awal hancurnya gang kapak

Dahulu, kota Oktavia adalah sebuah kota mati, kerena kota tersebut sering di serang monster. Sulit bagi para penjaga melindungi kota tersebut, karena wilayah nya yang terletak di antara 2 hutan besar.

Yaitu hutan Oktavia di sisi barat dan hutan kematian di sebelah timur, yang berbatasan dengan rawa kematian. Hingga suatu hari, pihak kerajaan mengirim 3 kesatria pedang terkuat. Untuk membasmi para monster yang menyerang kota Oktavia.

Setelah itu, kota Oktavia di jaga oleh 3 kesatria pedang tersebut dari serangan monster. Kota Oktavia mulai pulih kembali secara perlahan. Hingga suatu ketika seekor naga datang datang menyerang kota tersebut.

Ke 3 kesatria tersebut di buat kualahan oleh sang naga. Meskipun demikian mereka berhasil mengalahkan naga tersebut, walau banyak jumlah korban yang gugur termasuk salah satu dari 3 kesatria pedang.

1 tahun berlalu setelah meriahnya pesta. Ayunda pun memutuskan untuk membeli sebuah rumah, dengan uang yang telah dia kumpulan. Ayunda yang pergi menuju guild, menemui Lily dan meminta surat rekomendasi dari guild, untuk membeli sebuah rumah.

Akhirnya, Lily menunjukkan beberapa rumah yang mungkin cocok untuk Ayunda tempati. Mulai dari, sebuah rumah kecil di ujung gang yang dekat pasar, rumah megah di tengah kota, hingga rumah tua bekas bangsawan.

Dan Ayunda pun bergegas melihat satu persatu rumah yang di rekomendasikan oleh Lily. Tidak terasa waktu sudah senja, dan tidak ada satu pun rumah yang cocok untuk nya.

Hingga Lily menunjukkan sebuah rumah terakhir, yang berada agak jauh dari pemukiman warga. Rumah itu sudah sangat tua, mengingat banyak atap yang di tumbuhi tanaman merambat, dan kaca kaca jendela yang pecah.

Tapi rumah tersebut lumayan luas, hingga cukup untuk di tinggali 5 hingga 7 orang di dalam nya. Dan memiliki halaman yang luas, sehingga cocok untuk di jadikan taman.

Ayunda yang menyadari hal tersebut, memutuskan untuk membeli rumah tersebut. Mendengar keputusan Ayunda, Lily pun mengatur seluruh dokumen yang di perlukan.

Setelah Lily pergi, Ayunda menatap ke suatu tempat dimana dia menyadari, bahwa dirinya sudah di ikuti sedari tadi. Ayunda pun dengan cepat berlari mengejar sosok tersebut.

Aksi kejar-kejaran pun terjadi, walaupun tidak berselang lama. Ayunda berhasil menangkap sosok tersebut, dengan jeratan darah yang dia miliki.

"Siapa kamu, apa tujuan mu mengikuti ku?" Tanya Ayunda sembari mengancam, dengan menodongkan pedang darahnya.

Yuni.

Ras : human. Level : 31.

Max HP : 1000/1000.

Max Mp : 800/800.

STR : 50.

AGI : 70.

INT : 40.

VIT : 30.

DEX :60.

LUX :50.

Seorang assassin yang memiliki 2 skill own shadow dan shadow dagger.

*Own shadow's.

Adalah sebuah skill yang memungkinkan penggunanya memanggil bayangan menyerupai pengguna skill, memiliki 50% stat pengguna dalam waktu 10 menit, memiliki efek pengurangan hp 20% kepada si pengguna jika bayangan tersebut mati, couldown 30 menit

*Shadow dagger.

Adalah sebuah skill serangan mendadak yang mengincar titik vital dan efek negatif, memberikan 70 critical attack, couldown 15 menit.

Yuni berhasil lolos dari jeratan skill pasif Ayunda dengan skill own shadow's milik nya.

Berkat tetesan darah yang sengaja di tempelkan pada tubuh asli Yuni. Mudah bagi Ayunda pergi membuntuti Yuni yang pergi ke sarang nya.

Di sisi lain di dalam sebuah bangunan tua di dalam hutan. Yuni yang sedang melaporkan informasi yang sedang dia selidiki ke atasannya.

"Aku harap kau datang dengan membawa berita bagus!" Kata sesosok orang yang memiliki tubuh kekar di balik bayangan.

"Lapor tuanku, kurasa dia adalah wanita yang anda maksud!" Ujar Yuni sembari duduk layaknya memberi hormat.

"Lalu bagaimana dengan kemampuan nya?" Lanjutnya bertanya.

"Aku rasa dia tidak sekuat yang di rumorkan !" Jawab Yuni sambil menundukkan kepalanya.

"Baiklah habisi dia, jika memang dia yang menjadi penghalang, gagal nya misi untuk membunuh putri kaela!" Ujar nya dengan penuh amarah.

Belum sempat Yuni meng iyakan perintah pimpinan nya. Sesosok bayangan dengan mata merah mengeluarkan aura membunuh berdiri di samping tiang. Karena ruangan tersebut minim penerangan, dan hanya mengandalkan beberapa cahaya rembulan yang menembus jendela.

Sulit bagi Yuni dan atasnya untuk mengidentifikasi sosok tersebut.

"Tidak perlu repot-repot !" Kata Ayunda penuh amarah karena sudah mendengar percakapan mereka.

Ayunda pun langsung mengikat keduanya kedua dengan jeratan darah, dengan begitu cepat, ledakan besar terjadi di ruang tersebut yang membuat bangunan tua itu hancur berkeping-keping.

Tiba tiba angin pun bertiup kencang, menyapu debu sisa sisa ledakan dan cahaya rembulan dapat menerangi tempat tersebut. Yuni yang terikat oleh jeratan darah, terbaring lemas dan hampir tidak sadarkan diri terkena serangan tadi.

Pemimpin gank kapak.

Daffa.

Ras : human. Level : 45.

Max HP : 1000/1000.

Max Mp : 800/800.

STR : 70.

AGI : 60.

INT : 80.

VIT : 70.

DEX :60.

LUX :70.

Seorang tanker yang memiliki 2 skill aktif yaitu crushing axe dan splitting axe.

*Crushing axe

Adalah sebuah skill yang memiliki demage area dengan memberikan 70 psycal attack(+total stat) dan memberikan shield sebesar 30% selama 1 menit, memiliki couldown 15 menit.

*Splitting axe.

Adalah sebuah skill yang memiliki serangan tunggal dengan memberikan 70 psycal attack(+total stat) dan menyebabkan stun selama 1 menit di area tersebut, memiliki couldown 20 menit.

"Hoooh,,, bukan kah tidak sopan, seorang tamu tidak memperkenalkan diri?" Kata Daffa sambil tersenyum lebar.

"Ba,,,bagai,,mana bi,,,sa,,,?" Ucap Yuni yang terbata bata dengan tubuh yang lemas.

Ayunda pun yang terdiam, mencoba menjelaskan semuanya dengan menarik kembali percikan darah, yang dia tempelkan di pundak Yuni. Mereka berdua pun langsung mengerti akan situasi nya. Lalu Daffa perlahan berjalan menuju Yuni.

"Tu,,an,,,!" Kata Yuni seraya meminta pertolongan.

Belum sempat Yuni menyelesaikan perkataannya, Daffa pun memenggal leher Yuni dengan kapak besar yang dia pegang. Sontak Ayunda pun kaget melihat kejadian tersebut.

"Dasar tidak berguna, sudah kubilang jangan sampai meninggalkan jejak!" Ucap nya sambil menarik kapak nya yang berlumuran darah.

"Yang lemah sudah sepantasnya mati, benar kan penyihir darah ?" Ucap Daffa yang tersenyum puas sembari melihat ke arah Ayunda.

Daffa pun berlari dengan cepat kearah Ayunda sembari menyerang membabi buta. Pertarungan sengit pun terjadi hingga banyak serangan basic attack yang Daffa lancarkan. Ayunda yang cuman menghindar dan bertahan dari serangan tersebut mencoba membaca pola dan pergerakan Daffa.

Ayunda tidak menyadari serangan serangan tersebut cuman mengulur waktu, agar skill Daffa bisa aktif kembali. Lalu ayunda mencoba untuk menyerang balik dengan jarum darah nya.

Daffa yang menyadari serangan kejutan tersebut, mencoba menangkis dengan kapak nya dan menghindar. Daffa yang terkena beberapa tusukan jarum darah milik Ayunda, memutuskan untuk melompat ke arah belakang.

Setelah itu Daffa menyadari bahwa jarum jarum darah tersebut, memiliki effek negatif dan dia pun mencoba menetralkan efek tersebut dengan meminum poison pemulihan.

"Kurasa sudah cukup main mainnya!" ucap Daffa yang menyadari kedua skillnya sudah siap setelah meminum poison pemulihan.

"Bersiap lah penyihir darah!" Teriak Daffa sambil mengeluarkan seluruh aura nya.

Ayunda yang menyadari hal itu, mencoba mengikat dan menyerangnya dengan jarum jarum darah.

"Serangan kecil semacam ini tidak akan mempan padaku!" Teriak Daffa sambil mengaktifkan skill crushing axe.

Seketika jeratan darah milik Ayunda hancur dan jarum jarum darah terpantul, akibat Shield yang di peroleh akibat skill tersebut. Daffa pun terus berlari ke arah nya, dengan kecepatan penuh dan melompat sembari mengaktifkan skill splitting axe.

Ledakan besar pun terjadi, bersamaan dengan suara gemuruh di dalam hutan. Daffa pun tersadar bahwa serangannya tidak begitu berdampak pada tubuh Ayunda, dia melihat Ayunda yang terkena stun.

Daffa pun bergegas menyerang ayunda dengan satu tebasan kapak nya, hingga Ayunda terpental jauh.

"Hebat juga kau, memang benar rumor penyihir darah itu!" Ucap nya yang puas merasa kemenangan sudah berada di pihak nya.

Ayunda yang terbentur pohon akibat hempasan serangan tersebut tiba tiba terbangun.

"Ho... Masih bisa berdiri ya?" Teriak Daffa dengan keangkuhannya.

Seketika di dalam kabut asap itu terlihat sebuah pancaran sinar berwarna merah menyala, yang berasal dari mata Ayunda. Benar saja Ayunda mengaktifkan skill evil eyes nya.

"Sekarang giliran ku !" Kata ayunda dengan tatapan mata merah menyala, sambil mengusap darah yang keluar dari mulutnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***