Bab 3 Patah hati

Hari ini adalah hari penting keluarga Kaydansa, selain acara memperingati hari kematian kedua orang tua Vanilla hari ini adalah hari terpenting yaitu acara pertunangan antara Velo dan juga Maya, pertunangan terpaksa terjadi karena permasalahan salah satu bisnis milik Velo.

Lagi pula hubungan keluarga mereka baik.

Vanilla menatap cermin besar di kamarnya, lalu ia merias wajahnya sendiri sebaik mungkin dan pantas di pandang orang.

"hari ini adalah hari baru, dan aku harus bahagia. Kejadian tadi malam tidak menyurutkan niatan Daddy untuk tetap melanjutkan pertunangannya, jadi ... Karena aku sudah kalah di awal, biarkan saja Daddy bahagia dan aku tidak akan merusak kebahagiaan Daddy dan reputasi Daddy di kalangan pebisnis." Berusaha ceria namun naas, hari ini tepat peringatan kematian kedua orangtuanya, bagaimana mungkin lupa.

Kejadian seumur hidup yang akan selalu ada dalam memory nya, di tambah lagi hari ini pertunangan sang Daddy.

Acara di selenggarakan secara besar bahkan sampai ada media yang datang juga, namun Vanilla tak memperdulikannya ia hanya fokus pada seseorang yang berdiri di atas panggung dengan stelan pakaian berwarna navy tersebut, begitu juga dengan pasangannya, meskipun terlihat cocok dan serasi namun tidak bagi Vanilla.

hari ini adalah babak barunya masuk ke kehidupannya yang akan sendirian kedepannya.

'sesuai dengan janjiku dad, aku tidak akan berbuat macam-macam. Setelah acara pertunangan ini, akan ada acara peringatan kematian kedua orang tuaku. Bahkan film mereka telah tayang tadi di acara televisi besar negara ini, terimakasih dad telah berjuang hingga kini.' Vanilla tak kuasa menahan air matanya yang akan segera luruh.

Velo mencari sosok Vanilla, namun ia tak menemukan gadis itu di seluruh penjuru ruangan, lalu ia teringat jika hari ini hari kematian kedua orang tuanya, pasti Vanilla ada di pemakaman sekarang.

"Velo, kamu mau kemana?" tanya Maya yang menghentikan langkahnya.

"aku, aku ada acara penting. Bukannya kamu sendiri tau hari ini hari peringatan kematian kedua kakakku!" jawabnya beralasan.

Ya ... Maya taunya bahwa Vanilla keponakannya dan anak dari mendiang kedua kakaknya yang terkenal pada jamannya hingga kini.

Sebuah payung menutupi tubuh mungil dan terlihat sangat putus asa, bahkan gaun yang ia kenakan banyak lumpur karena hujan begitu hebat dan derasnya.

Ia menatap ke atas lalu terdiam.

"kenapa kemari?" tanyanya dingin.

"tidak kenapa-kenapa, hanya hawatir jika kamu jatuh sakit. Bukannya sama dengan kamu merepotkan aku kedepannya!" senyum Rosa tersenyum.

Ya, orang yang memberikan payung untuk menutupi tubuh mungil Vanilla yang sudah basah kuyup adalah Rosa, sahabat baiknya.

"yuk pulang, menangis di tempat ini tidak memberikan solusi kalau perasaan kamu dalam keadaan kacau Vanilla, pulang ke rumahku yuk." ajaknya lembut.

Vanilla menundukkan kepalanya lalu menganggukkan kepalanya.

"iya, ayo. Tapi pesankan Seblak ya, laper banget perutku dan perlu makan pedas-pedas ini untuk mengembalikan mood ku yang hancur-hancuran sekarang," masih sempat-sempatnya Vanilla bercanda.

Keadaan beginilah yang membuat Rosa tambah hawatir, pasti setelah itu ia akan demam dan lebih menyusahkan lagi.

"Cih, mood hancur juga ulahmu sendiri. Kenapa sok paling tersakiti, udah ku bilang ratusan bahkan ribuan kali kan. Tinggalkan laki-laki berengse* itu dan cari laki-laki yang mau sama kamu, ngapain juga sama laki-laki seperti dia, yang jelas-jelas gak akan bisa kasih kamu keturunan juga."

Yaps, ucapan Rosa benar. Daddynya meski tampan dan kaya raya, tapi Daddynya itu tidak akan pernah bisa memberikan seorang anak yang lucu ketika ia sudah menikah nanti.

"terkadang ucapanmu ada benarnya juga, tapi hari ini juga hari penting bagi ku," cicitnya.

"terus??? Sekarang kamu maunya apa lagi, perasaan kamu ini memanfaatkan kebaikan ku demi keuntunganmu sendiri deh?" menatap Vanilla tajam dengan tatapan heran padanya.

"ah, memang iya dan benar. Aku hanya memanfaatkan kamu saja, yang bayar apartemen dan kebutuhan sehari-hari gak kelihatan sepertinya?" membahas hal yang membuat Rosa kembali bersikap baik dan tidak perhitungan lagi.

"aish, kamu ini? aku hanya bercanda tadi, please kamu jangan menganggapnya serius oke," sambil memperlihatkan deretan giginya.

"sudah terlanjur menganggapnya serius." raut wajahnya penuh dengan emosi.

Sebenarnya ia tak ada niat hati untuk sedikit mengerjai sahabatnya, tapi mau bagaimana lagi ini adalah salah satu cara untuk mengembalikan mood-nya yang rusak tadi pagi, acara peringatan kematian kedua orang tuanya agar segera diadakan sekitar 2 jam lagi, 2 jam bukanlah waktu yang lama melainkan sangat singkat sekali sebab cara perjalanan antara apartemen ke rumah sekitar 15-an menit.

"perasaan dari dulu yang bayarin Daddy nya deh bukan dia, kenapa jadi dianya terlalu kepedean?" gumam lirih Rossa yang terdengar jelas di telinga Vanilla.

"aku masih mendengarnya dengan jelas, jadi tidak perlu menggunjing ku di depanku begini kayak nggak ada harga dirinya saja aku ini kamu bicarain tepat di sebelahku." sewot lagi.

"memangnya kamu masih punya harga diri? perasaan udah hilang deh harga diri kamu, apalagi setelah apa yang kamu lakukan selama 3 tahun ini secara konyol, apa kamu nggak lelah neng?" sambil menepuk pundak Vanilla berkali-kali.

Vanilla hanya memancungkan bibirnya sambil berpikir meski terkadang sahabatnya ini koplak tapi pikirannya selalu benar dan tebakannya tak pernah meleset.

"apa aku boleh ikut?" tanya Maya pada Velo berharap calon suaminya itu juga mengajaknya walau bagaimanapun Vanilla adalah calon keponakannya juga tidak mungkin ia tidak peduli dengan keluarga calon suaminya.

"Tidak perlu kamu di sini saja menyambut beberapa tamu, lagi pula jika kamu ikut nanti siapa yang akan menyambut tamu di kediaman ini." ucapnya ada benarnya juga.

Lagi pula ini adalah kesempatan jarang dan sangat emas sekali jika terlewatkan maka ia akan ditertawakan banyak orang nanti apalagi pengikut di Instagram dan sosial media lainnya itu sangat berpengaruh sekali untuk membangun karirnya sampai puncak.

"baiklah kalau begitu keputusanmu aku akan tunggu di sini dan menyambut beberapa tamu yang akan datang," sebenarnya Maya sangat tidak rela jika calon suaminya itu begitu perhatian pada vanilla.

Sejak awal ia itu tidak menyukai kehadiran Vanilla namun dengan terpaksa ia harus menerimanya sebab Vanilla bagaimanapun tetap keponakan calon suaminya itu yang Maya tau.

'awas aja kamu saat nanti waktunya tepat aku akan mengusir mu bahkan menghapus dirimu dari ingatan calon suamiku, tidak ada yang boleh memilikinya kecuali aku seorang hanya aku yang pantas bersama Velo Kaydansa karena dia adalah laki-laki mapan dan tampan.'

Maya tetap menampilkan senyum terbaiknya agar Velo semakin jatuh hati padanya, usahanya cukup lama dan sangat ketat bagaimana tidak saingannya banyak sekali tidak hanya satu dua orang melainkan puluhan orang banyak yang datang ke kantornya namun hanya di jam-jam tertentu entah apa yang sedang dilakukan saat di ruangan ada dua orang saja.

Maya berpikiran positif saja untuk saat ini, daripada iya kehilangan koneksi besarnya.

"baiklah, hati-hati di jalan." ucap Maya yang hanya mendapatkan anggukan kecil dari Velo.

Velo mengangguk sebelum ia akhirnya menjauh terkait dari Maya.

...BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!