard.

Leo menyadari nya, ia semakin mengeratkan genggaman tangannya. Membawa tangan Ella di atas pahanya sambil mengecup lembut pucuk kepala Gisella.

*

Di kediaman keluarga Ella baru saja mengadakan doa bersama. Sebagian sudah kembali ke rumah masing-masing. Hanya ada keluarga dekat yang menginap di sana menemani Meyda.

Hari sudah semakin malam. Jam di dinding menunjukkan pukul dua belas.

Leonard memutuskan malam ini menginap di rumah orang tua Ella. Kini ia menuntun Ella menaiki tangga. Sejak tadi Meyda dan Catherine menyuruh Ella istirahat, namun Ella tetap mengikuti doa bersama kerabatnya hingga selesai.

"Rebahkan tubuh mu. Istirahat lah Ella. Kamu pasti lelah", ucap Leonard membantu Ella naik ke tempat tidur di kamarnya.

Seperti anak kecil, Gisella begitu patuh pada Leonard.

"Pejamkan matamu, berusaha lah untuk tidur malam ini", ucap Leo menarik selimut menutupi sebagian tubuh Ella.

Ella mengikuti saran Leo untuk memejamkan matanya.

Di luar hujan turun deras sejak selesai dari pemakaman tadi. Tentunya udara malam terasa dingin.

"Aku akan beristirahat di kamar Maya–"

Ella kembali membuka kedua matanya. Spontan memegang tangan Leonard. Menahan laki-laki itu.

"Maukah malam ini kakak menemani ku", pinta Ella lirih nyaris tidak terdengar.

Namun Leo bisa menangkap nya. Leonard menatap intens wajah Ella yang sangat pucat dan mata bengkak karena terlalu banyak menangisi kepergian ayahnya. Di tambah memikirkan rumah dan toko yang rintis kedua orang tuanya akan di sita bank. Begitu banyak beban pikirannya hari ini. Ella membutuhkan seseorang menemani nya.

Ella tahu Leo pasti akan menolak permintaan nya. Ella mengerti. Mereka tidak sedekat itu. Namun Ella begitu merasa tenang sejak ayahnya meninggal Leonard selalu ada didekatnya. Bahkan di pemakaman laki-laki itu mengizinkan Ella bersandar padanya. Gisella begitu merasakan ketenangan yang ia butuhkan sekaligus merasa terlindungi.

Ella melepaskan pegangan tangannya. "M-aaf kan aku..

Ella membalikkan badannya. Memiringkan tubuhnya membelakangi Leonard yang masih berdiri di dekat tempat tidur.

Ella meringkuk di atas tempat tidur sambil memeluk lututnya. Sendirian. Ella memikirkan seandainya saat ini ada Maya, ia pasti tidak akan seperti ini. Maya yang selalu bersikap dewasa pasti akan memeluknya dengan hangat.

Seperti sekarang Ella merasakan kehangatan itu ketika tangan kokoh memeluknya erat dari belakang.

Aroma sandalwood begitu memenuhi indera penciuman Gisella. Membuatnya tenang dan damai.

Hembusan nafas terdengar begitu dekat dengannya.

"Pejamkan matamu. Aku akan menemanimu, Gisella", bisik Leonard begitu lembut dan tanpa jarak dengan Ella kini.

Ella menurutinya. Tanpa merubah posisinya yang berada di tengah-tengah tempat tidur itu.

*

*Aku tidak menyangka kamu tega sekali pada ku Ella. Leonard suami ku. Sampai kapanpun kau tidak berhak memilikinya. Kamu jahat Ella...Aku menyesal memiliki adik seperti kamu Ella. Kamu jahattt...

"Kak Mayaaa..

Seketika Ella melonjak bangun dan terduduk.

Pekikan Ella membuat Leo yang terlelap spontan bangun dan duduk juga. Menatap Ella yang terlihat sangat syok.

"Ella ada apa?", tanya Leonard sambil meraba kening gadis itu kalau-kalau ia mengalami demam, hal biasa terjadi ketika dirundung masalah beban pikiran.

Ella mengangkat wajahnya menatap Leonard. "Kak Maya marah padaku. Ia menuduh ku merebut mu dari sisinya", ucap Ella terdengar lirih. Begitu juga dengan nafasnya terdengar menderu.

Leonard mengusap lembut wajah putus asa Ella. Kini kedua tangannya telah membingkai wajah putus asa gadis itu. Keduanya begitu dekat tanpa jarak.

Leonard yang memulainya. Menyatukan bibirnya pada bibir Ella yang bergetar dan terasa begitu dingin. Ciuman itu tidak menuntut dan mengintimidasi. Tapi terasa begitu lembut.

Ella membuka mulutnya. Bukan suatu penolakan Ella. Leonard memperdalam ciumannya melumatt bibir atas dan bawah Ella bergantian.

Beberapa saat Ella hanya diam tanpa balasan, namun tidak menolak nya karena sejujurnya ciuman Leonard membuat Ella seketika melupakan permasalahan yang menghimpit dadanya.

Bahkan kini jemari tangan Leonard merambah menyusuri tubuh Gisella mengusap lembut perut rata Ella dan mendorong pelan tubuh Ella membuat gadis itu terlentang di bawah kungkungan tubuh atletisnya.

Ella membalas ciuman Leonard yang semakin bergairah. Kedua tangannya melingkar memeluk leher laki-laki itu.

Sementara jemari tangan Leonard menyelusup masuk melalui gaun tidur Ella. Perlahan mengusap paha Ella hingga atas, tanpa melepaskan pangutan bibir keduanya berciuman mesra.

Remasan di dada Ella membuat gadis itu tersadar.

"K-ak..Aku Ella bukan Maya".

Perkataan Ella seketika menyadarkan Leonard.

Keduanya bertatapan. Menghentikan cumbuan. Nafas keduanya saling berpacu cepat.

"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud mengambil kesempatan karena keadaan mu sedang dirundung kemalangan. Jangan takut pada ku, aku tidak akan menyentuh mu jika kamu tidak menginginkan nya Ella. Aku bukan pecundang yang mengambil kesempatan di saat orang itu sedang bersedih", ucap Leo menjauhkan tubuhnya dari Ella.

Laki-laki itu terlentang sambil menatap langit-langit kamar Ella.

Ella menyandarkan kepalanya pada perut datar Leonard. Memiringkan wajahnya menatap laki-laki itu sembari memainkan kancing-kancing kemeja berwarna hitam yang membalut tubuh atletis Leonard.

Tidak ada yang bicara, yang terdengar saat ini hanya helaan nafas masing-masing. Namun jemari tangan Leonard mengusap lembut wajah Ella yang memiliki kulit bersih begitu halus dan lembut.

...***...

To be continue

Tinggalkan komentar kalian ya 🙏🏻

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

tak apa2 Ella .. kalian udah sah sebagai pasangan suami istri

2024-12-25

0

Rahmawati

Rahmawati

untung aja ella sadar😂

2025-02-19

0

Arina Handra

Arina Handra

lanjut kak😘

2024-10-17

0

lihat semua
Episodes
1 AWAL MULA
2 TUDUHAN LEONARD
3 PENGHARAPAN
4 KEPUTUSAN
5 BERTEMU CATHERINE
6 VISUAL
7 MENGIKUTI LEONARD
8 PERNIKAHAN
9 TAK SESULIT YANG DIBAYANGKAN
10 ATURAN LEONARD UNTUK ELLA
11 SUASANA RUMAH YANG BERBEDA
12 RUMAH IMPIAN ELLA
13 KERAGUAN
14 INGIN TAHU TENTANG GISELLA
15 HARI PERTAMA KERJA
16 BERITA MENGEJUTKAN
17 PEMAKAMAN RUDI
18 TELAH MEMBUKA DIRI
19 KEMBALI DINGIN
20 MELANGGAR ATURAN
21 TIDAK AKAN MELEPASKAN GISELLA
22 PERATURAN DIBUAT UNTUK DI LANGGAR
23 SELALU ADA UNTUK ELLA
24 PENGAKUAN LEONARD
25 PENGAKUAN LEONARD II
26 PROTES
27 MAYA SADAR
28 SEMAKIN MENGAGUMI LEONARD
29 PERTENGKARAN
30 PERPISAHAN
31 DUA TEMPAT BERBEDA
32 FRUSTASI
33 MENOLAK PERMINTAAN HARTONO
34 MENCARI ELLA
35 HILANG BAGAIKAN DI TELAN BUMI
36 MENCARI ELLA II
37 GISELLA
38 POSITIF HAMIL
39 BERAKHIR
40 WISUDA
41 MELEPAS RINDU
42 BERITA YANG MENGEJUTKAN
43 MEMULAI LEMBARAN BARU
44 JEALOUS
45 HONEYMOON
46 KEMBALI KE JAKARTA
47 MENGUNJUNGI MEYDA DAN MAYA
48 MENGUNJUNGI MEYDA DAN MAYA II
49 KEJUTAN LEO UNTUK ELLA
50 MEWUJUDKAN IMPIAN ELLA
51 8 BULAN
52 PEMIMPIN DIVISI AROGAN
53 MAKAN MALAM BERSAMA
54 TAS YANG TERTUKAR
55 INCIDENT
56 KUNJUNGAN MEYDA
57 KEPANIKAN DI DUA TEMPAT BERBEDA
58 BERTERIMA KASIH
59 MENGKUATIRKAN SHANE
60 BREAKFAST BERSAMA
61 PERSALINAN GISELLA
62 VISUAL SHANE-NIKKI
63 UNGKAPAN PERASAAN SHANE
64 PULANG KE RUMAH IMPIAN
65 PERMINTAAN MAAF MAYA
66 MENDADAK SAKIT
67 TERNYATA MEREKA KEMBALI BERSAMA
68 PATAH HATI LAGI
69 KAMU...
70 SHANE-NIKKI
71 BERKENALAN DENGAN KELUARGA NIKKI
72 TORONTO
73 PERNIKAHAN SHANE-NIKKI
74 TIKET HONEYMOON
75 KEPERGIAN MAYA
76 KEBAHAGIAAN DI DUA TEMPAT
77 DEVAN MENUNTUT HAK ASUH ATAS NOAH
78 MALAM TERAKHIR DI KOTA VENESIA
79 BERTEMU MANTAN
80 TESTPACK
81 GARIS 2
82 SHOCK
83 KONTROL PERTAMA'
84 KEMBALI BEKERJA
85 ATURAN LEONARD
86 BERBICARA DENGAN NIKKI
87 WEEKEND
88 KABAR GEMBIRA
89 NGIDAM
90 HAPPY FAMILY
Episodes

Updated 90 Episodes

1
AWAL MULA
2
TUDUHAN LEONARD
3
PENGHARAPAN
4
KEPUTUSAN
5
BERTEMU CATHERINE
6
VISUAL
7
MENGIKUTI LEONARD
8
PERNIKAHAN
9
TAK SESULIT YANG DIBAYANGKAN
10
ATURAN LEONARD UNTUK ELLA
11
SUASANA RUMAH YANG BERBEDA
12
RUMAH IMPIAN ELLA
13
KERAGUAN
14
INGIN TAHU TENTANG GISELLA
15
HARI PERTAMA KERJA
16
BERITA MENGEJUTKAN
17
PEMAKAMAN RUDI
18
TELAH MEMBUKA DIRI
19
KEMBALI DINGIN
20
MELANGGAR ATURAN
21
TIDAK AKAN MELEPASKAN GISELLA
22
PERATURAN DIBUAT UNTUK DI LANGGAR
23
SELALU ADA UNTUK ELLA
24
PENGAKUAN LEONARD
25
PENGAKUAN LEONARD II
26
PROTES
27
MAYA SADAR
28
SEMAKIN MENGAGUMI LEONARD
29
PERTENGKARAN
30
PERPISAHAN
31
DUA TEMPAT BERBEDA
32
FRUSTASI
33
MENOLAK PERMINTAAN HARTONO
34
MENCARI ELLA
35
HILANG BAGAIKAN DI TELAN BUMI
36
MENCARI ELLA II
37
GISELLA
38
POSITIF HAMIL
39
BERAKHIR
40
WISUDA
41
MELEPAS RINDU
42
BERITA YANG MENGEJUTKAN
43
MEMULAI LEMBARAN BARU
44
JEALOUS
45
HONEYMOON
46
KEMBALI KE JAKARTA
47
MENGUNJUNGI MEYDA DAN MAYA
48
MENGUNJUNGI MEYDA DAN MAYA II
49
KEJUTAN LEO UNTUK ELLA
50
MEWUJUDKAN IMPIAN ELLA
51
8 BULAN
52
PEMIMPIN DIVISI AROGAN
53
MAKAN MALAM BERSAMA
54
TAS YANG TERTUKAR
55
INCIDENT
56
KUNJUNGAN MEYDA
57
KEPANIKAN DI DUA TEMPAT BERBEDA
58
BERTERIMA KASIH
59
MENGKUATIRKAN SHANE
60
BREAKFAST BERSAMA
61
PERSALINAN GISELLA
62
VISUAL SHANE-NIKKI
63
UNGKAPAN PERASAAN SHANE
64
PULANG KE RUMAH IMPIAN
65
PERMINTAAN MAAF MAYA
66
MENDADAK SAKIT
67
TERNYATA MEREKA KEMBALI BERSAMA
68
PATAH HATI LAGI
69
KAMU...
70
SHANE-NIKKI
71
BERKENALAN DENGAN KELUARGA NIKKI
72
TORONTO
73
PERNIKAHAN SHANE-NIKKI
74
TIKET HONEYMOON
75
KEPERGIAN MAYA
76
KEBAHAGIAAN DI DUA TEMPAT
77
DEVAN MENUNTUT HAK ASUH ATAS NOAH
78
MALAM TERAKHIR DI KOTA VENESIA
79
BERTEMU MANTAN
80
TESTPACK
81
GARIS 2
82
SHOCK
83
KONTROL PERTAMA'
84
KEMBALI BEKERJA
85
ATURAN LEONARD
86
BERBICARA DENGAN NIKKI
87
WEEKEND
88
KABAR GEMBIRA
89
NGIDAM
90
HAPPY FAMILY

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!